PART 25

56.8K 3.9K 55
                                    

Author pove

Prilly menarik selimut sampai menutupi dadanya. Matanya masih menyala walau jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Ajakan roby untuk melihat pertandingan basket ali begitu menggiurkan untuknya. Tapi prilly takut pertahanannya roboh ketika harus melihat ali.

Di pejamkan matanya, ia harus mencoba tertidur atau jika tidak besuk dia akan bangun kesiangan dan terlambat masuk sekolah. Tapi semenit kemudian matanya terbuka lebar. Dia lupa, lupa akan sesuatu. Ponselnya. Ya ponsel miliknya, seharian ini dia benar benar tidak menyentuh sama sekali ponselnya.

Prilly terbangun dari tidurnya, berjalan ke arah meja belajar untuk mengambil ponsel miliknya yang berada dalam tas sekolah. Setelah ia mendapatkan ponselnya ia kembali rebahan di atas ranjang miliknya.

Ada beberapa pesan masuk dan dua panggilan tak terjawab dari ponselnya. Beberapa pesan dari abel dan papanya, panggilan tak terjawab dari nomor baru. Siapa? Prilly menautkan kedua alisnya melihat nomor asing yang tak ia kenali. Ia ingin mendial nomor itu tapi tidak mungkin ini sudah malam pasti dia akan mengganggu orang itu.

Di taruhnya ponsel itu di nakas samping ranjangnya. Tubuhnya kembali ia tutupi dengan selimut tebal yang hangat. Harapannya mendapatkan pesan dari ali benar benar hanya harapan. Sampai prilly tertidur ia masih berharap akan ada nama ali yang betengger di depan layar ponselnya esok.

******************

"Ran.. lempar ke gue.." randy melempar bola ke arah ali.

Hap !

Shoot !

Dengan mudah bola masuk ke keranjang, membuat riuh tepuk tangan para penonton pecah.

"Wah hebat lo bro..." ucap randy menepuk pundak ali. Ali mengedikkan bahunya sambil tersenyum. "Gue yakin minggu pasti kita menang " lanjut randy.

Ali duduk sambil menyesap minumanmya sampai tandas, latihan kali ini benar benar menguras tenaganya.
"Eh ran, lo punya gebetan di SMA DARMA?" Tanya ali pada randy yang tengah duduk di sampingnya.

"Gebetan?" Randy mengernyitkan kening "maksut lo apa li?" Lanjutnya meletakkan botol minuman kosong di dalam tas miliknya.

"Yaa gebetan di sana, soalnya gue liat lo ngebet banget pengen menang..." randy tergelak tangan kirinya menepuk nepuk bahu ali sebelah kanan.

"Li,li.. lo itu salah penafsiran, yaa kali gue suka cwek SMA DARMA lagian lebih cantikan cewek sini dari pada sana.." ujar randy pada ali.

"Masak? Lo tuh jangan bohong deh ran, lo sama gue kan udah 3tahun sekelas bareng. Gue tau lo punya gebetan di sana.."

"Sumpah gue gak punya pak.." randy menjentikkan jari telunjuk dan jari manis nya ke arah ali "gue tuh ngebet banget menang, soalnya gue mau pamer sama pacar abel kalo SMA kita lebih jago dari SMA DARMA"

"Pacar abel?" Kali ini ali yang bertanya bingung. Bukankah abel yang di prediksi ali kekasihnya randy tapi kenapa randy bilang pacar abel?.

"Yaap. Jangan berfikir kalo abel pacar gue. Big no !!" Ucap randy semakin membuat ali terlihat bingung.

"Gue sama abel itu sahabatan li, sejak SMP. Gue, abel, prilly anak kelas IPA 1. Lo tau kan prilly?" Ali mengangguk menanggapi ucapan randy.

"Tapi di tengah perjalanan persahabatan ada badai yang menghadang. Biasalah badai cinta.." kata randy mengenang.

"Lo naksir gitu sama abel??" Randy menggeleng, pandangannya menerawang jauh kedepan.

"Bukan abel yang gue suka, tapi prilly. Cewek yang lo bilang aneh dan pendiam itu lah yang bisa ngrebut hati gue. Berkali kali gue nyatain cinta tapi dia selalu nolak dengan alasan ia gak mau ngrusak persahabat yang udah terjalin lama." Randy menghentikan ucapannya, stelah ia rasa ali masih mendengarkan ia melanjutkan lagi "sampai suatu ketika gue lelah dan geram dengan ikatan persahabatan yang menurut gue jadi penghambat itu dan gue mutusin buat keluar dari persahabatan yang membuat gue memiliki sahabat yang setia. Gue ngerasa bodoh waktu itu..." randy menghembuskan nafas dalam setelah menyelesaikan bercerita.

FULL KISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang