32

404 42 0
                                    


"Um, aku mrs.Tanlar." aku membungkukkan badanku 90°.

"Salam kenal nyonya Aku Ros. Dan apakah ada yang bisa saya bantu mrs?" Ucapku ramah. Mrs.Tanlar melihatku dengan tatapan datarnya. Aku tidak tahu apa arti dari tatapannya. Yah, yang terpenting tugasku terlaksana sebagai pelayan disalon kecil ini.

"Ugh, ya. Aku ingin spa." Ucapnya masih datar menatapku. Ugh, aku serasa merinding. Ini orang apa bukan ya? :'V

"Maaf. Nyonya disini tidak ada layanan untuk spa." Ucapku dan ia menetralkan tatapannya.

"Begitukah? Oh, um ba-baiklah." Ucapnya sambil menegakkan dagunya.

"Jika nyonya ingin, aku akan memberitahumu tempat spa terdekat disini." Ucapku.

"Tid-"

kringgg <bel pintu masuk>

"Honey, kau disini? Aku mencarimu sedari tadi. Dan kau disini? Dan um.." pria itu melirik kesekeliling.

"Tumben sekali kau ditempat kecil ini?" Tanya pria berbalut jas yang kurasa dirancang khusus oleh designernya yah yang pasti itu mahal.

"Oh um, a-aku hanya berkunjung untuk spa. Namun, disini tidak ada layanan spa. Aku salah alamat." Mrs.Tanlar tersenyum kepada pria yang kurasa suaminya.

"Oh okey. Kalau begitu mari kita pulang." Pria itu menuntun dan tersenyum ramah kepada Yun, mr.Kun dan.. hey , kenapa saat dia melihatku tatapan ramahnya berubah menjadi tegang seperti itu? Apakah wajahku ini buruk? Padahal aku tlah mencoba untuk merawat wajahku agar terlihat tidak buruk.

"Ley."

Ley? Kata yang terlontarkan dari pria itu sungguh tak asing untukku. Sepertinya aku pernah memdengar nama itu.

Ley?

Ley?

Ley?

"Um, honey. Mari kita pulang." Pria itu menuntun mrs.Tanlar berbalik.

Ley?

Ley?

Aku memijit pelipisku dan mengetuk ngetukkan kakiku berkali kali ke lantai.

Ley.. oh,

"T-tu-tunggu." Aku menghampiri mereka dan berhenti didepan mereka.

Mereka menoleh kearahku dan memandangku dengan rahang yang mengeras. Jika boleh jujur, jujur saja aku ini sangat gugup. Sesekali aku menegukkan salivaku dan menenangkan jantungku yang berdegup kencang. Aku tak tahu kenapa aku segugup ini.

"Ekhem, . Yes, um .." pria itu mengernyitkan dahinya dan menggerakkan tangannya.

"My name is Ros, sir."

"Ya, Ros. Ada apa?" Tanyanya.

Kalian tahu? Jantungku serasa berdetak 2 kali lipat dari sebelumnya. Apakah ini pertanda aku akan meninggalkan dunia ini? Oh no, jangan dulu. Lagipula aku masih ingin tetap hidup. Ataukah jangan jangan mereka bukan manusia. Aku baru menyadari aku akan segugup ini bertemu mereka. Apakah mereka malaikat maut yang diturunkan oleh Tuhan untuk menjemput nyawaku? Oh tidak gamungkin. Tapi, apakah mungkin? Kalau ia .......

"Ros." Tegurnya. Sontak aku terkejut. Yang bemar saja hanya ditegur olehnya saja degup jantungku bertambah tiga kali lebih cepat. Sebaiknya aku harus menghindari mereka.

"Um, oh tidak tidak sir aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal dan hati hati dijalan. Hanya itu saja." Ucapku membungkukkan badanku 90°. Pria itu dan mrs.Tanlar hanya tertawa renyah. Yah sangat renyah,-

"Baiklah. Terimakasih dear, kau sangat gugup sekali." Ucap pria itu lalu kembali melanjutkan perjalanannya untuk keluar dari salon ini yang sempat tertunda olehku.

Nothing 2 (Harris J)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang