Sembilan Belas

3.5K 263 30
                                    

"Hatiku sakit saat melihatmu, tak apa,
ini adalah cinta..."

Juli 2009

Aku ingin mencintaimu..
Selayaknya akar yang jatuh cinta pada sehelai daun, membuatmu tumbuh menghijau.

Namun kau jatuhkan hatimu kepada bunga.

Aku ingin mencintaimu..
Selayaknya pantai yang tak pernah ragu melepas tetesan air yang menghempasnya.

membiarkan tetesan air kembali kelautan,
Walau pantai tahu tetesan air yang pernah menghempasnya tak akan kembali.
Karena setiap tetesan air yang datang adalah yang berbeda.

Pantai itu tetap menunggu, hatinya dipenuhi harap.
Tapi kau, sang tetesan air yang membuat pantai jatuh cinta tak akan kembali.

Kau jatuhkan hatimu pada batu karang dilautan.

Lalu apa bedanya, entah aku pantai ataupun akar.
Memilikimu tak mungkin selagi kau tak ingin.
Kau akan tetap jatuh padanya, entah itu sehelai daun atau bahkan batu karang.

Tak apa, aku mencintaimu dengan cara yang seadanya, bahkan nyaris sederhana.

Hanya dengan membuatku selalu melihatmu,
Maka itu akan membuatku baik-baik saja.

☆☆☆☆☆

Gadis itu menatap dirinya dicermin, wajahnya sedikit pucat, tapi bibirnya tersenyum tipis, ia menekan pipinya dengan kedua tangannya seolah menekankan bahwa ia baik-baik saja.

Shilla tersenyum kembali, tekadnya telah bulat, ia tak mungkin mundur lagi, ia akan mencoba menjadi apa yang Kevin mau, ia akan menjadi seseorang yang sempurna untuk Kevin.

Ia melirik kesebuah timbangan yang terletak disamping tempat tidurnya, ia ingat kemarin dirinya bahagia seperti orang bodoh setelah mengetahui berat badannya turun tiga kilogram, ia memusatkan kembali pandangannya kecermin.

Keringat didahinya ditambah bibir yang sedikit memucat membuat ia tak terlihat baik, dengan sekali gerakan gadis itu mengambil selembar tissu, mengelap keringatnya secara perlahan, lalu mengoleskan sedikit bedan tabur di wajahnya, dan untuk menutupi pucat dibibirnya ia menyamarkannya dengan lip gloss.

Shilla melirik ponselnya saat sebuah pesan masuk tertera di layarnya. Dengan cepat gadis itu melihatnya.

Juna.
Kita ketemu nanti pas istirahat pertama.

Tanpa sadar bibir gadis itu membentuk senyuman lebar, ah pria itu akhirnya kembali. Pria itu kembali lebih cepat dari ucapannya waktu itu.

☆☆☆☆☆

It's alright, it's love

Shilla berdiri mematung, matanya menatap lurus secarik kertas yang tertempel di mading sekolah, secarik kertas itu berisikan nama siswa yang akan mengisi kelas sebelas Ipa satu.

Reffaldi Kevin Mehendra, nama pria itu lagi-lagi persis diatas namanya, dan itu membuatnya harus sekali lagi berada dalam satu ruangan bersama pria itu selama satu tahun.

Ia membenci situasi ini, situasi dimana Kevin tak akan diam ketika ia menjauhinya, dan itu membuat Shilla bingung harus melakukan apa.

Dalam sekali gerakan Shilla memutar tubuhnya, namun karena badannya yang
lemas membuatnya sedikit terhuyung kebelakang, ya setidaknya ia punya alasan yang manusiawi ketika Kevin mencoba mendekatinya, ia akan dengan cepat pergi ke Uks.

After SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang