Semenjak keberadaan Yifan di Korea, Luhan kini bersikap lebih waspada. Walau, ia bisa melihat, Yifan tak ada di sekitarnya namun, ia tahu, Yifan mengawasinya. Dan, entah mengapa, instingnya mengatakan bahwa Yifan mengawasi Yoon Mi.
Luhan, sekarang, bahkan lebih memperhatikan Yoon Mi dari sebelumnya. Ia selalu menyuruh Yoon Mi untuk mengaktifkan GPS pada handphone miliknya, saat Yoon Mi sedang berada di rumah sekalipun, Luhan tetap menyuruh Yoon Mi untuk mengaktifkannya. Awalnya Yoon Mi bingung. Mengapa Luhan menjadi seberlebihan ini dalam memperhatikan Yoon Mi namun, Luhan beralasan, ia hanya ingin terus mengetahui keberadaan yeojachingu-nya itu. Sangat tidak mungkin jika Luhan bilang jika ia merasakan ada vampir yang mengawasinya bukan? Bisa-bisa Luhan dikira tidak waras oleh Yoon Mi.
"Jangan lupa isi bateraimu jika, sudah ada peringatan dari ponselmu bahwa baterai ponselmu akan habis setiba di rumah nanti." Perintah Luhan. Saat ini mereka tengah berada di perpustakaan sekolah. Tentu saja Luhan-lah yang mengajaknya. Dan, sepertinya Yoon Mi tak keberatan.
Yoon Mi memunculkan wajahnya dari balik buku, "Ne, sajangnim." Jawabnya datar. Ah.. ia sungguh malas jika Luhan sudah mengatur-ngatur seperti ini. Lagi.
"Jangan sering berpergian sendirian. Setidaknya, ajaklah aku atau Yuri." Perintah Luhan lagi. Matanya masih berfokus pada buku yang didepannya.
Yoon Mi kali ini tak mendongak untuk menatap Luhan, ia masih tetap berfokus pada bukunya, "Ne, sajangnim." Jawabnya datar. Jujur, telinganya sangat panas sekarang. Mendengar seluruh perintah dari Luhan benar-benar membuat telinganya nampak mengeluarkan asap karena kepanasan.
Luhan yang nampak tak terima dengan sebutan 'Sajangnim' dari Yoon Mi, meletakkan bukunya ke meja dengan cukup keras sambil mendelik kesal ke arah Yoon Mi.
"Ya! Jangan panggil aku dengan sebutan 'sajangnim'!" Tegas Luhan.
Yoon Mi ikut melakukan aktifitas Luhan sebelumnya yaitu, meletakkan buku secara kasar ke meja sambil mendelik kesal.
"Apa peduliku. Kau tahu, kau benar-benar menyebalkan! Kau beberapa hari-hari ini suka sekali mengatur hidupku!" Balas Yoon Mi. Ah.. ku rasa ada yang pernah bilang bahwa setiap hubungan tak akan selalu berjalan halus. Dan, ini buktinya. Perang mulut akan berlangsung.
"Ini semua untuk kebaikanmu, Choi Yoon Mi!" Tegas Luhan sekali lagi.
Yoon Mi mengernyit, "Apa nya yang untuk kebaikanku, eoh?! Aku benar-benar tak merasakan dampak positif dari tingkahmu beberapa hari ini, asal kau tahu!" Balas Yoon Mi lebih pedas lagi. Wajahnya merah padam. Astaga! apa ia sekesal itu dengan Luhan?
"Ya!-" Ucapan Luhan terpotong karena ada suara lantang yang menyudahinya.
"Kalian! Jika kalian ingin membuat keributan sebaiknya dilain tempat! Ini perpustakaan!" Tegas seorang petugas perpustakaan dengan lantang jauh dari tempat Yoon Mi dan Luhan berada.
Seketika itu juga, Yoon Mi dan Luhan jadi bungkam. Bahkan, yang tanpa mereka sadari, yang tadinya seluruh mata menuju ke arah mereka sekarang kembali sibuk dengan buku-buku dari perpustakaan itu.
Luhan mengehela napas.
Srek..
Kursi Luhan bergerak mundur. Luhan bangkit dari duduknya. Luhan mengcengkram pergelangan tangan Yoon Mi. Yoon Mi menatap Luhan dengan raut wajah bingung namun, Luhan tak menjawab. Ia segera menarik pergelangan tangan Yoon Mi untuk mengajaknya keluar dari perpustakaan sekolah.
Luhan menarik Yoon Mi paksa keluar dari perpustakaan lalu, mengajak Yoon Mi entah kemana.
"Ya! Luhan-ah ini sangat sakit." Ronta Yoon Mi. Namun, Luhan nampak tak peduli. Ia terus saja menarik Yoon Mi secara paksa. Bahkan, ia tak menoleh sedikitpun untuk mengecek keadaan Yoon Mi. Ia hanya terfokus ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Love Story
ФанфикProlog Percayakah kalian dengan vampir? Menurut kalian apakah vampir itu memang ada di kehidupan dulu atau bahkan hingga sekarang? Lalu apakah vampir dapat merasakan cinta? Apakah vampir juga dapat berubah menjadi manusia kembali dengan beberapa sya...