Dalam sepi aku bercerita padanya. Aku selalu mengungkapkan isi hatiku kepadanya selalu. Aku merindukannya. Aku hanya ingin bersamanya saat ini.
"Ibu, apa kau ada disini?"
Aku memandang langit langit kamarku. Memeluk lututku dengan kedua tanganku. Mataku terpejam melihat hanya benda benda kecil berbentuk bintang dilangit langit kamar.
"Hiks, ibu... ini sungguh aneh. Aku tahu kau mendengarkan aku."
Aku menenggelamkan wajahku di lututku. Menetralkan isak suara tangisanku.
"Andai kau bisa menjawab semua pertanyaan yang ada dihatiku ibu....."
---
"Ibu, aku ingin melihat festival itu plisss*-* aku sangat suka kembang api itu. Aku mohon padamu ibu. Aku mohon...."
Cekrekk
"manis dan lucu, lihat, kau sangat manis saat menangis." Aku memperlihatkan foto anak manis itu di kameraku.
"Kau jahat! Wajahku sangat jelek. Aku ga suka!"
"look! Wajah kita sangat mirip!"
Aku melirik sekilas ke samping kiri dan kanan. Tidak ada siapapun diantara kami. Aku terus memandang foto ini. Aku sungguh tak percaya bahwa kami sangat mirip!
"Leyla! Mom fikir kau mengikutiku. Katanya mau lihat festival bukan?" Wanita itu menggenggam tangan anak itu.
"Tunggu mom! Look mom! Wajah kami sangat mirip! Mom, bisakah kau foto kami berdua? Pliss mom pliss" rengek anak itu. Wanita yang disebutnya "mom" itu hanya berdiam diri mematung melihat wajahku dan anak itu bergantian.
"Mom?!"
"I- iya leyla. Berposelah."
"Mari berpose.Cheeseee"
Cekrekk
---
Cekrekk"Yess dapat!!"
Aku mendongakkan wajahku. Leherku serasa pegal dan lututku masih tertekuk erat oleh tanganku.
"Wahh, lucu sekali. Xixi"
aku melirik kedepan sambil meregangkan tubuhku.
"Tom, sejak kapan kau disini? Aduhh, siapa yang menyuruhmu masuk kekamarku huh?!"
Aku turun dari kasurku dan berdiri. Mengikat rambut ikalku dengan ikat rambut sambil terus berjalan kearah Tom. Aku melirik kamera yang sedang dipegang Tom.
"Kya! Tom cepat hapus! Itu bad pose Tom! Ayo cepat hapus." Aku mencoba merebut kamera itu darinya.
"Gak akan. Wlee." Tom lari membuka pintu kamar dan lenyap begitu saja saat aku mencoba tuk mengejarnya.
"Dasar fans. Ck" Aku menyeringai sarkas.
"Jam berapa ini, berapa lama aku tertidur?"