Salju pertama turun di kota Seoul di pagi hari ini. Banyak orang melakukan aktivitas dengan mantel tebal yang membalut tubuh nya. Sama halnya dengan Yoon Mi. Yeoja itu mengenakan mantel tebal saat pergi ke sekolah. Hari ini ia lebih memilih untuk berjalan kaki daripada dengan kendaraan pribadi ataupun bis.
Ia ingin menikmati salju pertama.
Yoon Mi menadah kedua tangannya sambil berjalan. Ia menikmati setiap salju yang berjatuhan di atas telapak tangannya. Ekspresinya seperti anak kecil yang baru saja di belikan 2 permen lolipop berukuran besar. Ia benar-benar bahagia. Sepertinya ia sudah melupakan masalah kemarin. Ah tidak. Ia hanya sedang melupakannya sekarang.
Kini ia sudah sampai di sekolahnya. Ia membersihkan kedua telapak tangannya yang terkena salju dengan menepuk-nepuk kedua telapak tangannya satu sama lain. Ia berjalan menelusuri lorong ke kelasnya. Namun, di pertengahan jalan, tangannya di genggam oleh seseorang. Sontak membuat Yoon Mi menolehkan kepala nya ke belakang. Yoon Mi nampak cukup terkejut dengan orang yang berada di belakangnya tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Yoon Mi berusaha untuk bersikap tenang.
"Ada apa, Sehun-ah?" tanya Yoon Mi pelan. Ia tentu saja tak mau menumpahkan emosi nya di hari pertama turun nya salju.
"Mianhae," lirih Sehun dengan tatapan sendunya menuju ke arah Yoon Mi.
"Sudahlah. Nan gweanchana," ucap Yoon Mi tenang lalu tergambarlah sebuah senyuman manis. Walaupun menurut Yoon Mi sangat sulit untuk menampilkan senyuman ini, ia akan tetap berusaha tenang dihadapan Sehun.
Sehun terdiam untuk beberapa saat. Ia sangat bingung bagaimana mungkin Yoon Mi bisa setenang ini, sedangkan hatinya sangat gusar semenjak kejadian kemarin hingga sekarang. Beberapa saat kemudian Sehun langsung membawa Yoon Mi ke dalam pelukkannya.
Yoon Mi terdiam. Ia tak membalas pelukkan Sehun. Tanpa dilihat Sehun, Yoon Mi tengah membendung air mata yang kapan saja akan menetes. Namun, Yoon Mi kemudian tersadar bahwa seseorang yang tengah memeluknya ini bergetar menandakan ia tengah menangis.
"Jangan menangis, ne?" pinta Yoon Mi sambil mengusap-usap punggung Sehun. Sesekali Yoon Mi juga menepuk-nepuk pelan punggung Sehun. Namun, Yoon Mi tak mendapat respon dari Sehun. Sehun tetap sama. Ia masih menangis sekarang. Yoon Mi yang melihat hal ini masih berusaha menenangkan Sehun walaupun hatinya sekarang terasa seperti teriris.
"Uljima Sehun-ah! Uljima." Yoon Mi lagi-lagi berusaha menenangkan Sehun.
"Yoon Mi-ya..." Sehun memberi jeda. "Mianhae."
"Kau tak berbuat salah. Mengapa kau meminta maaf kepadaku, eoh?"
Sehun yang mendengar penuturan kata Yoon Mi tadi, langsung sedikit merenggangkan pelukannya agar ia bisa melihat wajah Yoon Mi. Sehun mengernyit bingung.
"Kau bilang aku tidak berbuat salah?" Sehun tertawa hambar sejenak. "Kau bercanda?"
Yoon Mi menggelengkan kepalanya cepat beberapa kali. "Ani! Kau tak berbuat salah."
"Jelas saja aku buat salah!" Suara Sehun kini meninggi. Ia tak bisa lagi menahan emosinya. Bagaimana bisa Yoon Mi bilang bahwa ia tidak bersalah. Oke ini memang bukan sepenuhnya salah Sehun, tapi tetap saja ini salahnya.
Hati Sehun luluh kemudian ketika mendapati wajah Yoon Mi tengah ketakutan.
"Mian. Aku tadi benar-benar tak sengaja."
"Tak apa. Aku tahu kau sedang emosi tadi." Yoon Mi tersenyum simpul ke arah Sehun.
Suasana menjadi canggung sekarang. Tak ada yang buka suara, hanya bertatapan. Akhirnya Yoon Mi membuka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Love Story
أدب الهواةProlog Percayakah kalian dengan vampir? Menurut kalian apakah vampir itu memang ada di kehidupan dulu atau bahkan hingga sekarang? Lalu apakah vampir dapat merasakan cinta? Apakah vampir juga dapat berubah menjadi manusia kembali dengan beberapa sya...