Yoon Mi melangkahkan kaki dengan tidak semangat melalui koridor. Bahkan senyum pun tak terhias di wajah seperti biasanya. Ia terlihat murung semenjak kejadian kemarin. Ia masih tak bisa terima bila Sehun memutuskannya tepat di hari jadinya. Walaupun ia tahu alasan Sehun memutuskan hubungan mereka karena ia telah dijodohkan. Tetapi, tetap saja ia tak bisa menerimanya.
Yoon Mi telah sampai di kelasnya. Yuri yang melihat wajah Yoon Mi yang murung, langsung menghampiri Yoon Mi.
"Yoon Mi-ya neo gweanchana?*" tanya Yuri sambil berjalan beriringan menuju tempat duduk Yoon Mi. Yuri duduk di belakang bangku Yoon Mi. (*kau tidak apa-apa?)
"Ani*, Yuri-ya hiks.. hiks.. hiks.." Yoon Mi langsung memeluk sahabatnya sambil menangis tersedu-sedu. (*tidak)
"Kenapa Yoon Mi?? Ceritakan padaku," ucap Yuri sambil mengusap-usap pelan punggung Yoon Mi. Ia berusaha untuk menenangkan Yoon Mi.
"Yuri aku putus hiks.. dengan Sehun hiks..."
"Mwo*?! Jinjja*?! Bukannya kau kemarin baru merayakan hari jadi mu?" Raut wajah bingung sekaligus kaget pun terpampang jelas di wajah Yuri. (*apa?) (*benarkah?)
"Iya, Yuri. Kami kemarin memang merayakan hiks.. hari jadi kami hiks.. tapi disaat kami sedang makan, ia memutuskanku." Badan Yoon Mi bergetar di dalam pelukan Yuri.
"Kenapa?! Mengapa ia memutuskanmu?!" Tanya Yuri tak percaya, karena selama ini Yuri dapat melihat jelas bahwa perasaan Sehun terhadap Yoon Mi serius. Hal ini benar-benar membuat Yuri kalang kabut walaupun ia bukanlah korban dari semua ini.
"Sehun bilang dia telah dijodohkan. Yuri-ya eotthoke*? Aku sangat mencitainya." Tangis Yoon Mi semakin terdengar keras. (*bagaimana?)
"Uljima*, Yoon Mi. Jebal uljima..." Yuri terus mengusap-usap punggung Yoon Mi yang bergetar. (*tenang)
Kring~
"Tenanglah Yoon Mi, sekarang sudah bel masuk." Yuri melepaskan pelukannya, namun ia tetap mengusap-usap pelan punggung Yoon Mi.
"Ne, Yuri-ya. Gomawo*." Yoon Mi segera menghapus air matanya dan segera membenarkan posisi duduknya menghadap ke papan tulis. Yuri segera kembali ke posisi duduknya, walaupun sebenarnya ia masih khwatir dengan sahabatnya itu. (*terima kasih)
Akhirnya Guru Park datang bersama dengan seorang murid yang sama sekali tak dikenal. Seorang murid baru.
"Silahkan perkenalkan dirimu," perintah Guru Park tegas.
"Annyeonghaseo jeoneun Xi Luhan imnida*." Ia memasang senyum manis diwajahnya. Membuat seisi kelas gaduh lantaran senyuman manis Luhan. (*Halo, nama saya Xi Luhan (formal))
"Kyaaa!!! Dia tampan sekali."
"Hei kau kutu buku pindah sana, biarkan dia duduk disebelahku."
"Aahh... Dia membuatku meleleh(?)"
Kelas yang bising adalah hal yang dibenci oleh Guru Park yang terkenal akan kedisiplinannya. Lantas, ia memukulkan penghapus papan tulis ke meja untuk mengalihkan perhatian seisi kelas.
"Diam semua. Baiklah, Luhan kau bisa duduk di sebelah Yoon Mi. Yoon Mi berada di kursi nomor 2 dari belakang," jelas Guru Park sambil menunjuk tempat duduk Yoon Mi.
"Baik." Luhan segera menuju meja Yoon Mi dan mendudukan dirinya di sebelah bangku Yoon Mi, sedangkan Yoon Mi masih melamun. Sama sekali tidak menyadari keberadaan Luhan di sama sekali.
Sebenarnya alasan Luhan bisa pindah sekolah ke sekolah Yoon Mi karena abeoji-nya yang menyarankan. Klise alasannya, jelas saja untuk mempermudah mendapatkan liontin milik Yoon Mi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Love Story
FanfictionProlog Percayakah kalian dengan vampir? Menurut kalian apakah vampir itu memang ada di kehidupan dulu atau bahkan hingga sekarang? Lalu apakah vampir dapat merasakan cinta? Apakah vampir juga dapat berubah menjadi manusia kembali dengan beberapa sya...