Bab 3 • First Day

6K 358 1
                                    

Elektra terlambat memasuki kelas pertamanya hari itu-kelas Biologi. Resiko yang dihadapi oleh murid yang terlambat memasuki kelas, adalah, seperti biasanya, menjadi pusat perhatian. Kau tahu, seperti sangat-sangat menganggu mereka yang sedang asyik belajar.

"Urm-maaf, Ms...," Elektra melirik name tag yang perempuan awal tiga puluhan itu kenakan. "... Ms. Lembert, saya terlambat."

Perempuan itu, Ms. Lembert, mengangguk. Dibalik kaca matanya, ia mengamati Elektra dari atas sampai bawah dengan tajam. "Biar kutebak, kau pasti murid baru dari Indonesia itu, benar?"

"Ya. Saya Elektra King."

"Saya tidak bertanya siapa namamu," jawab Ms. Lembert. "Hari pertama sekolah dan kau sudah terlambat. Di mata pelajaranku. Sangat mengesankan. Jadi, siapa namamu?"

Elektra setengah mati menahan diri agar tidak memutar kedua bola matanya melihat tingkah guru di hadapannya ini. Dengan sabar, ia berucap, "Elektra King."

"Baiklah, Ms. King, kuharap kau bisa mengikuti kelasku lain kali, dan sekarang, kau bisa keluar."

"Apa?"

"Kau, keluar."

"Ms. Lembert yang terhormat, akan lebih baik jika Anda mau mendengarkan alasan say-"

"Tidak," Ms. Lembert mengisyaratkan dengan jarinya agar Elektra keluar dari kelas. "Kau, keluar."

Jika ia adalah Elektra yang dulu, ia akan dengan senang hati melalukannya. Elektra yang dulu senang membolos. Tidak peduli dengan nilainya. Tidak peduli dengan guru-guru. Tapi itu Elektra yang dulu, ingat? Dan Elektra sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan menjadi Elektra yang baru.

Bukan lagi Elektra yang tidak mempunyai teman, tapi Elektra yang mempunyai banyak teman. Bukan lagi Elektra yang di cap sebagai 'murid bermasalah', tapi Elektra yang akan di cap sebagai 'murid pindahan yang pandai'. Bukan lagi Elektra yang menyedihkan yang tidak mempunyai rumah.

Elektra menghembuskan napas pelan, menatap Ms. Lembert, "Saya minta maaf karena keterlambatan saya, Ms. Lembert. Saya permisi, dan saya pastikan tidak akan terlambat lagi di kelas anda yang selanjutnya."

Sedikit senyuman, dan Elektra keluar dari kelas Biologi tersebut. Lorong sekolah yang lenggang segera menyambutnya. Gadis itu duduk di salah satu kursi taman, menyelonjorkan kaki jenjangnya.

What shoud i do? batinnya bertanya.

Pergi ke kantin dan makan!

Tidak, tidak. Elektra tidak lapar, ia masih kenyang setelah menyantap pancake buatan Grandma-nya tadi pagi. Mengingat itu, Elekta bahkan masih bisa mengingat dengan jelas rasa saus cokelat dengan manis berlebihan yang ia makan pagi itu. Ugh. Beruntung ia bukan seorang pengida diabetes atau apa.

Bagaimana kalau pergi ke ruang musik?

Mungkin ide bagus. Nah, yang menjadi masalah adalah, gadis itu tidak tahu dimana letak ruang musik. Oh, ralat, yang Elektra tau di sekolah barunya ini hanyalah letak ruang administrasi, ruang kepala sekolah, toilet, dan kantin. Selebihnya? Nol besar, ia tidak tau apapun.

Kalau begitu, bagaimana dengan tour berkeliling sekolah?

Bingo! Elektra tersenyum senang setelah mendapatkan ide tersebut. Berkeliling sekolah barunya yang super luas ini sepertinya menyenangkan.

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang