*
Tok... tok...
"Letta..." Aldi mengetuk pintu kamar Letta. Sudah pukul setengah tujuh, tapi gadis itu tak kunjung keluar dari kamarnya. Bisa telat nih gue kalau nungguin nih Nenek Lampir.
Tok... Tok... Tok...
Aldi semakin mengeraskan ketukannya pada pintu.
"Lett!! Lo udah bangun belum sih?" teriak Aldi.
"Den, dibuka aja pintunya. Non Letta nggak pernah ngunci pintu kamarnya. Biasanya Bibik yang bangunin kalau udah jam segini," ujar Bi Ina yang tiba-tiba muncul di belakang Aldi.
"Oh... Iya. Makasih ya, Bik."
"Ya udah, Bibik nyiapin sarapan dulu ya, Den." Bik Ina lalu turun ke bawah.
Cklek!
Aldi akhirnya membuka pintu itu dan benar saja, tidak terkunci. Ia menghampiri Letta. Gadis itu masih terbaring di atas ranjang pink berukuran Queen miliknya.
"Let, bangun. Udah siang!" Aldi duduk di pinggiran ranjang, lalu menyibak selimut yang menutupi seluruh tubuh Letta. Kini terlihatlah Letta yang sedang berbaring memunggungi Aldi.
"Di... Badan gue enggak enak," lirih Letta.
Aldi langsung menempatkan punggung tangannya pada dahi Letta. Hangat, pikirnya.
"Mau sekolah nggak?" tanya Aldi. Letta mengangguk.
"Jangan dipaksain, Let." Aldi kembali menutupi Letta dengan selimut.
"Gue harus sekolah. Gue pingin ketemu Raka. Gue kangen." Letta bersikeras.
Andai lo tahu, Let. "Ya udah, terserah lo. Nanti kalau udah nggak kuat bilang sama gue aja. Biar gue yang anterin pulang." Letta mengangguk.
"Ayo!! bangun, Kebo!!" Aldi menarik tangan Letta hingga gadis itu terduduk di atas ranjangnya. Ia tiba-tiba mendekatkan wajahnya pada wajah Letta.
"Morning kiss?" goda Aldi.
"Jangan harap!" Letta langsung mukul wajah Aldi dengan bantal pink berbentuk hati. Aldi terkekeh.
Sambil terus mengumpat, Letta meninggalkan Aldi yang masih terpingkal-pingkal di atas ranjangnya. Ia mengambil handuk dari lemari, lalu masuk ke dalam kamar mandi kamarnya tanpa melirik Aldi sekali pun.
"Mandinya jangan lama ya! Lima menit nggak keluar, gue yang bakalan masuk!" teriak Aldi.
"Aldiii! Awas aja kalau sampe lo masuk!" teriak Letta bersamaan dengan bunyi jatuhnya air dari shower.
***
Malam ini, Letta sangat kerepotan di dapur. Kemarin Aldi bilang masakan Letta sudah layak untuk dimakan, walaupun saat ini Letta hanya bisa membuat nasi goreng. Rencananya ia akan membuat makanan untuk Raka. Terlebih karena hari ini Raka tidak bersekolah karena sakit.
Raka pasti senang deh gue jenguk, apalagi gue bawain makanan buatan gue sendiri. Pasti dia makin sayang, pikir Letta sembari mengaduk nasi goreng yang ada di atas penggorengannya itu.
"Lho! Non Letta ngapain di sini? Udah Non, nggak usah! Bibik aja yang masak. Aduhh, nanti Bibik bisa dimarahin Tuan nih," ujar Bik Ina cemas.
"Ssttttt! Ih bawel nih, Bibik. Udah deh, mending sekarang bibik bantuin aku buat nasi goreng ini jadi enak. Oke?" Letta mengedipkan sebelah matanya.
"Tapi nggak biasanya, Non. Emang Non Letta bisa masak?" tanya Bi Ina dengan polosnya. Letta yang kesal langsung memberi tatapan tajam agar Bi Ina segera diam dan membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
Roman d'amourLetta sangat membenci Aldi, cowok mesum, manipulative, dan sok keren di sekolah, yang jelas bukan tipikal cowok impian Letta. Tapi berbeda dengan Aldi, Letta adalah impiannya. Perjodohan paksanya dengan Letta menjadi rumit ketika Letta mulai berpac...