Bab 46 • He's The Guy

2.9K 217 2
                                    

Lagu My Love milik Justin Timberlake mulai memenuhi seisi ruangan. Sean dan Dean, yang tadinya berada di tengah-tengah ruangan sambil melakukan beberapa gerakan freestyle, bergeser kepinggir.

Lalu Dylan menyeruak ketengah-tengah lingkaran. Bersama dengan Karla—perempuan yang memiliki lesung pipi saat tersenyum.

Lalu, Dylan, dan Karla mulai melakukan gerakan-gerakan yang membuat Elektra terpana. Lebih tepatnya, Dylan mulai menggerakan tubuhnya, mengikuti irama lagu, dan itu membuat Elektra terpana.

Dylan membuat Elektra terpana.

Elektra tidak pernah menyangka jika seorang Dylan bisa menari. Ia kira, lelaki seperti Dylan, hanya bisa bela diri, bermain basket, atau apalah itu, sesuatu yang berbau dengan sport—bukan menari seperti ini. Lelaki itu jelas-jelas menikmati setiap gerakan yang dibuatnya, yang berpadu dengan sempurna dengan lagu yang terputar.

Sepertinya, Dylan selalu memiliki kejutan-kejutan yang membuat Elektra terpana dibuatnya.

Dan sekarang, perut Elektra terasa melilit saat Dylan, serta Karla, menyelesaikan tariannya—mereka tampak terlalu dekat dimata Elektra.

Tapi, tak urung, Elektra ikut bertepuk tangan seperti yang dilakukan teman-teman Dylan tersebut. Dylan tersenyum puas, menatap Elektra, seolah-olah berkata, 'Lihat, kan?'.

Elektra mendengus. Berucap tanpa suara, 'Kau menang'.

✖️

Dylan memacu mobilnya menuju rumah Elektra. Hari sudah mulai gelap, dan ya, mereka baru saja pulang dari basecamp milik Dylan—teman-teman Dylan, tepatnya.

Elektra dan Dylan menghabiskan waktu dengan menonton Sean dan Dean, serta yang lain, melakukan latihan—Dylan bilang, Sean, Dean, Paris, dan Bruce akan tampil di acara lomba seminggu yang akan datang. Selain itu, Dylan, juga beberapa teman Dylan yang lain, sempat mengajari Elektra beberapa gerakan mudah. Yang bisa langsung diterima Elektra. Oh! Ada lagi. Dylan serta Nathan sempat melakukan aksi beatbox—yeah, Dylan melakukan itu untuk pamer pada Elektra.

Di perjalanan, Elektra sibuk dengan pikirannya. Saat Dylan menari tadi, Elektra seperti pernah melihat Dylan menari sebelumnya—yang menurutnya aneh, karena selama ini, Dylan tidak pernah sekalipun menari dihadapan Elektra. Tadi, adalah pertama kali Dylan secara terang-terangan mempertunjukkan keahliannya dalam menari pada Elektra.

Tapi, serius, Elektra seperti pernah melih—yaTuhan! Elektra menoleh pada Dylan yang fokus menyetir.

"Dylan! Kau.., kau sering memakai ruang tari sekolah, ya?"

Dylan melirik Elektra sekilas sebelum menjawab, "Ya. Bagaimana kau bisa tau?"

Karena, pada awal Elektra menjadi murid Sidney High School, Elektra pernah melihat Dylan yang tengah menari di ruang tari. ( After Rain: Bab 4 )

Seorang lelaki blonde yang berhasil menarik perhatiannya.

Elektra mengulum senyum, "Aku pernah melihatmu sebelumnya, di ruang tari, sedang menari sendirian, dan—"

Dan kau menarik perhatianku saat itu.
"
Dan kau jatuh cinta padaku, ya?"

Elektra mendengus, "Dan, yeah, ternyata that blonde yang kulihat adalah dirimu. Wow."

Kalau dipikir-pikir, seharusnya Elektra bisa mengetahui bahwa itu adalah Dylan—rambut blonde yang nyaris putih itu. Tapi, ia malah baru menyadarinya sekarang. Mungkin, sebelumnya dia memang tidak pernah benar-benar menperhatikan Dylan. Mungkin. Sebelumnya.

Dylan tersenyum kecil, "Dunia ini memang sempit."

Elektra mengangguk setuju, "Benar. Dunia ini memang sempit."

Dylan mulai memelankan laju mobilnya, tanda bahwa sebentar lagi mereka akan tiba di rumah Elektra.

Elektra melirik Dylan, "Dylan?"

Mobil yang dibawa Dylan berhenti, barulah sang pengemudi menatap Elekta. "Ya?"

Ternyata kau menarik perhatianku sejak pertama kali melihatmu. "Eum, terima kasih untuk hari ini, ya."

Dylan memberikan Elektra senyumnya. Bukan jenis senyum menyebalkannya, tapi benar-benar senyumnya. Yang mampu membuat perut Elektra terasa melilit.

"Sama-sama. Dan, selamat malam, Elektra."

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang