Tiga Puluh Tiga

2.5K 194 9
                                    

Untuk seseorang yang mengira perpisahan adalah jalan terbaik.

Mengapa diam diam aku masih menunggumu pulang.

Masih mununggumu datang.
Dan kita kembali menatap senja yang hilang.

*****

Februari 2009

Juna melepaskan pelukan Shilla, dicengkramnya pundak gadis itu kuat kuat, lalu dialihkannya rambut yang menutupi mata gadis itu kebelakang telinga, kini ia bisa melihat dengan jelas wajah Shilla, diusapnya perlahan air mata yang masih terus saja mengalir di pipi gadis itu.

"Maaf, gue bener bener minta maaf," Tandas Shilla.

Juna mengangguk pelan. "Gue fikir seumur hidup gue gak bakal pernah denger kata kata itu keluar dari mulut lo."

Juna menghela nafas berat ditariknya Shilla perlahan kedalam pelukannya. "Lo bisa akhirin semuanya sekarang Shill, gue juga bakal akhirin semuanya."

Juna melepas pelukannya. "Lo bisa akhirin semuanya sama Kevin."

"Dan kita mulai dari awal lagi."

Shilla mengigit bibirnya kuat kuat. "Juna jangan gitu."

Shilla menyeka air matanya. "Kita bisa urus semuanya pelan pelan."

Juna menggenggam tangan Shilla. "Maaf sampai detik ini gue masih egois Shill,"

Juna membelai rambut Shilla, ia tersenyum tipis. "Sampai detik ini gue masih gak bisa berbagi apapun kalau itu menyangkut lo."

"Jadi... seandainya lo mau kita kayak dulu, lo harus lepasin Kevin," tandas Juna.

Shilla tersenyum getir. Ia memejamkan matanya dan membiarkan air matanya menetes lembut dipipinya. "Gue tau, tapi gak bisa secepet itu."

Shilla menggenggam tangan Juna. "Oke?" Tanyanya.

Shilla mencoba mencari jawaban dari mata Juna, pria itu lelah, pria itu lelah pada dirinya.

Juna maju selangkah untuk ketiga kalinya ia memeluk Shilla. Disembunyikannya wajahnya pada pundak Shilla lalu kembali membelai rambut gadis itu. "Lo satu satunya, dan gue berharap gue juga satu satunya Shill."

"Gue berharap besok ditempat ini lo bakal milih gue,"

Shilla menggeleng pelan. "Juna please."

"Shill,"

Shilla melepaskan pelukan Juna, ditatapnya mata pria itu. "Gue cinta sama lo,"

"Gak bisa itu jadi alesan lo buat nunggu sebentar aja?" Tanya Shilla.

Shilla menatap Juna. "Lo milikin hati gue semuanya, apa itu belum cukup jadi alesan gue buat nunggu? Apa perasaan gue belum cukup buat ngedapetin lo balik?"

Shilla menatap Juna, mencari jawaban dari mata pria itu, tapi tak kunjung ia temukan. Bahkan Juna hanya diam mematung, menatapnya dengan mata teduh yang lelah.

******

Shilla berjalan disebelah Kevin, tangan pria itu menggenggamnya dengan erat, ditatapnya Kevin lalu menunjukan sebuket bunga yang ada ditangannya.

"Kamu ngasih hal ini dalam rangka apa?" Tanya Shilla.

Kevin menarik Shilla duduk disalah satu kursi yang ada disamping jalan setapak taman yang mereka lewati.

"Hmm?" Tanya Shilla lagi.

"Karena hari ini cantik, kamu cantik, dan bunga ini juga cantik," ucap Kevin.

After SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang