Part 19

55K 3.2K 16
                                    

Prilly pov

Roby berjalan menghampiriku yang tengah duduk, dengan membawa nampan berisi pesanan ku dan tentunya juga pesanannya.

Dia tersenyum manis ke arahku, aku pun membalasnya dengan senyum simpul. Baru kali ini aku makan di kantin sekolah dengan seorang lelaki yang tentu membuat perhatian penghuni kantin ini mengarah ke arah ku.

"Silahkan di makan prilly...." ucap roby setengah membungkukkan tubuhnya. Hormat. Setelah nampan berisi makanan itu di tata rapi di meja hadapan ku.

Aku tersenyum kikuk melihatnya, bagaimana tidak perilaku roby ini membuat penghuni kantin semakin memandangku dengan tatapan aneh.

"Issh.. roby gak usah pakek acara gituan..." dumel ku.

Roby terkekeh, berjalan memutar lalu duduk di seberang meja ku.

"Kenapa?? Malu di liatian anak anak??" Katanya sambil menuang caos di bakso miliknya.

"Yaa, kamu tau kan di sini rame, aku gak mau aja ada yang ngomong ngomong macam macam tentang kita...." kata ku panjang lebar, entah kenapa berbicara dengan roby membuat ku tak canggung sama sekali padahal aku baru pertama kali ngobrol dengannya. Mungkin karna sifatnya yang welcome jauh dari prediksi ku selama ini.

"Iyaa biarin aja lah....."

"Biarin? Kalo mereka ngomongin macem macem tentang kita, misal nih ngomongin kita kalo kita pacaran gimana??"

"Bagus dong malahan...."

"What?? Bagus apaan!!"

"Yaa bagus lah kalo pacarannya sama cewek secantik lo, gue fine fine aja...." roby tersenyum jail ke arah ku.

Bluushhh... aku tercekata, bahkan tangan ku menggantung saja di udara ketika hendak menyuapkan sesendok bakso ke mulut ku. Ku rasa pipi ku merona karena ucapan roby, benarkah aku cantik?? Ini pertama kali seorang cowok bilang aku cantik.

"Hei... di makan, jangan mangap aja ke masukkan lalat lo..." ucap roby yang membuat ku terberagap.

Ku taruh lagi sendok itu di mangkok, dan tangan kiri ku menggaruk tengkuk ku yang tak terasa gatal. Grogi. Aku benar benar grogi. Apa karna ucapan roby yang membuat ku grogi? Atau karna ini pertama kalinya aku ngobrol dengan cowok kecuali ali, randy dan papa.

"Kalo lo gak mau makan biar gue yang makan..." roby menarik mangkok bakso milikku ke arahnya.

Aku mengerucutkan bibir ku "enak aja, ini kan bagian ku..." kata ku sambil menarik lagi mangkok itu.

Tangan kami bersentuhan, tentu saja karena ada punggung tangan roby di bawah telapak tangan ku yang hendak menarik lagi mangkok itu.

Roby memandangku, dan tak bisa aku pungkuri mata ku pun langsung terkunci dengan pandangannya. Kami diam saling berpandang, aku pun tak tau apa arti pandangan roby ini. Sampai aku rasa ada sebuah jemari yang mengelus lembut punggung tanganku.

Untuk seperkian detik aku masih terdiam, aku tak tau bagaimana caranya hingga tangan itu tiba tiba sudah berpindah di atas punggung tangan ku, mengelusnya dengan lembut.

"Ekhemm.... kantin nih kantin gak usah adegan drama gitu kali..." kata seseorang yang membuat aku dan roby terberagap langsung menarik tangan ku dari genggaman roby.

Aku menoleh ke sumber suara, ternyata ada randy yang tengah berdiri cengesan sambil membawa botol aqua di tangannya.

"Ran.... ali...??" Ucapku terkejut ketika pandangan ku terfokus pada ali yang juga berdiri di belakang randy dan mengahadap ke arah ku dan roby. Apa ali melihat tangan ku tadi.

"Kok lo?? Kenal ali prill??" Tanya randy heran, memiringkan tubuhnya yang tadi membelakangi ali sehingga aku bisa lihat jelas tubuh ali yang masih berbalut seragam olahraga.

Mampus !! Kenapa aku keceplosan manggil ali di saat ada randy.

"Yaa kan yaa....."

"Yaa kan ali kapten basket jadi prilly tau lah, yaa gak prill..." potong roby. Aku mendesah lega setidak nya roby membantu ku.

Randy mengangguk angguk paham lalu duduk di samping kiri ku. Pandangan ku masih tertuju pada ali yang masih setia berdiri dan pandangannya menerawang jauh kedepan. Apa ali melihat itu? Apa dia akan cemburu?.

"bro duduk bentar bro, kita ganggu orang yg lagi pacaran dulu..." kata randy dengan tangan kanannya menarik lengan kiri ali.

ali mengangguk sambil tersenyum simpul lalu mengitari meja dan duduk di samping kanan ku. Senyum ku melebar menoleh ke arahnya yang sedang meletakkan botol minumannya di atas meja. Aahh kalo mau duduk di samping ku kenapa harus mengitari meja dulu ali ?? Bukankah lewat belakang ku semakin mudah.

Deg... deg... deg... deg...
Detakan jantung ini semakin tak karuan, memandang ali dari samping begitu membius walau sekarang tatapan ali tak sedikit pun melirik ke arah ku.

"Jadi sejak kapan kalian PDKT??" Kata randy yang membuat aku menoleh cepat ke arahnya.

What !! Apa yang dia maksud? Siapa yang lagi PDKT.

"Kamu ngomong apa rand??" Tanya ku mencondongkan wajah ku ke arahnya.

Randy terlihat mengedikkan bahunya setelah ia meminum minumannya sampai tandas.

"Yaa lo sama si roby sejak kapan PDKT ny?"

"Wah lo, gue sama prilly kan baru pertama kali ngobrol dan sepertinya selanjutnya akan seperti apa yang lo bilang..." kata roby melirikku dengan senyum di sudut di bibirnya.

Membulatkan mataku, memandang roby dan randy bergantian. Aku tak mengerti apa yang mereka bicarakan. Mereka ini sedanga bercanda atau apa??

Ali diam di tempat tak berkutik sekalipun bahkan ikut berbicara pun tidak, hanya tersenyum kecil saat randy dan roby berbicara dan menurut ali lucu dia akan tersenyum kecil.

Tanpa menoleh kerah ku tentunya. Aku takut ali salah faham dengan pembicaraan roby dan randy kali ini. Sebenarnya aku ingin bilang dengan randy atau roby kalo aku udah punya cowok tapi aku tau apa yang akan terjadi nantinya.

Jadi aku hanya diam dan terkadang tersenyum kecil tak lupa ekor mata ku selalu melirik gerak gerik ali. Tapi selama ini ekspresi ali datar datar saja. Sepertinya ia tak terpengaruh sedikit pun dengan ucapan randy dan jawaban dari roby.

Aku mendesah lega, ternyata pacar ku ini bukan tipe cowok pencemburu membuat aku semakin semakin mencintainya.

Ku taruh tangan kiri ku di pahanya dan kali ini dia terkejut langsung melirik sinis ke arah ku. Aku tersenyum. Randy dan roby tak akan tau apa yang aku lakukan sekarang karna mereka asyik mengobrol dan tentu saja tangan ku dan paha ali kan ada di bewah meja.

Dengan cepat ali menepis tangan ku dengan tangan kirinya, membuat aku mengerutkan kening tapi sedetik kemudian aku ulangi lagi dan dia menepisnya.

Aku semakin gemas, ku ulangi terus seperti itu. Aku benar benar suka menggodanya terlebih hari ini aku kan tak menggodanya.

Ali menahan tangan ku dengan cara menggenggamnya. Kesal. Aku tau itu, karna ia sekarang menatap ku tajam tapi aku suka aku suka tatapan itu.

"Lo !! Berhenti gak !.." ucapnya berbisik dengan nada penuh kesal.

Ku balas dengan senyuman mengembang.
"Aku suka lihat kamu kesal seperti itu. Lucu." Jawab ku berbisik, semakin mempererat gengaman tangan ku di tangannya....

***********

FULL KISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang