PART 17

54.3K 3.2K 21
                                    

Author Pov

Dengan langkah tak bersemangat prilly turun dari mobil pribadinya. Sekian lama bersekolah di SMA ini baru kali ini ia malas sekali bersekolah terlebih ia merasa sangat kehilangan penyemangatnya setelah kejadian semalam.

Ya.. kejadian semalem terus saja berputar di otaknya. Bukan pertama kali ia menyatakan cinta pada ali dan ali akan diam dan bahkan tak segan segan membentaknya dan saat ali dengan jelas menolaknya dia masih saja bisa tersenyum dan merasakan bentakan ali seperti pernyataan cinta padanya.

Tapi kali ini beda. Ia merasa jatuh dan kalah telak kali ini. Dia sadar benar benar sadar sekali. Ali tak pernah mencintainya. Mungkin ali semalem diam saat ia menyatakan cinta padanya tapi diam ali seperti mewakili kata kalo prilly benar benar harus mundur. Tak ada lagi ruang untuk prilly.

Prilly menghembuskan nafas kasar. Perang batin dan logika pada dirinya benar benar menguras tenaga. Selama ini ia mencintai ali dengan hati sama sekali tak menggunakan logikanya. Ia rasa hati berperan penting soal cinta tapi kenyataannya logika pun harus terpakai. Bodoh. Baru kali ini ia merasa bodoh karna mencintai ali tanpa logika.

"Bengong aja lo.... " suara tiba tiba seseorang yang sudah mensejajari langkah prilly membuat prilly menoleh ke sumber suara.

"Eh kamu ran, ngagetin aja..."

"Yaa lo, dari tadi gue panggil panggil buat nungguin gue. Ee lo nylonong aja..." cetus randy. Prilly tersenyum. Benarkah randy memanggilnya dan ia tak mendengar itu.

"Maaf maaf...." ucap prilly.

"Never mind.. oh iya lo kenapa sih kayak males banget sekolah. Belum nyalin catetan lo..?"

Catetan?? Yaa karna ali, prilly harus sering meminjam catetan dari randy tanpa sepengetahuan randy kalo ali yang menyuruhnya menyalin catetan buat ali. Dan prilly selalu melakukannya dengan ikhlas dan penuh cinta.

"Apaan sih, aku kan anak rajin jadi gak mungkin kali aku ketinggalan pelajaran dan harus banget minjem catetan ke kamu..."

"Oh iyaa masak?? Lalu yang kemarin kemarin??"

"Oo itu itu akk...." kata prilly terhenti ketika ia menangkap sosok lelaki yang selalu membuat jantungnya berdetak tak karuan sedang berjalan menuju dirinya dan randy. Langkahnya terhenti seketika bahkan detakan jantungnya berpacu dengan cepat padahal ali masih jauh disana. Dan entah kenapa prilly baru pertama kali ini malas bertemu dengan ali.

"Itu apa ." kata randy yang mendengar jawaban ambigu dari prilly.

"Itu itu aku mau ke toilet ran, ke belet nih. Udah yaa bye..."

Belum sempat randy menjawab ucapannya tapi prilly sudah berlari duluan ke arah perpus? Tadi dia bilang mau ke toilet bukan. Aneh.

Ali menautkan alisnya saat melihat prilly yang tengah berlari. Dia tau tadi prilly sedang berjalan beriringan dan mengobrol dengan randy tapi kenapa ia malah berlari saat ali ingin menghampirinya. Oh bukan menghampiri prilly tapi randy.

"He rand..." sapa ali sudah berdiri di hadapan randy, randy membalikkan badannya. Yaa tadi ia menoleh kearah prilly yang berlari terbirit birit sperti orang ketakutan.

"Eh lo li, ada apa nih..." kata randy setelah mengetahui yang ada di hadapannya itu ali.

"Enggak, cuman mau bilang nanti kita latian basket setelah istirahat terakhir..."

"Siap, oh iyaa lawan kita minggu depan SMA DARMA kan??"

Ali mengangguk mengiyakan.

"Bagus banget , gue bantai nanti pacarnya si abel..." kata randy penuh semangat.

Ali tersenyum. Dia sudah tau tentang abel dan pacarnya yang sama sama sekolah di SMA DARMA karna prilly tanpa sengaja terkadang menceritakannya.

Tapi kenapa randy bersemangat seperti itu? Apa randy mencintai abel?. Mungkin saja buktinya kemarin mereka jalan bareng walau dengan prilly juga dan siapa tau prilly sebagai mak comblangnya.

Prilly?? Kenapa ia tiba tiba ingin sekali mengetahui kenapa prilly berlari sperti menghindari sesuatu apa ia menghindari dirinya.

"Eh tadi cewek yang sama lo tuh kenapa lari kek gitu..."

"Prilly maksut lo?"

Ali mengangguk kecil seperti tak perduli siapa nama gadis itu. Tapi bukankah ia tau jelas namanya, kenapa ia tak langsung menyebutnya.

Tidak ali tidak akan menyebut nama prilly di hadapan teman sekolahnya. Hei... ali terkenal acuh dengan gadis gadis di sekolahnya hanya gadis gadis yang populer lah yang bisa dekat dengan ali dan prilly? Apakah dia populer? No !! Dia hanya gadis pendiam dan tak punya banyak teman walau kecantikan prilly yang natural tak perlu di ragukan lagi.

Jadi ali tak mungkin menyebutnya karna akan jadi tanda tanya besar kalo randy atau bahkan teman yang lain tau kalo ali kenal dengan prilly. Apalagi dengan setatus pacarannya dengan prilly. Jangan sampai mereka tau !!

"Tadi katanya kebelet gitu mau ke toilet tapi malah lari kerah perpus. Aneh..." jelas randy sambil mengedikkan bahunya.

"Oh..." hanya kata itu yang terlontar dari mulut ali. Kenapa ia merasa kalo prilly menghindarinya. Kenapa? Aku kan tidak melakukan apa apa.

Tapi setidaknya ali sedikit lega karna prilly berbeda seperti biasanya. Biasanya prilly akan senyum senyum ketika berpapasan dengannya atau dengan sengaja menggoda dirinya dengan terus memanggilnya dan itu membuat ali merasa risih.

"Ke kelas yukk bro, udah mau bel nih..." ajak randy

Ali mengangguk lalu berjalan beriringan dengan randy menuju kelasnya.

Di balik pintu kayu perpustakaan itu, prilly mengintip dan terus memperhatikan ali sampai ali hilang dari balik pintu kelasnya.

Menekan dadanya yang terus saja berdetak dan sedikit merasa nyeri. Ia malas bertemu dengan ali tapi hati kecilnya terus menolaknya. Hati kecilnya selalu saja menginginkan ali, ali dan ali.

Entah lah, prilly benar benar kalut dengan perasaannya sendiri. Dia tulus cinta dan sayang dengan ali. Tapi kenapa cinta dan rasa sayang yang tulus itu selalu saja di acuhkan.

Prilly menegakkan tubuhnya yang sedari tadi menunduk. Objek yang ia mati sudah tak ada dan ia harus cepat cepat ke kelas karna bel masuk sudah terdengar.




******************************

FULL KISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang