Bab 51 • Don't Cry

2.2K 198 1
                                    

Dylan khawatir. Sampai rasa-rasanya ia ingin mempunyai kekuatan untuk terbang atau apalah, agar bisa datang kerumah Elektra secepat yang ia bisa.

Tapi ia hanya seorang Dylan Antonious, ia tetao seorang manusia biasa. Setelah perjalanan gila berdurasi enam belas menit, Dylan sampai dirumah Elektra.

Dylan berjalan cemas mendekati Elektra yang sudah menunggunya di depan pintu, tatapan gadis itu tampak kosong.

Dylan khawatir, cemas, dan takut. YaTuhan, semoga dia tidak apa-apa. Dylan sudah menggumamkan kalimat itu, entah untuk keberapa ratus kalinya.

"Elektra—"

Dan Elektra segelas menubruk tubuh Dylan, menangis di dalam dekapan Dylan saat itu juga.

Yang Dylan lakukan adalah mengusap lembut punggung Elektra, dan berbisik di telinga gadis itu, "It's okay, Elektra. I'm here."

✖️

"Sudah mau bercerita sekarang?"

Elektra tidak langsung menjawab. Ia menatap Dylan, "Aku..,"

Dylan mengusap puncap kepala Elektra dengan lembut, "Tidak apa-apa jika kau belum mau menceritakannya."

"Kau tahu ceritanya," Elektra bergumam. "Kau tau kenapa aku pindah kesini, aren't you?"

Dylan mengerjap. Ya, dia tau. Dia pernah mencari tahu tentang Elektra, dan kurang lebih, dia tahu.

Dia tahu jika Ibu Elektra sudah meninggal sejak lama. Bahwa ia tinggal dengan ibu tirinya. Bahwa ia memiliki kakak tiri. Ia memiliki sahabat lelaki bernama Xavier. Bahwa sahabat lelakinya bertunangan dengan kakak tirinya.

Dan ia juga tahu sesuatu seperti, desas desus yang mengatakan bahwa Elektra tidak memiliki hubungan yang bagus dengan Ayahnya, juga ibu dan kakak tirinya. Bahwa Xavier adalah kekasih Elektra, dan Xavier malah bertunangan dengan kakak tirinya.

"Itu semua.., kau tahu, itu semua benar," lirih Elektra. "Mom meninggal karena ibu tiriku. Aku mencintai Xavier. Dan Xavier bertunangan dengan kakak tiriku."

Dylan merangkul tubuh Elektra, "Itu semua hanya—"

"Dan Xavier ada disini sekarang, Dylan."

Kalimat tersebut sukses membuat Dylan membeku. Perasaan aneh menjalari tubuhnya. "A—dia disini?"

Elektra mengangguk, "Ya. Dia disini. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan disini, yaTuhan, aku tidak mengerti kenapa ia harus—"

Dylan mendekap tubuh Elektra, dan lagi, gadis itu menangis.

Melihat Xavier dihadapannya kembali mengingatkannya tentang apa yang telah terjadi. Mengingatkannya betapa ia menyayangi Xaviernya, betapa ia mencintai Xaviernya, dan betapa semua hal indah yang ia rencakanan dengan Xaviernya direnggut begitu saja.

Dylan memejamkan matanya, "Aku disini, Elektra. Jangan menangis, oke? Aku disini."

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang