Bab 30 • Jean & Jeremy

2.9K 232 0
                                    

Grandma hari ini berulang tahun. Jadi, saat sore menjelang, Grandma dan Grandpa pamit untuk pergi berkunjung ke panti asuhan. Mereka berdua biasa menghabiskan waktu di panti asuhan jika salah satu dari mereka berulang tahun—memberikan makanan untuk anak-anak disana, baju-baju, atau mainan.

Elektra turun ke lantai bawah, dan melihat banyak kardus berisi entah itu apa di ruang tamu. "Grandma? Grandpa? Kardus apa ini?"

Grandma keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapih, siap untuk pergi. "Oh, itu. Itu stock makanan ringan yang akan Grandma berikan pada panti asuhan."

"Grandma dan Grandpa akan pergi sekarang?"

Grandma mengangguk, "Sebentar lagi. Kau jaga rumah, ya?"

Elektra cemberut. "Grandma tidak ingin mengajakku?"

Melihat sikap Elektra, Grandma terkekeh. "Oh, Sayang, Grandma tidak tau kau akan senang berada disana."

"Sebenarnya, aku suka anak kecil."

Grandma menganggukkan kepalanya, "Baiklah, baiklah. Grandma tunggu sepuluh menit lagi, oke?"

Senyum Elektra merekah. "Siap!"

✖️

Bukan panti asuhan yang besar. Hanya sebuah panti asuhan sederhana yang memiliki banyak anak-anak lucu.

Kebanyakan dari mereka berusia empat sampai sepuluh tahun—tapi ada beberapa yang masih bayi, dan Elektra sempat melihat dua remaja yang sepertinya hanya satu atau dua tahun berusia di bawahnya.

Elektra duduk di taman belakang, memperhatikan Grandma dan Grandpa yang sedang membacakan cerita di dalam rumah. Mereka semua, tampak senang dengan kedatangan Grandpa dan Grandma-nya.

"Kau cucunya Grandpa dan Grandma, ya?"

Oh. Ternyata dua remaja yang tadi Elektra lihat. Elektra memberikan senyum tipis dan mengangguk. "Ya. Halo, aku Elektra."

Yang lelaki balas tersenyum lebar. "Aku Jeremy. Dan ini, Jean."

Yang perempuan, Jean, tersenyum sopan pada Elektra. "Senang berkenalan denganmu, Elektra."

"Nah, Elektra, kau cantik sekali. Kenapa kau baru berkunjung kesini? Lain kali, kau harus ikut berkunjung kesini juga, ya—"

Jean membekap mulut Jeremy dengan tangannya. "Elektra, maafkan Jeremy."

Elektra tertawa. "Hei, tidak apa-apa."

Jeremy berhasil melepaskan tangan Jean, dan ia menggerutu sebal. "Jean, jangan lakukan itu. Memangnya kau tidak pernah melakukan yang seperti kulakukan? Kau, kan, selalu menempel pada Dylan jika ia datang kemari!"

Wajah Jean sedikit memerah. "Hei, tapi itu- itu kan—"

Jeremy menjulurkan lidahnya pada Jean. "Tidak usah membantah, Jean. Sudah rahasia umum, kau adalah penggemar berat Dylan." kemudian Jeremy menoleh lagi pada Elektra. "Elektra, kau sekolah dimana?"

"Sydney High School," tutur Elektra. "Kalian.., apa kalian bersekolah?"

Jeremy baru akan berucap sesuatu, tapi Jean lebih dulu memotong. Mata gadis itu melebar senang. "Kau bersekolah di Sydney High School, Elektra? Hebat! Dylan juga bersekolah disana!"

Dylan? Elektra membasahi bibirnya. Ada banyak Dylan di dunia ini. Di Sydney. Dan mungkin, di sekolahnya juga. "Dylan ini.., kalau boleh kutau, siapa?"

"Dylan penyumbang juga disini, sama seperti Grandma dan Grandpa-mu. Ia biasany berkunjung dua atau tiga kali dalam sebulan. Dia baik sekali, Elektra. Ia selalu mengajak bermain anak-anak disini jika berkunjung."

Jeremy menambahkan, "Dan Jean penggemar sejatinya."

Jean memberikan tatapan mautnya pada Jeremy. "Diam, Jeremy! Dia memang tampan. Dan baik sekali. Elektra, apa kau mengenal Dylan? Kurasa Dylan terlenal disekolahnya."

"Mmm, aku tidak tau. Maksudku, Dylan bukan cuma satu."

"Dylan Antonious. Tunggu! Aku menyimpan fotonya denganku di dalam dompet. Sebentar. Nah, ini! Ini Dylan. Kau mengenalnya, Elektra?"

Tidak ada Dylan Antonious lain di Sydney High School. Dan foto lelaki yang tersenyum bersama Jean ini.., jelas-jelas Dylan Antonious yang ia kenal.

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang