Tiga Puluh Empat

2.6K 210 11
                                    

Untuk kau si pemilik cinta,
Diam diam aku begitu terpuruk.
Menyesali segala keburukan hati.
Menyesali seberapa aku membuatmu terluka.
Hingga tak dapat ku maafkan diri sendiri.

Untuk kau yang kini pemilik hati.
Maaf,
Aku begitu buruk untuk kau sukai

*****

Mei, 2009

Shilla berjalan pelan menyusuri lorong sekolah, ditatapnya seseorang yang tengah berjalan didepannya, seseorang yang kini membelakanginya, berjalan duluan, dan hanya menyisakan punggung untuk Shilla tatap.

Diam diam, setelah tiga bulan lamanya setelah hari dimana Juna memintanya memilih, Shilla selalu memandangi pundak Juna dari kejauhan, selalu diam diam berjalan dan menyusuri jejak Juna dari belakang, tanpa Juna tahu.

Shilla berhenti, ketika tiba tiba Juna berbalik arah, pria itu sedikit melirik kearahnya, sebelum akhirnya berjalan mendekati Shilla dan melewati gadis itu.

Sesederhana itu Shilla terluka, sesederhana juga Juna menatapnya lalu berjalan acuh, seolah tak pernah mengenal.

Shilla tersenyum miris, lalu kemudian memegang dadanya dan menepuknya perlahan. "Lo luar biasa buat diri lo sendiri, lo bisa lewatin semuanya."

Shilla tersenyum manis, lalu kembali berjalan, ia berjalan menuju taman sekolah dan duduk diantara bangku taman.

Shilla menatap Juna yang berdiri cukup jauh darinya, pria itu tengah berkumpul bersama teman temannya.

Juna tertawa.

Juna tersenyum.

Juna berbicara.

Shilla tersenyum saat memperhatikan pria itu dari jauh. Ah ia rindu, begitu rindu hingga ada sesak setiap kali memikirkannya.

"Seharusnya kalau lo gak bisa ngelepasin pandangan lo, lo juga ga bisa lepasin Juna gitu aja,"

Shilla terkejut, ia hampir saja terlonjak, sebelum akhirnya ia melihat Yasmin yang tengah berdiri disampingnya dan kini memilih untuk duduk disebelahnya.

Shilla menatap Yasmin lama, ini pertama kalinya ia berbicara dengan Yasmin lagi.

"Apa kabar?" Tanya Yasmin.

Yasmin tersenyum tipis. "Ini pertama kalinya gue berani buat ngomong lagi sama lo."

Shilla tersenyum tipis, disekanya air matanya yang mulai tumpah, tapi ia tak bisa menahan senyum pada bibirnya. "Gue fikir lo gak bakal pernah berani lagi buat deketin gue."

"Lo yang gak pernah nyapa gue duluan Shill," ucap Yasmin.

Shilla masih mencoba menyeka air matanya. "Gue takut lo gak akan pernah maafin gue."

"Kita sama sama salah," ucap Yasmin.

"Dan kenapa gue baru nyapa lo sekarang, karena gue mau mastiin gue baik baik aja, gak ada lagi kecewa apalagi amarah, gue pingin mulai semuanya dari awal," lanjut Yasmin.

"Dan sekarang?" Tanya Shilla.

Yasmin mengangguk pelan. "Gue sekarang udah baik baik aja, gue udah bisa relain semuanya."

Yasmin menatap mata sendu Shilla. "Tapi lo ternyata masih belum bisa relain semuanya, masih banyak luka dimata lo."

Yasmin menghela nafas, ditatapnya Juna dari kejauhan. "Shill, lo harus berdamai sama hati lo sendiri, lo harus selesaiin semuanya salam Kevin."

"Dan dapetin Juna lagi," tandas Yasmin.

Shilla menatap Juna. "Gue gak dapetin dia lagi, tapi gue dapetin diri gue yang dulu."

After SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang