Bab 34 • Dylan's House

2.2K 173 0
                                    

Elektra tersenyum lebar saat melihat hidangan Perancis yang memenuhi mejanya—dan juga Dylan. Mood-nya sekarang benar-benar baik.

"Selamat maka—"

"Berdoa dulu lebih baik, Pie."

Elektra tidak pernah menyukai ketika Dylan memanggilnya 'pie' atau sesuatu seperti itu. Tapi, kali ini, Elektra rasanya ingin tersenyum. Karena takut Dylan mengira Elektra senang dengan panggilan itu, atau apalah, tahu sendirikan Dylan bagaimana, akhirnya Elektra setengah mati menahan senyumnya.

Gadis itu memilih untuk menundukkan kepalanya. Berpura-pura berdoa, untuk menutupi senyum bodohnya yang siap mengembang kapan saja.

Sepertinya, ia memang sudah gila.

Setelah mampu menenangkan diri, Elektra mengangkat kepalanya. "Selamat makan!"

Dihadapannya, begitu banyak makanan yang dihidangkan. Elektra sendiri tidak yakin ia, dan Dylan, bisa menghabiskan ini semua.

Salah satunya, ada favorite Elektra—soup bawang yang diatasnya ditaburi keju dan suwiran daging ayam.

Dan masih banyak lagi favorite Elektra yang lainnya. Hidangan terdiri mulai dari menu andalan restaurant Perancis ini, sampai menu yang jarang memiliki peminat.

Entah, sudah berapa lama mereka melahap semua makanan, dan sudah berapa banyak, akhirnya keduanya sudah tidak sanggup lagi menghabisi makanan yang terhidang—masih ada beberapa menu yang sama sekali belum terjamah.

Elektra menggelengkan kepalanya, "Apa, sih, yang kau pikirkan ketika memesan semua makanan ini?"

Dylan mengangkat bahunya, "Sepertinya aku bilang sesuatu seperti 'semua makanan enak' atau apalah."

Lagi, Elektra menggelengkan kepalanya. "Perutku rasanya ingin meledak."

Dylan tidak membalas, hanya menatap Elektra yang mengercutkan bibirnya, sambil menepuk-nepuk perut ratanya.

Lucu.

"Jadi, kita akan kemana sekarang?"

"Apartment, atau rumahku?"

Ini mungkin bodoh, tapi Elektra baru saja melupakan bahwa Dylan juga memiliki apartment. Kenapa ia tidak pergi mencari Dylan di apartment-nya beberapa hari yang lalu, ya? Oh, well, toh dia juga tidak tau jalan menuju apartment lelaki itu.

"Aku lupa kau memiliki apartment," Elektra menjilat bibirnya. "Kenapa kau punya dua tempat tinggal?"

Disaat ia sudah memiliki satu mansion yang menakjubkan. Dan—ia tinggal seorang diri.

"Aku belum mengatakannya, ya?"

Alis Elektra bertaut, "Apa?"

"Itu memang apartment-ku, tapi yang menempati March—dan kadang aku datang berkunjung."

Oh. Jadi, apartment itu milik March. Sepertinya, hubungan March dan Dylan memang sedekat itu.

"Kau tidak cemburu karena aku sering tinggal berdua dengan March, kan?"

Alis Dylan terangkat naik saat mengatakannya, dengan tatapan jahil menggoda yang menyebalkan. Untuk alasan yang tidak dimengerti, pipi Elektra menghangat.

Yang cepat-cepat gadis itu tutupi dengan meminum jus alpukatnya, "Ekhm, kau mabuk, ya?"

Dylan terkekeh. "Ayo."

Dylan mengulurkan tangan besarnya pada Elektra. Elektra mengamati tangan itu selama beberapa saat sebelum akhirnya meraihnya.

Hangat.

"Aku akan memberikan tour kecil Dylan's Mansion," itu bisikkan Dylan saat mereka berjalan keluar restaurant, tepat di telinga Elektra.

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang