Letta berjalan di sepanjang koridor lantai dua mencari-cari Raka. Rasa rindunya sudah sangat besar karena weekend kemarin tidak bertemu pacarnya itu. Kepalanya terus muncul di setiap sisi kelas, berharap Raka ada di sana. Sedari tadi ia sudah mencari Raka ke kelasnya, tapi laki-laki jangkung itu tak terlihat batang hidungnya, begitu juga di kantin.
"Nah! Akhirnya ketemu," ujar Letta begitu melewati tikungan koridor dan melihat Raka yang sedang berdiri membelakanginya menghadap taman sekolah yang ada di bawah sana.
Letta perlahan mendekati Raka. Dari dekat, ia dapat melihat bahwa ternyata Raka sedang menelepon seseorang. Nelepon siapa sih sampai harus di pojokan begini?
"Iya. Semuanya ada di rak yang ada di atas kompor." Samar-samar Letta mendengar suara Raka.
"Ya udah, udah ketemu 'kan? Baik-baik di apartemen ya. Bye." Raka menutup teleponnya. Betapa terkejutnya ia begitu berbalik badan Letta sudah berdiri di hadapannya.
"Aaaaahhhh.... Raka aku kangen banget." Letta melompat ke pelukan Raka.
"Aku juga," lirih Raka.
"Eh, tadi kamu teleponan sama siapa?" Letta menatap Raka tanpa melepaskan pelukannya.
"Hmmm. Kepo dehhh!" Raka mencubit hidung Letta sambil memasang senyum di wajahnya.
"Ihh, ya udah, ya udah." Letta melepaskan pelukannya.
Wajahnya langsung berubah cemberut.
"Ih, malah ngambek. Kamu udah makan?"
Letta menggeleng. Malu mengakuinya, tapi sungguh kali ini ia sangat lapar. Apalagi ia baru saja naik-turun tangga guna mencari Raka.
"Ya udah, kita ke kantin yuk!" Raka langsung merangkul Letta dan menggiring gadis itu menuju kantin.
"Mau pesen apa?" tanya Raka.
"Aku mau yakiniku yang biasa kamu masakin buat aku," ujar Letta manja.
Raka menaikkan sebelah alisnya. "Kamu nyuruh aku masak di kantin?"
Letta menggeleng.
"Aku cuma mau makan masakan kamu aja. Aku kangen tau," rengek Letta. Raka ngelus rambut Letta perlahan.
"Nanti pulang sekolah aku masakin," ujar Raka lembut. "Yey!!!" sorak Letta
"Eh, tapi... masaknya di rumah kamu aja ya. Nggak apa-apa 'kan?" ujar Raka ragu.
"Lho? Emang kenapa nggak di apartemen kamu aja? Lebih enak di sana. Alat masaknya 'kan lengkap, bahan-bahannya juga. Udah di apartemen kamu aja ya. Aku kangen berduaan sama kamu. Lagi pula di rumah 'kan ada Aldi, jadi kita nggak bisa berduaan," rengek Letta.
Damn! Kini Raka harus pintar-pintar mencari alasan agar Letta tak sampai ke apartemennya.
"Hmm... Anu... Apartemen aku kompornya rusak. Gasnya juga abis, Sayang. Di rumah kamu aja ya. Ya ya?" ujar Raka. "Hmm... Ya udah deh." Akhirnya Letta pasrah juga.
***
Aldi tak dapat berkonsentrasi membaca buku pelajarannya karena mencium bau makanan dari kamarnya. Siapa yang lagi masak nih?
Ia kemudian turun dari kamarnya. Dari meja makan, ia mendengar samar-samar gemericik minyak yang sedang mendidih, lalu seperti ada sesuatu yang dimasukkan ke sana hingga membuat suara gemericik itu semakin keras. Ayam? Atau ikan? Dari suara dan wanginya gue tau ini pasti enak, pikirnya. Ia sudah senyam-senyum membayangkan akan makan enak siang ini. Namun, harapannya pudar begitu melihat siapa yang sedang memasak di dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
RomansaLetta sangat membenci Aldi, cowok mesum, manipulative, dan sok keren di sekolah, yang jelas bukan tipikal cowok impian Letta. Tapi berbeda dengan Aldi, Letta adalah impiannya. Perjodohan paksanya dengan Letta menjadi rumit ketika Letta mulai berpac...