Empat Belas

415K 17K 423
                                    

Tuuttt... tuuuttt... tuuutt...

"Nomor yang Anda tuju tidak dapat menerima panggilan."

"Aarggghhhh!!" Letta melempar handphone-nya ke atas ranjang.

Nggak guna! pikirnya. Sudah dua jam lebih ia berusaha menghubungi Raka, namun nihil.

Apa Raka marah? Loh! Harusnya gue yang marah gara-gara dia nutupin banyak kenyataan.

Letta menjatuhkan badannya ke atas rajang. Matanya menatap langit-langit. Menerawang jauh pada awal pertama kalinya ia bertemu dengan Aldi. Tragedi, pikirnya. Kemudian ia jadi teringat awal kedekatannya dengan Raka. Huft! Semakin dipikirkan semakin ingin Letta menemui laki-laki itu.

Raka Fernando

Ping!

Dengan segera, Letta meraih handphone-nya. Ia tersenyum begitu melihat siapa yang menge-ping-nya.

Arletta Hardjojo

Raka kamu ke mana aja? Aku hubungin kenapa enggak di angkat terus?

Raka fernando

Kita harus bicara, Let. Tapi nggak lewat telepon apalagi BBM. Besok aku ke kelas kamu.

***

Letta baru selesai menguncir kuda rambutnya. Gaya rambut yang jauh dari biasanya. Disapukannya maskara Anna Sui-nya pada deretan bulu matanya yang sudah lentik. Tak lupa ia juga memperindah bibirnya dengan Lime Crime yang baru dibelinya dan wow, kini bibirnya terlihat semakin menantang. Letta tersenyum puas melihat hasil karyanya pada wajahnya yang berparas cantik itu.

"Jangan lama-lama ngacanya, ntar kacanya pecah saking muaknya liat wajah lo."

Letta langsung menoleh ke sumber suara dan mendapati Aldi telah menyender pada dinding di sebelah pintu kamarnya. Sejak kapan tuh cowok jadi-jadian masuk?

"Lo nggak bisa baca tulisan di pintu? AREA KHUSUS WANITA!! Sana pergi! Lagian ngapain juga lo pagi-pagi udah kemari?" ujar Letta dengan nada syok bercampur kesal.

"Mau berangkat bareng lo aja biar so sweet," canda Aldi. Oh sungguh! Itu nggak ada so sweet-so sweet-nya sama sekali, pikir Letta.

"Ya udah cepet turun! Daddy lo udah nungguin dari tadi buat sarapan," lanjut Aldi, lalu berlalu pergi.

Letta memutar bola matanya kesal, lalu segera meraih tas Zara-nya dan mengikuti Aldi turun ke ruang makan untuk sarapan.

"Eh anak Daddy pagi-pagi mukanya udah ditekuk aja," ujar Daddy begitu Letta sampai.

"Letta masih marah ya sama Daddy!" Letta memperingati. Daddy-nya hanya tertawa melihat tingkah laku anaknya itu. Aldi menarik bangku di seberang Daddy, lalu duduk di sana.

"Ya sayang banget ya, padahal Om udah beliin sepatu baru. Hmm.. Apa Om mereknya saya lupa. Oh, iya! Charles and Keith yang limited edition itu 'kan ya? Kasih buat Kezia aja, Om. Toh Letta-nya masih ngambek," ujar Aldi sambil sesekali melirik Letta dengan tatapan kemenangannya.

"Ah! Iya, Di. Ya udah nih, kamu kasih Kezia aja nanti kalo ketemu di sekolah ya." Daddy mengeluarkan paper bag besar berisi kotak sepatu dari kolong meja makan. Letta buru-buru meraih paper bag itu, lalu memeluknya.

"Nggak boleh! Daddy jahat! Kok malah dikasih ke Kezia sih! Iya deh Letta nggak marah lagi sama Daddy. Makasih ya!" Letta menghampiri, lalu mencium pipi kanan Tommy.

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang