"Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya dapat kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan."
☆Dee - rectorverso☆
Februari 2009
Aku jatuh cinta padanya.
Padanya yang hanya bisa kucintai dalam diam.Aku jatuh cinta pada setiap detiknya,
Hingga aku jatuh cinta berkali kali padanya.Aku jatuh cinta pada dia yang tersenyum dan menaruh hati pada peri cantik bersayap emas.
Aku, seorang duyung yang selalu menghitung bintang. Menatap langit malam.
Bertanya tanya padamu, sejauh apakah engkau Tuan angkasa? Bisakan siripku mengalahkan kepakan sayap indahnya? Karena jujur saja...
Tuan angkasa...
Aku tak bisa terbang bebas seperti dia yang memikatmu.
Tidak bisa menari nari dilangit dan memukau pandanganmu.Aku.
Hanya duyung yang duduk diatas batu karang, menatapmu diantara banyaknya bintang.☆☆☆☆☆
Kevin menatap Shilla yang tengah terduduk diteras rumah Nayla, gadis itu menghilang setelah mereka mengerjakan semua tugas kelompok mereka.
"Gue gak tau kalau toilet itu nama lain dari teras" ucap kevin, lalu duduk disamping Shilla.
"Gue gak tau juga kalau Kevin itu nama lain dari penguntit" ucap Shilla.
Pria itu tertawa mendengar ucapan Shilla, gadis itu terlalu cuek untuk disamakan dengan gadis gadis yang mengejarnya, Shilla berbeda. Gadis itu punya cara tersendiri untuk memikat orang lain.
Kevin menatap Shilla yang terus saja menatap lembayung senja, ada kesan teduh saat melihat gadis itu.
"Lo tau gak Shill?"
Shilla menoleh kearah Kevin, menunggu kelanjutan dari ucapan Kevin.
Tak lama ia melihat tangan Kevin yang menunjuk kearah matahari terbenam, "bagi gue sekarang, Yasmin itu senja gue"
Shilla mengikuti pandangan Kevin,
Tergores, sepertinya hatinya tergores.
"Oh ya kenapa?" Tanya Shilla mencoba membuat suara terdengar biasa saja, walau ia hampir saja menutup mulutnya sendiri dengan kedua telapak tangannya karena ia mendengar suaranya bergetar.
"Dia itu senja gue, ujung hari gue, dimana gue selalu pingin ketemu sama dia, dimana gue selalu pingin ngedapetin dia"
Shilla menganggukan kepala, untuk pertama kalinya ia berani menatap manik mata pria itu,seulas senyum terukir dibibir Shilla.
"Yasmin dan senja, sama sama cantik, sama sama teduh" kata Shilla.
Pria itu mengangguk, seolah setuju dengan apa yang shilla katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Sunshine
Teen FictionUntuk seseorang yang mengira melupakan adalah jalan terbaik. Jawab aku. Mengapa diam diam gadis itu masih bertanya tanya mengapa dirinya terlupakan? Cover by salsabilandita