Author's PoV
"Aku lelah." Pria itu tertawa mendengar rintihan gadis itu.
"Lelah katamu? Ini belum sberapa nona. Nanti temanmu akan menyusul." Kata pria itu terbahak bahak.
"Mau sampai kapan kalian mengikatku?! Apa salahku?! Kenapa kalian tidak bunuh saja aku?!" Teriak gadis itu meronta ronta. Pria itu mencengkram dagu gadis itu.
"Kalau memang takdir, pasti kau sudah mati." Dilepasnya cengkraman tangan pria itu dengan kasar. Pria itu hanya terbahak bahak melihat aksinya. Pria itu keluar dari ruangan dan menutup pintu lalu menguncinya.
Ley's PoV
"Jaga dirimu baik baik ya Ley... mum akan selalu menyayangimu nak." Ucap mom sambil memelukku erat.
"Iya mum," aku membalas pelukannya dan beranjak pergi ke dalam ruang pengecekkan. Yup, disinilah aku. Dibandara. Beruntungnya aku sudah diterima disekolah King's College London. Tanpa bersusah payah dan hanya mengandalkan internet untuk daftar online.
Setelah menunggu sejam, akhirnya pesawat berangkat mengantarkan aku ke London. Aku ingin membuat suprise ke Harris. Aku ingin melihat ekspresi terkejutnya jika aku datang.
Harris aku sangat merindukanmu...
Setelah sampai, akupun melanjutkan perjalananku menuju apartement dad diLondon. Di apartement ini aku tidak tinggal bersama Harris. Bahkan Harris tidak tahu tentang kepindahanku ini. Mengingat Harris, ...aku langsung membuka tas kecilku dan mengambil ponselku.
To Harris
Harris, kau marah padaku? Kenapa kau menggantungkan hubungan kita?
Aku mencintaimu Harris ♥Sent.
"Semoga Harris membalasnya." Aku memasukkan kembali ponselku. Stelah sampai, aku langsung mengambrukkan diriku di pulau kapuk ini. Huft, sungguh melelahkan. Mungkin besok aku akan pergi jalan jalan. Sekarang yang terpenting adalah tidur, tidur dan tidur..
"Hoamm.."
---
Harris's PoVAku membuka lockscreen pada ponselku. Aku mendapati 2 pesan yang belum terbaca. Dan semuanya dari Ley.
From Ley
Harris, kau dimana? Kau tidak datang kesekolahku?
From Ley.
Harris, kau marah padaku? Kenapa kau menggantungkan hubungan kita?
Aku mencintaimu Harris ♥Aku tahu Ley marah padaku karena aku telat. Tapi, apakah secepat itu ia berpaling dariku? Dan... dengan Grey? Temanku sendiri?! Bukankah ia sudah tunangan? Apakah dia gila?! Aku sadar kalo aku cemburu. Aku benar benar cemburu. Bukannya aku ingin menggantungkan hubungan ini. Tapi, aku ingin menyendiri. Mungkin untuk beberapa hari.
Drtt..drt.
From Ley.
Harris, kau masih marah? Kau sudah baca pesanku? Aku tahu kau pasti di London. Um, aku juga ingin memberitahumu bahwa aku juga berada diLondon. Aku akan satu sekolah denganmu :)
What?! Dia di London?! Ini tak bisa dibiarkan. Bukannya aku melarangnya. Tapi, bagaimana dengan Grey? Aku takut mereka semakin dekat. Apakah sebegitu cemburunya aku? Aku berniat untuk menelponnya.
Tutt.. tut.
Maaf nomor yang anda tujui sedang sibuk
Tut..
Aku memutarkan mataku. Aku membanting ponselku kesembarang arah. Aku mengacak wajahku frustasi.
Flashback on
Oh shit! Pasti dia akan bertanya apakah aku menyukainya? Atau bahkan mencintainya? Omaygat jangan dulu.. um, aku ingin mengatakannya. Tapi, um aku ragu. Cukup dalam hati saja deh ..
'Aku mencintaimu Ley.' :)
"Harris .." panggilnya menyadarkanku.
"Aku berterimakasih. Karena kau aku masih hidup." Aku mengangkat satu alisku.
"Karena darahmu yang mengalir ditibuhku, aku masih bisa bernapas sampai saat ini." Ley menghirup dalam dalam oksigennya. Lucu sekali dia hihi.
"Im nothing without you Harris." Ucap Ley lembut dan sedikit pelan.
'Katakan tidak ya?' Ucapku dalam hati.
"Ley .. " dia mendongak.
"Aku .. a-aku.."
'Dewi fortuna, katakan tidak ya..' baiklah aku akan mengatakannya.
"Aku mencintaimu Ley." Ley membelalakan matanya. Mungkin ia terkejut. Kulihat ia tampak menangis.
"Kau tak berubah ya gadis cengeng." Aku tertawa kecil dan menghapus aliran air matanya dipipinya.
"Im nothing without you Harris.. aku juga mencintaimu." Ley memelukku dan terdengar tepuk tangan dari banyak orang. Aku dan Ley melepas pelukan kami dan menoleh. Ups, kami lupa kalau aku sedang m&g sama jjs dan aku malah menganggap jjs tidak ada. Omaygat. Kulirik wajah Ley yang tampak memerah semerah tomat itu sangat menggemaskan.
Flashback off
Aku sempat berfikir atas kejadian saat pertama kali aku shoot dia. Awalnya aku ragu dengan perasaanku saat itu. Karena, aku dan dia saat itu baru mengenal selama 7 hari. Dan, jarak kita dipisahkan oleh komanya selama 5 bulan. Apakah secepat itu Ley jatuh cinta padaku?? Ataukah ia menerima cintaku karena aku seorang artis? Ataukah ia hanya berterimakasih karena darahku? Ataukah ia... ah, sudahlah . Aku terlalu capek memikirkannya. Aku hanya bisa terlelap dalam keterpurukan.
----
Author's PoV
Drtt.. drt
"Ya?"
"Kami sudah menemukan tempatnya."
"Lalu?"
"Kami akan menegurnya bila anda mengijinkannya." Gadis itu tampak berfikir.
"Nanti jika ada waktu yang tepat, aku akan memberitahumu."
"Baik nona."
Sambungan telepon terputus. Gadis itu memasukkan ponselnya kesaku celananya. Gadis itu pun kembali memasuki sebuah gedung bertingkat yang sebentar lagi akan menjadi sekolah perguruan tingginya. Gadis itu menatap nanar sekolah itu. Awalnya ia tak mau bersekolah disitu. Namun, ini demi seseorang yang ia cintai.
"Aku akan segera hadir." Gadis itu menyeringai.
Tbc .