" I do not want to ask, because I do not want to know. I do not want to know, because I do not want to get hurt."
----
Brakk"Ros, happy birtday!"
Aku melirik kedepan melalui celah jariku yang menutupi wajahku.
"Ros.. selamat ulang tahun! Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga, sekarang juga.."
"Ayo Ros, tiup lilinnya."
Seseorang menepuk bahuku dan melepas tanganku yang menutupi wajahnya. Suara pria itu terdengar tak samar bagiku. Aku sangat mengenal suara itu.
"Kau menangis Ros?" Aku mendongakkan wajahku.
"Tom."
"Ya, Ros." Tom tersenyum padaku.
"A-apa kaabar?" Tanyaku parau.
Tom mengernyitkan alisnya.
"Aku baik. Kau? Apakau baik?" Tanyanya.
Dengan sekuat tenaga, aku menjatuhkan tubuhku pada tubuhnya. Aku sangat rapuh, sungguh. Air mataku terus berlinang bak air terjun yang tiada habisnya mengalir. Aku tak tahu mengapa aku sesedih ini. Aku hanya bisa tersengguk didada Tom dan memeluknya. Aku tak berharap bahwa ia akan membalas pelukanku dan mencoba tuk menghiburku. Aku hanya butuh dinding yang kuat untuk menahan beban yang ada dihatiku.
Wait?
Beban?
Dihati?
"Tom, bukankah kau-"
"Aku disini untukmu, Ros."
"Jika aku jadi kau. Kuharap aku tetap disana."
Tom menangkup pipiku.
"Ros, karena sekarang adalah hari spesialmu, maka sekarang waktunya kau tiup lilinnya. Ok? Aku tidak ingin melihat air mata ini jatuh lagi." Tom mengusap pipiku dengan jari jari tangannya.
.
.
.
.
.
#Note
Hiii, lama tak jumpa!! Maaf ya teman teman latepost. Habisnya tanggapannya minim sekali. Saya down *-* hhe (*-*v)