Author's PoV
"Apakah kita sudah aman?" Tanya Ley sambil turun dari mobil.
"Entahlah. Yang ku ketahui kita masih dalam pengawasannya." Ucap Khanza sambil menyender dimobilnya dan menyilangkan tangannya.
"Kau mengenal Alex zha?" Ley berjalan menghampiri Khanza.
"Yea."
"Benarkah? Kau tahu bahwa dia-"
"Yea, dia mantanmu. Sebenarnya Aku ini.. hm sudahlah. Mari masuk lagi. Sekarang sudah malam. Memilih tidur diluar atau dimobil?" Tanya Khanza.
"Yang benar saja tidur diluar tanpa alas dan selimut?" Roy kembali memasuki mobil.
"Ley,,." Khanza menyuruh untuk masuk kedalam mobil. Leypun masuk diikuti Khanza.
"Wait, kemana Harris?" Ley tersentak bahwa pria yang seharusnya ada disampingnya tidak ada. Khanza dan Roy yang duduk dibagian depanpun menoleh.
"Aku akan kembali." Ley membuka pintu mobil dan beranjak keluar. Sementara Roy dan Khanza hanya bisa kembali terlelap.
Ley meneliti tiap sisi pulau ini. Ia tak mendapati Harris. 'Kemana Harris?' Batin Ley.
Clakk
Terdengar suara percikan air. Ley meneliti suara itu baik baik. Diikutinya arah asal suara itu.
Clakk
Suara itu terdengar lagi. Ley memberanikan diri untuk terus melangkah dan melangkah. Didepannya, kini ada sebuah karang yang besar. Ia merasa aneh dengan karang ini. Bentuknya berukiran hati. Leypun terus menelusuri karang ini. Ia memutari karang ini. Ley terkejut saat dia berputar, seorang pria sedang memunggunginya. Pria itu terus melemparkan batu kearah perairan pantai ini. Senyum merekah di wajah Ley. Ley mengambil batu kecil didekatnya. Satu demi persatu batu itu ia lemparkan ke perairan itu. Terkejut, pria itupun menoleh kearah seseorang yang sedang melemparkan batu sama sepertinya.
"Ley.." Pria itu menghampirinya.
"Ya Harris.. ayo kita berlomba. Siapa yang paling jauh melempar batu, ialah pemenangnya. " ley masih dengan posisi melemparkan batu. Senyumpun terukir diwajah pria yang bernama Harris itu. Harris mengambil batu didekatnya. Dilemparkannya batu itu jauh dari tempatnya.
"Yeay, aku menang." Teriak Harris kegirangan.
"Tidak semudah itu Harris." Ley memunculkan seringaiannya. Mereka sama sama berlomba untuk melemparkan batu. Ley sangat senang dengan keadaan Harris yang sekarang ini. 'Semoga Harris tidak terlalu tertekan dengan keadaan ini' batin Ley. Ia tahu bahwa perasaan Harris saat ini masih mengingat saat di taman tadi. Saat saat Alex mantan pacar Ley mengancam untuk membunuhnya.
"Wohoo sudah sepuluh kali aku menang." Ucap Harris. Ley tersenyum lalu mengerucutkan bibirnya.
"Sombong." Ucap Ley memicingkan matanya. Harris tertawa kecil. Iapun memeluk Ley.
"Bagiku, kau yang selalu menang Ley. Kau selalu menang dalam mencuri hatiku." Bisik Harris tepat ditelinga Ley.
"Gombal." Ley melepaskan pelukannya masih dengan wajah yang cemberut dan bersemu merah.
"Hari sudah semakin malam Ley. Ayo kita kembali ke mobil." Harris menggenggam tangan Ley dan menuntunnya berjalan menuju mobil.
Brusshh
Tbc? Vote ;)