Tiga Belas

3.7K 261 20
                                    

Kau mungkin tidak sempurna, tapi kau sempurna untukku
☆In A Blue Moon☆

Juni 2009

Aku ingin mencintaimu, seperti awan mencintai langit.

Langit tak membutuhkan awan, lalu mengapa aku ingin mencintainya seperti awan mencintai langit.

Bahkan langit yang kau lihat sering tak terlihat awan, lalu mengapa aku mencintainya?

Karena, aku ingin mencintainya setulus awan mencintai langit,
Halus, tak pernah menyakiti langit.

Karena aku membutuhkannya seperti awan membutuhkan langit.
Langit tak butuh awan, langit tetap ada walaupun tidak ada awan didekatnya.

Tapi awan membutuhkan langit,
Awan membutuhkan langit walau langit tak membutuhkannya.

Karena aku mencintainya.
Dan tetap mencintainya,

Walau dia..

Tidak.

☆☆☆☆☆

Shilla melirik seorang perempuan sebayanya yang tengah duduk dipinggir kasurnya.

Shilla mengamati perempuan itu yang tengah membaca novel milik Shilla, perempuan itu mengambil novel tersebut dari rak buku disamping pintu.

"Lo sama Juna gimana?" Tanya perempuan itu tanpa mengalihkan pandangannya dari novel.

Shilla membenarkan posisinya menjadi terduduk.

"Emang gue sama Juna kenapa?" Tanya Shilla heran.

Aqilla, sepupunya itu menutup novel dan menatap Shilla. "Gue kira lo jadian sama Juna."

Shilla ikut duduk disamping Aqilla dan mendorong bahu gadis itu pelan. "Pemikiran dari mana coba?"

Qilla berdecak kesal. "Susah sih kalau punya sepupu gak pekaan."

Shilla menatap Aqilla, ia tak habis fikir dengan sepupunya yang satu ini, sedari kecil Qilla selalu percaya bahwa Juna mencintai Shilla.

Walaupun Shilla yakin kenyataannya tidak begitu, tapi setiap kali Qilla berkata seperti itu ada sedikit takut dihati Shilla, takut jika suatu saat apa yang di katakan Qilla menjadi kenyataan, karena jujur saja, memikirkannya saja membuatnya takut.

"Lo liburan disini?" Tanya Shilla.

Aqilla menggerak gerakan tangannya. "Enggaklah gue balik hari ini ke Bandung."

"Lagian terpaksa aja ikut nyokap arisan kemarin, karena dirumah gak ada orang,"lanjutnya.

Shilla mengangguk - anggukan kepala. "Udah ah mau mandi, mau sekolah."

Aqilla mengerutkan keningnya. "Bukannya udah selesai ujian?"

Shilla menganggukan kepala. "emang kalau udah ujian langsung libur? Kan ada class meeting."

"Juna main basket," tandas Shilla.

Aqilla tertawa lalu berdiri didepan Shilla.

"terus nanti lo teriak, juna pasti bisa juna semangat," ucap Aqilla sambil bertepuk tangan.

Demi apapun, Shilla rasanya ingin muntah melihat tingkah laku sepupunya itu.

"Oh jelas nanti gue bakal teriak teriak, gak mau pulang juna pasti menang, sambil goyang ngebor, PUAS!" Ujarnya kesal.

"Udah ah mau mandi, lo kalo mau pulang pulang aja ke Bandung sana, gak usah nungguin gue balik, mending kalo dateng kesini dibawain oleh-oleh taunya cuma numpang tidur," rutuknya.

After SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang