Tiga Puluh Lima

305K 18K 1.2K
                                    

"Mana si Ijo? Mana? Mana? Mau liat!" Kezia celingukan. Gadis itu jingkrak-jingkrak di depan mobil Radit karena pandangannya terhalang tubuh besar Andre. Cowok itu berbalik, menyodorkan belasan batang kembang api ke arahnya. Kezia yang tak siap langsung keteteran.

"Nih! Kasih Vino ama Aldi!"

"Kembang api segini banyak buat apaan?" tanya Kezia setengah protes.

"Buat diledakin di mulut lo biar nggak bawel," sambar Radit.

"Eww, kasar!" Kezia memutar bola matanya.

"Menye! Manja! Eww!" balas Radit tak mau kalah. Ia sampai memakai kata 'eww' yang sering Kezia gunakan saat bertengkar dengannya, menirukannya persis seperti saat Kezia mengucapkannya.

Kezia melotot. "Lo tuh yang... eww!"

"Lo!"

"Lo!"

Begitu seterusnya sampai Vino datang memisahkan.

Daripada bergabung dengan yang lainnya, Letta lebih memilih menyendiri. Duduk di atas tumpukan batang kayu besar yang sepertinya sengaja ditumpuk untuk dijadikan bangku penonton. Matanya tak lepas menatap layar handphone. Akun Instagram-nya sedang ramai sejak ia meng-upload foto dan video liburannya bersama Aldi dan kawan-kawan.

Steviagatha_:

Udah jadian ya sama @aldinofrinzym? Si @rakafernando apa kabar? Move on-nya cepet banget.

"Lah? Mana gue tau!" gumamnya kesal.

Niat tak mau peduli runtuh ketika ada satu pemberitahuan masuk.

Rakafernando:

Baik. Btw, congrats yang udah jadian!

"Gue nggak jadian," gumam Letta.

Tak tahu bagaimana kronologisnya, sekarang akun Instagram Raka-lah yang terpampang pada layar handphone-nya. Foto terbaru yang diunggah cowok itu sedikit menohok hatinya. Hanya sedikit, namun begitu terasa. Cemburu? Entah. Tak tahu pada siapa. Pada perempuan yang ada di sebelahnya atau malah pada Raka yang sekarang sudah terlihat bahagia tanpanya.

"Let!" panggilan itu membuyarkan lamunannya.

Letta mendongak, mendapati Aldi sudah terduduk di atas sepeda pink yang tadi dipakainya. Matanya mengerling ke arah boncengan yang ada di belakangnya, mengisyaratkan agar Letta duduk di sana. Letta lalu bangkit, namun tak sampai menghampirinya.

"Mau ke mana?" tanya gadis itu. Matanya tak lepas menatap Aldi dengan sepeda imut itu. Sebuah pemandangan langka yang terlalu sayang untuk dilewatkan.

"Ke mana-mana hatiku senang," jawab Aldi asal. Cowok itu tersenyum ke arahnya. "Ke tempat sepi biar bisa anu." Letta melotot.

"Eh, enggak! Enggak! Udah ayo ikut aja sih, bawel amat!" ralat Aldi.

"Iya. Iya." Letta mendekat, lalu duduk di belakangnya.

"Pegangan." Aldi meraih kedua tangan Letta, lalu dilingkarkan pada pinggangnya .

"Modus," kata Letta pelan. Aldi hanya terkekeh merespons gumaman itu.

"Siap?"

"Siap." Gadis itu mengangguk, mengeratkan pegangan tangannya pada pinggang Aldi, mengubah sebuah pegangan menjadi sebuah pelukan dengan sensasi mengejutkan. Saat itu, perut Aldi terasa bergejolak. Ada sensasi rasa senang yang membuncah naik dari perut ke hatinya. Pelukan itu berefek banyak. Aldi mengelus punggung tangan Letta sekilas sebelum kakinya mulai mengayuh pedal sepeda, meninggalkan lapangan itu.

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang