Diapartemen bani terlihat begitu sendu, dinda dan adit tak tega melihat bani yang kian menekuk mukanya. Perlahan adit mencoba berbicara dnegan bani, tapi bani yang tak ingin berbicara sedikitpun. Dinda yang merasa tak tega akhirnya meminta prilly datang ke apartemen dimana bani tinggal. Prilly yang tadinya tak ingin bertemu bani, akhirnya berubah fikiran. Prilly melajukan mogenya dengan kecepatan cukup tinggi. Akhirnya dalam hitungan menit prilly telah sampai di apertemen bani. Perlahan prilly berjalan memasuki apartemen bani.
Prilly nampak shock melihat bani yang terlihat begitu murung, dinda dan adit yang mengerti memilih keluar meninggalkan prilly dan bani. Prilly berjalan mendekati bani.
"bani,," panggil prilly yang mampu membuyarkan lamunan bani
"prilly.." ucap bani kaget
"iya ini gw,, lo kenapa si dari tadi terlihat murung, lo ada masalah.." tanya prilly kepo
"prill gw mau minta maaf soal.." ucap bani terpotong
"udah gw maafin, lagian yang sudah berlalu biarkan berlalu,, yang penting sekarang lo baik-baik aja kan.. gw sempet panik tau, gw fikir lo bakalan ga slamat.. tapi untungnya lo baik-baik aja.." prilly menunjukkan senyum lebarnya yang membuat bani kembali tersenyum simpul
"ciee yang udah senyum,,hahha eh btw mana mami lisa dan papi bryan mereka gak ikut balik ke jakarta.." tanya prilly yang tak tau seketika membuat senyum bani memudar. Prilly sedikit kagetmenyadari bani mulai menekuk mukanya kembali.
"bani kok lo diem sih. Gw salah ngomong ya." tanya prilly lirih
"papi bryan minggu depan baru balik,, kalau mami lisa (bani nampak susah untuk bicara).. mami lisa sudah pergi ninggalin kita (seketika mata bani mulai memerah).."
"maksud lo ninggalin ban,, mami lisa pergi kemana,,?" celoteh prily yang tak mengerti
"mami pergi pril,, mami pergi ninggalin kita untuk selamanya.." ucap bani dengan isak tangisnya, prilly yang tak percaya terlihat begitu shock, seketika prilly memeluk bani dengan sangat erat.
"maafin gw ban,, maafin gw,,.." prilly mengeratkan pelukannya, bani tak henti menangis, begitupun prilly dengan isak tangisnya.
.
Malam kian menjelma, prilly membawa bani untuk tinggal dirumahnya. Bagaimanapun bani pernah menjadi kekasihnya, meskipun tak ada kata putus dari bibir mereka tapi prilly memutuskan untuk menganggap semua sebagai sahabat, tapi tidak dengan bani. Karena sampai saat ini juga dihati bani hanya ada prilly, dan mungkin akan selalu ada prilly.
Malam ini seperti mimpi bagi prilly, karena malam ini meja makan terlihat terisi oleh semua orang yang dia sayangi. Mama papa, kedua kakaknya berkumpul dalam satu meja. Kebahagiaan begitu sangat prilly rasakan, apalagi dengan kehadiran dinda, adit dan bani. Bi nana yang tadinya hanya mempersiapkan makanan dan ingin kembali ke dapur, seketika prilly melarangnya dan meminta untuk makan bersama dalam satu meja. Prilly begitu snagat menyayangi bi nana, bagaimanapun bi nana yang lebih sering bahkan selalu bersamanya. Malam ini prilly tak hentinya menunjukkan senyum manisnya.
Seperti biasa prilly hanya memakan sayuran tanpa nasi, tapi kali ini prilly salah ambil sayuran yang dihidangkan. Karena begtu bahagianya sampai prilly tak memperhatikan bahwa ada dua hidangan sayuran. Bani yang tau dengan semua kebiasaan prilly, mulai apa yang dia suka sampai yang prilly tidak suka. Bani menahan tangan pirlly yang memang berusaha memasukkan makanan kedlaam mulutnya. Prilly yang merasa tangannya ditahan spontan memutar bola matanya kearah bani. Bukan hanya prilly tapi semua mata pun mengarah ke bani dan prilly.
"jangan dimakan ini ada kacangnya,, lo salah ngambil pril.." ucap bani lembut, prilly yang mendengar ucapan bani degan cepat prilly menaruh sendok yang berada digenggamannya.
"duh pah,, bani masi aja ya ingat kalau prilly alergi kacang-kacangan, padahal udah lama mereka gak bersama.." celetuk mama sara yang membuat pipi bani dan prilly merona.
"jangan salting gitu juga kali dek," ledek anisa yang tak lain adalah kaka prilly
"yee siapa juga sih yang salting,orang gw biasa aja juga.." elak prilly dengan menunjukkan kekesalannya
"kalau gak salting dan gerogi ya gak mungkin lah sampe salah ambil sayuran..hahahhah" ledek ka julian yang merupakan kaka pertama prilly
"iih kalian apa,an si,, dasar kakak-kakak rempong.." celetk pirlly dengan menjulurkan lidahnya membuat bani tak henti ikut tertawa
"tuhan,, jangan biarkan kebahagiaan ini,, tawa ini hilang seketika dengan kehadiran seseorang yang menjadi bagian dari prilly.." batin bani sendu
"bani,, karena kamu sudah balik kejakarta, dan kamu harus pindah kuliah juga,, om dan papi kamu sudha sepakat untuk pindahin kamu ke kampus yang sama dengan prilly. Dan kalian juga satu jurusan yang sama,.." ucap papa andre yang membuat irlly tersedak. Seketika bani memberikan minum dan mengelus tengkuk kepala prilly
"apa? Satu jurusan sama prilly pah.." ucap prilly kaget.
"ya satu jurusan sama kamu,, soo papa lebih senang kalau kalian bisa satu kampus, bahkan satu jurusan,, kan nanti ada bani yang bakal jagain kamu,, jadi papa gak perlu khawwatir lagi smaa kamu.."
"khawatir emang sejak kapan papa khawatir sama gw,, duuh kalau bani satu kampus bahkan jurusan tidak menutup kemungkinan bani akan satu kelas juga sama gw.. matii matii matii kan gw sekarng pacaran sama ali,, gak mungkin juga kan gw bermesraan didepan bani,, an kasihann bani.. duuuh kenapa sih harus serumit ini.." batin prilly dalam benaknya.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Queen !!
Teen Fictionbaby queen adalah putri dari keluarga wijaya latuconsina, keluarga konglomerat yang memiliki perusahaan diberbagai negara. Nicolle alyansyah syarief adalah putra dari keluarga syarief, musuh bebuyutan dari keluarga latuconsina. dengan pertingka...