Dua Puluh Sembilan

3K 222 33
                                    

Do you believe in paralel universe? Maybe in that universe, we are together.
-You are the apple of my eye-

Kau tahu kasih,
Aku begitu buruk,
Lantas mengapa masih kau sukai?

Langit mu biru,
Namun aku membuatnya kelabu.
Namun tetap kau jatuhkan hatimu padaku.

Januari 2010

Shilla mengetuk kembali pintu kamar Juna. Tapi pria itu sepertinya tetap enggan membuka pintu. Shilla menghela nafas. Kali ini ia menyerah.

"Jun, kalau lo gak mau ketemu gue hari ini gak apa apa,"

Ditatapnya pintu kamar Juna, pintu tadi sedikit bergerak, dan Shilla tahu bahwa yang membuat pintu itu bergerak adalah Juna, pria itu mendengarkannya dari balik pintu.

"Besok gue bakal dateng lagi,"

"Enggak perlu Shill," ucap Juna dari balik pintu.

Shilla diam sejenak, mencoba mengatur nafas yang tercekat.

"Kalau besok lo gak mau ketemu gue, mungkin lo mau ketemu gue lusa,"

"Kalau lusa lo juga tetep gak mau ketemu gue, masih banyak hari lainnya,"

Juna membuka pintu kamarnya, ditatapnya Shilla yang sedikit kaget karena gerakan pintu yang cepat.

Juna menghela nafas berat. "Lo ngebuat gue keliatan jahat banget Shill."

Shilla menggeleng pelan. "Gue pantes dapetin ini."

Juna mengacak rambutnya sendiri, pria itu frustasi, ketika ditatapnya mata Shilla yang memerah karena menahan tangis, ia tahu bahwa dirinya lebih dari hancur karena gadis itu.

"Kalau gitu pilih," ucap Juna.

Shilla memijat keningnya kuat-kuat, "Jun ini bukan hal tentang siapa yang dipilih siapa yang harus dilepasin."

Shilla menatap mata Juna, dan pria itu juga menatapnya. "Lo sama Kevin bukan barang yang harus gue buang atau gue pilih."

"Kalau gitu gue bebas buat ngelakuin apapun Shill," tandas Juna.

"Gue bukan barang lo kan? Tandanya gue bebas ngelakuin apa aja,"

Shilla tersenyum miring mendengar ucapan Juna. "Gue baru tau betapa keras kepalanya lo, Jun."

Juna pun tersenyum miring mendengar ucapan Shilla. "Gue baru tau juga berapa serakahnya lo, Shill."

Shilla melangkah mendekati Juna, ditatapnya pria itu lekat-lekat. "Apa yang bakal lo lakuin seandainya gue ngelepasin Kevin?"

"Juna lo tau gue bisa ngelepasin segalanya asal lo balik lagi,"

Shilla menekan dadanya. "Termasuk Kevin."

Juna tersenyum mendengarnya. "Seandainya lo lepasin Kevin apa yang bakal gue lakuin? Gue gak akan pernah kembali Shill."

Juna menggelengkan kepalanya. "Walaupun lo berlutut, gue gak akan pernah kembali."

"Awalnya gue benci karena lo gak gue milikin, tapi seandainya lo balik lagi ke gue, ngelepasin Kevin, gue sadar apapun yang terjadi gak akan pernah bisa milikin lo,"

Ekspresi diwajah Juna berubah, ditatapnya Shilla dengan teduh. Tapi Shilla menatapnya dengan amarah.

"Lo ngelepasin Kevin, atau enggak, lo lebih milih gue atau enggak, itu gak berguna selama hati lo ga lepas dari Kevin."

Juna mengelus rambut gadis itu. "Gue gak akan pernah bisa milikin lo."

"Kalau lo tau entah milikin gue atau enggak lo gak akan pernah dapetin hati gue, kenapa lo ngejauh Jun?" Lirih Shilla.

After SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang