Bab 5 • Her Boyfriend

4.9K 332 1
                                    

Sally teman yang menyenangkan. Maksudnya, ia memang menyenangkan. Agak sedikit frontal dan, yeah, nakal, tapi perempuan dengan rambut biru elektrik itu menyenangkan. Ia punya selera humor yang bagus. Punya banyak topik untuk dibicarakan dan tidak membuat Elektra bosan sedikitpun dengan topik-topiknya. Bisa dibilang, Sally cocok dengannya. Mereka punya ketertarikan yang sama dengan mencoba sky diving. Membenci kalkulus, walaupun keduanya sama-sama bisa mendapat minimal A- disetiap test kalkulus yang ada jika mereka mau.

Yeah, intinya adalah, Sally teman yang menyenangkan, dan Elektra menyukai Sally. Kau tau menyukai yang kumaksud disini.

Jadi, disinilah mereka sekarang. Duduk di meja bundar dengan kentang ditengah-tengahnya, dua coca cola, dua burger, dan satu spaghetti. Hu uh, mereka ada di kantin Sidney HS.

"Aku bisa saja hanya makan burger dengan keju yang banyak ini," disela-sela kunyahannya Sally bergumam. "Tapi serius, kau harus coba spaghetti disini. Spaghetti paling enak yang pernah kumakan!"

Elektra hanya mengangguk, tidak tertarik dengan spaghetti yang dibicarakan Sally sedikitpun. Bisa dibilang, Elektra lebih memilih memakan bubur cirebon dekat rumahnya dulu ketimbang spaghetti yang terlihat terlalu penuh dengan saus tomat itu.

"Omong-omong, kekasihku sedang dalm perjalanan menuju meja kita," iris abu-abu Sally mengerling senang.

Siapa ya nama kekasihnya tadi? Ia beberapa kali menyebutkan nama lelaki itu tadi. Diksi—oh, bukan, tentu. Dik—Dixon! Nah, ya, Dixon. Coba bayangkan seperti apa lelaki bernama Dixon itu? Kalau didalam pikiran Elektra, Dixon itu lelaki dengan rambut hitam legam acak-acakan, berotot—tau kan, tipe-tipe lelaki yang suka pergi ke tempat fitness, dan mungkin piercing yang menyantol di salah satu telinga. Kurang lebih, seperti itu.

Tapi ternyata itu semua salah. Kuulangi, ITU SEMUA SALAH. ITU SEMUA. Semua, oke? Semua. Dixon yang sesungguhnya adalah lelaki dengan kacamata, rambutnya cokelat tua yang tersisir agak terlalu rapih, dengan pakaian yang agak terlalu rapih juga.

Elektra mengerjap beberapa kali saat Dixon duduk dihadapannya disebelah Sally, dan mengecup pipi Sally dengan malu-malu. Oh, oh, oh.

Sally terkikik melihat respon yang diberikan Elektra. "Jadi, babe, ini teman baruku. Kenalkan, Elektra. Dan Elektra, ini pacarku, Dixon."

Dixon tersenyum sopan sambil mengulurkan tangannya, yang segera Elektra jabat. "Dixon Wayne."

Elektra berdehem, ikut tersenyum tipis, "Elektra King."

Mata Dixon yang sudah bulat itu tampak lebih membulat, terlihat antusias. "Wow. Nama yang keren."

"Terima kasih," Elektra meringis pelan.

"Babe, aku ada ulangan Kalkulus hari ini," suara Dixon mengalun. "Kalau kutinggal kau—"

Sally memotong, "Tidak apa-apa. Aku ada Elektra disini. Pergilah."

Satu ulas senyum terpatri di wajah lelaki itu, dan Elektra baru menyadari lelaki itu memiliki satu lesung pipi dalam di pipi kirinya yang membuatnya tampak manis ketika tersenyum. "Bertemu lagi pulang sekolah, oke?" Dixon bangkit dan kembali mengecup pipi Sally, kemudian menoleh kearah Elektra. "Senang berkenalan denganmu."

Yang bisa Elektra jawab hanya, "Aku juga."

Hening selama beberapa saat. Sebelum akhirnya tawa Sally terdengar. Cukup kencang, sampai beberapa murid menoleh dengan tatapan bingung kearah mejanya.

"Aku serius, wajahmu lucu sekali," Sally berucap disela-sela tawanya.

"Jadi, apa kau hanya bermain-main dengannya atau..," Elektra sengaja menggantungkan perkataannya.

Maksudnya, oke, Sally mungkin bukan tipe-tipe perempuan yang terkenal, yang masuk kedalam lingkaran tim pemandu sorak atau apa. Sally cantik. Dengan rambut biru elektriknya yang memcolok itu. Dan mata abu-abunya yang tampak begitu hidup. Sally—ia tidak terlihat seperti seseorang yang menyukai cowok.., kutu buku seperti Dixon.

Tawa Sally mereda dan ia menjawab, "Tadinya." Ia menyedot coca cola-nya, "hanya untuk taruhan. Dia sama sekali bukan tipeku, tau kan. Tapi dia baik sekali," Sally mengatakannya dengan mata berbinar.

"Dia manis. Lucu. Intinya, lama-kelamaan aku benar-benar.., jatuh cinta padanya."

Melihat senyum diwajah Sally, entah kenapa ia juga ikut tersenyum. Rasa mencintai dan dicintai.., itu memang sangat menyenangkan, kan?

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Got a new username here! 😁👏👏👏👏👏👏👏✌️✌️✌️✌️

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang