39

276 20 0
                                    

"oke gaess,,, ready for it?"

"yes"

"yes"

Terimakasih banyak tuhan. Kau telah memberiku banyak keadilan. Walaupun aku terpisah dengan keluargaku, aku masih akan tetap mendapat kasih sayang mereka.

Mom Widya, dia yang telah membunuh mom dan membuangku. Awalnya aku sangat tidak terima, namun dia sadar dan mengakui kesalahan fatalnya. Yah, seseorang patut untuk dimaafkan. Aku senang dad dan mom Widya menerimaku dengan lapang dada. Semuanya akan berakhir disini! iya, disini.

disini..

disini!

dann...

dis- ... *gak lucu plis -,-

oke, balik ke topik awal. Apakah kalian ingin tahu aku berada dimana sekarang? yuhuuuu~ sekarang aku berada di wahana halilintar bersama kedua orangtuaku. Ah, bahagia sekali. Aku tidak bisa mengatakan bagaimana aku bahagia, namun aku sangat berterima kasih kepada Tuhan yang telah mengembalikan kebahagiaanku. Ah rasanya aku sangat ingin teriak. Ini adalah rencana pertama kami pergi berlibur. Sekarang kami berada di Indonesia, tepatnya di dufan. Next holiday, kami akan berlibur ke Disney Land. Next holiday lagi, entahlah, kami belum merencanakannya.

"AAAHHHHHHHHHHH. MOM, DAD, AKU HAPPYYYYY.."

Aku melirik ke samping kanan dan kiriku. Aku melihat mereka tersenyum melihatku.

"KAMI SAYANG PADAMU ROS." Teriak mereka bersamaan.

-
Permainan Halilintar tlah berhenti. Aku langsung memeluk dad dan mom. Aku tidak akan melepaskan mereka. Aku akan tetap berada disisi mereka.

"aku sayang kalian." Ucapku disela-sela pelukan kami.

"Ekhem.."

Terkejut, aku melepaskan pelukanku. Membelalakan mataku dan memutar posisiku berbalik kanan 180°.

Harris. Yah, Harris dan nenek! Aku lupa, aku belum menceritakannya pada kalian. Kami pergi bersama. Entah kenapa dad mengajak Harris yang jelas-jelas bukan anggota keluarga kami. Memangsih, tanpa dia aku tidak akan bertemu mereka. Namun, itu juga karena nenek yang memang mengenaliku. Argh, aku berharap dia mendapar telepon dari managernya dan dia akan enyah dari hadapanku.

"kring..kring.."

Yes!

"Maaf, om tante nyonya, aku angkat telepon dulu." Ucap Harris lalu pergi dari hadapan kami.

Selang berapa lama, diapun kembali dan memasang wajah kusutnya. Aku tebak dia akan pergi tour.

"Tuan Tanlar, saya harus kembali ke bandara, managerku sudah tiba disana. Dia bilang ada tour mendadak. Jadi aku harus pergi. Maafkan aku." Harris membungkukkan badannya.

"ya, tak masalah. Kembalilah ke London dan bertemu kami dengan kedua orang tuamu. Pernikahan kalian akan dipercepat dua minggu lagi."

"APA? NIKAH?"

"APA? NIKAH?"

Ucap kami bersamaan.

"kompak sekali kalian." Sahut Nenek.

"Dad, apa apaan ini, aku tidak tahu apapun, pacaran saja tidak, kenapa kau akan menikahkanku?"

"Kalian berdua cocok. dan sepertinya...-"

"aku tidak mencintainya dad, kau tahu? dia menc-"

"aku tidak menyinggung soal cinta. haha daebak! kau mencintainya." Ucap dad dengan santai.

"Tapi, dia tidak mencintaiku, dia mencintai ...."

"Ley." Sambung Harris.

Yaampun ini anak tercipta dari api ya? sumpah yang dia ucapkan membuatku panas.

"Tapi, itu dulu. Ley sudah bahagia disana. Sekarang yang aku mencintai..."

"Siapa Harris?" Tanya mom Widya.

"Seseorang. Dia berambut panjang. Matanya ungu. kulitnya putih. tinggi kami setara. dan dia ...."

Aku menyipitkan mataku menunggu kalimat apa yang akan ia katakan.

"sedang menatapku sinis."

Terkejut bukan main. Aku membukatkan mataku. Ohma gosshh. Bagaimana bisa ia mencintaiku? dia suka karena aku mirip Ley! titik.

"Aku tidak mencintaimu karena Ley. Saat kencan pertama kita waktu itu,,,aku hanya teringat padanya. tapi sungguh aku tid-"

"Kalian sudah berkencan? oH waw imajengg." Potong dad.

*dorrr* matilah aku.
oh dewa, berikanlah aku kekuatan untuk menghadapi makhluk makhluk ini.. aku berjanji akan mencintainya.

*ups*

"ah tidak. apa yang aku katakan!" Teriakku sambil menampar mulutku.

Tersadar, aku melirik ke kanan, kiri, depan dan sampingku. Mereka melihatku dengan tatapan aneh. argghh matilah aku.

"um, Baiklah. Aku duluan ya."

"Kami akan mengantarmu." Ucap dad.

"eh, bagaimana dengan liburan kita dad?" Ucapku.

"Kan Kita bisa melanjutkannya setelah mengantar Harris."

"oh tidak bisa, dia kan bisa pergi sendiri. Benarkan Harris?" Ucapku memberi senyuman pada Harris.

Dia memejamkan mata dan tersenyum. Yes, kuharap dia pasrah.

"Iya om, aku akan memesan uber. aku akan menaiki uber."

daebak! yesss

"oh, baiklah nak, jaga dirimu baik baik yah.." Dad memeluk Harris.

huh apa-apaan ini? -,-

Nothing 2 (Harris J)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang