Empat Puluh Delapan

228K 7.8K 691
                                    

"Cewek kayak Letta nggak pantes buat cowok berengsek kayak lo!"

*

Sampai di parkiran basement hotel, langkah kakinya terhenti saat merasakan cekalan pada lengan begitu tangannya hampir berhasil menyentuh pintu mobil. Ia terpaksa harus berbalik dan menemukan Raka sudah berdiri di hadapannya.

"Lepas!" Aldi menghentak kasar tangan Raka yang masih mencengkeram lengannya kuat-kuat. Sedikit sulit. Setelah berhasil membebaskan lengannya, Aldi buru-buru menarik pintu mobilnya.

"Lo ngapain, bego?" bentak Raka. "Balik sekarang!"

Raka hendak meraih kembali lengan Aldi, namun gerakannya kalah cepat karena Aldi sudah terlebih dahulu menepis tangannya dan masuk ke dalam mobil Audi-nya. Beruntung, Raka masih sempat mengganjal pintu mobil itu dengan kedua tangannya. Cowok itu kini membentangkan tangannya seakan mengurung Aldi yang terduduk tak nyaman di balik setir, mencegah cowok itu agar tak mencoba kabur lagi. Ia sudah jengah melihat kelakuan Aldi yang makin hari makin nggak dimengertinya.

"Balik sekarang, Aldi!" Raka memaksa, namun Aldi tetap bersikeras untuk stay di mobilnya.

"Gue nggak mau," katanya.

"Kalau lo nggak mau balik, gue yang bakal gantiin posisi lo di sana!" ancam Raka. Bukannya takut, Aldi malah seakan menantang Raka dengan tatapan garang.

"Gih! Sana! Gantiin posisi gue! Gue udah muak!" jerit Aldi.

Raka tersentak. Tak siap menerima segala emosi yang Aldi tumpahkan padanya saat itu. Setelah berhasil mengatur rasa terkejutnya, Raka mencondongkan tubuhnya ke arah Aldi.

"Lo inget apa yang lo bilang dulu?" bisik Raka di dekat kepalanya. "Lo bilang, cewek kayak Letta nggak pantes gue sakitin dua kali."

Raka tertawa. "Bercanda lo, Di! Yang bener tuh, cewek kayak Letta nggak pantes buat cowok berengsek kayak lo! Lo tuh anjing tau nggak!"

Braakkk!

Raka menutup pintu mobil itu dengan membanting keras, membuat orang yang ada di dalamnya terpaku, antara terkejut dengan tindakannya atau dengan perkataan yang barusan dilontarkannya.

***

"KURANG AJAR!"

Plak!

Suara tamparan bagai mencambuk udara di ruangan yang sunyi itu. Tamparan kedua yang Rafi daratkan dengan kasar ke pipi Aldi menggema. Membuat ngilu siapa saja yang mendengarnya. Untungnya, hanya ada mereka berdua di ruangan itu.

"Anak sialan! Papa nggak pernah ngajarin kamu bertindak kurang ajar kayak tadi. Kamu sadar nggak apa yang udah kamu lakuin? Kamu udah mencoreng nama baik keluarga kita, Di! Mau ditaruh mana muka Papa sekarang?!" "Maaf." Aldi bersuara pelan.

"Kamu bilang maaf, hah?" teriak Rafi sambil menatap anaknya dengan tatapan penuh emosi.

Plak!

"Bahkan berkali-kali Papa nampar kamu nggak akan cukup buat nerima maaf kamu."

Rafi berjalan membelakangi Aldi, menghadap satu-satunya jendela besar di ruangan itu. "Jelasin!" katanya tanpa menoleh. "Jelasin apa motif kamu ngelakuin hal bodoh kayak tadi siang!"

Dengan susah payah ia menelan ludah. Nggak mungkin dia cerita yang sebenarnya karena alasan itu nggak akan bisa diterima Rafi. Rafi nggak akan ngerti perasaannya dan malah akan mengatakan Aldi cowok yang lemah. Berpikir keras, Aldi berusaha mencari alasan yang masuk akal.

"Aldi...," katanya setengah berpikir. "Itu pembalasan Aldi karena Papa nggak nepatin janji Papa. Papa pikir cuma Papa yang bisa ingkar janji dan lari dari perjanjian kita?" Aldi berdecak. "Aldi juga bisa, Pa! Aldi nggak bodoh!"

Aldi berbalik dan buru-buru keluar dari ruangan itu sebelum Rafi men-skak- nya. Menulikan telinga dari teriakan gusar Rafi yang masih dapat terdengar dari luar ruangan itu.

***

2 bab terakhir cerita I'm Yours bisa kalian baca di karya karsa aku: putrilagilagi

Atau kunjungi link ini:
karyakarsa.com/putrilagilagi/

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang