Krekk
Terdengar suara pintu yang terbuka. Sudah kuyakini pasti itu Alex atau sepupunya Khanza. Langkah kaki semakin mendekat. Berjalan melewatiku. Aku masih menunduk dan merenung. Aku masih memikirkan tentang apa yang dibicarakan Harris tadi. Aku malas untuk mendongak siapa yang datang. Karena sudah pasti itu Alex dan Khanza. Aku merasakan ikatanku kendur. Akupum menoleh kebelakang. Betapa terkejutnya aku mendapati Kevin ada disini melepaskanku? Ku ulangi. K E V I N A d a D i s i n i.?!
"Kev- kevin?"
"Aku kan sudah bilang bahwa aku fans berat kalian. Berita tentang hilangnya kalian sudah beredar di setiap media. Ayo Ley kita kabur. Bantu aku melepaskan yang lain." Kevin beranjak kearah Harris. Ia mulai membuka ikatan ditubuh Harris. Akupun beranjak. Aku ragu untuk mendekati ka Alina. Tapi, walaupun sikap kami yang bertolak belakang, aku dan ka Alina tetap kakak beradik.
Aku beranjak sambil memicingkan mataku dan membuka ikatan ka Alina.
"Aku sudah lama tidak berjalan. Kakiku serasa kaku." Ucap ka Alina. Kevinpun menyuruh kami tuk cepat cepat beranjak dari sini. Aku, Harris, ka Alina dan Alexpun berlari keluar namun, sedikit mengendap endap.
Tang
"Ups, maaf.. kakiku masih kaku tuk berjalan." Ucap ka Alina.
"Kau bisa mencuri perhatian Alex ka." Bisikku pelan.
"Hey, siapa disana ?!" Alex berteriak. Gawat! Kami semua mempercepat langkah kami. Hingga akhirnya, kami keluar dan mendapati sebuah mobil didepan pondok ini. Kulihat kedepan, ternyata Grey yang mengemudikannya dan Roy disampingnya. Mobil ini cukup luas. So kami berempat bisa masuk dijok belakang.
"Cepat masuk." Tutur Kevin. Kamipun masuk mobil itu dan diikuti Kevin. Hosh, akhirnya aku bisa bernafas lega. Greypun menstater mobil dan mobil ini bergerak.
"Hey dasar berengsek! Jangan kabur!" Aku menoleh kebelakang dan mendapati Alex sedang memegang pistolnya.
Dor dor dor
"Gawat, ban kita kena." Ucap Grey.
"Apa?!" Ucap kami bersamaan. Mobil inipun berjalan oleng. Aku hanya bisa memejamkan mata. Aku takut..
Brushhh
Ngiikkkk
"Grey, kenapa berhenti?" Aku membuka mataku dan menatap kedepan. Oh tidak! Robot itu lagi.
Aku merasakan mobil ini terangkat dan yak! Mobil yang kami naiki diangkat oleh tangan sang robot yang dikendalikan oleh Alex. Setelah diudara, mobil ini dimiringkan dan tangan robot itu menghancurkan pintu mobilnya. Kamipun tak bisa bertahan dalam kondisi ini. Kami panik dan pintu itu berhasil dirusaknya dan kami terjatuh.
"Aaaaa-"
Bugh.. bugh.. bugh.. bugh.. bugh..bugh..
Author's PoV
Satu persatu dari mereka menghantam pasir. Tapi, Ley tidak. Ley terjatuh tepat ditangan robot itu. Alex sengaja karena ia tak mau Ley terluka. Walaupun tak terlalu parah, Ley terkulai lemas. Ia tak sadarkan diri. Robot itu menaruh Ley dibawah pohon.
Tbc? Vote ;)