Empat Belas

3.9K 257 18
                                        

Cinta itu seperti cappucino.
Enak diminum pada saat panas tapi resikonya cepat habis.

Kalo gak mau cepat habis diminumnya
pelan-pelan tapi resikonya keburu dingin.
Cinta emang buat kita serba salah.

☆Heart 2 Heart☆

Juni 2009

Aku jatuh cinta padamu...
Padamu yang ketika ingin ku gapai hatinya seolah terletak ribuan tahun cahaya..

Mencoba mengejarmu hingga kesudut langit...

Merengkuhmu dengan harapan...

Namun tahukah kau?
Bahkan ketika selangkah mengejarmu.
Seolah jarak memuai berkali kali lipat

Bisakah rehat sejenak?
Karena aku telah lelah mengejar mu.

☆☆☆☆☆

Yasmin melirik pria didepannya, pria itu tak mengalihkan pandangannya dari Yasmin, yasmin menaruh kembali sendok keatas mangkuk buburnya dan menatap pria itu.

"Jadi nanti gimana? Lo mau kan ngeliat gue main basket?" Tanya pria itu.

Dion, kakak kelasnya yang akhir akhir ini selalu menerornya dengan pesan masuk yang bertubi-tubi, menerornya dengan mengajaknya pulang sekolah bersama, kini menatapnya dengan tatapan memelas.

Demi apapun, ia begitu muak, rasanya ia ingin mengatakan terang terangan kepada pria itu, bahwa ia begitu terganggu dengan sikap pria itu, tapi... tidak, ia bukan orang yang jahat, Yasmin adalah tipe orang yang selalu memikirkan balasan yang ia dapat ketika ia melakukan suatu hal buruk.

"Nanti ya kak, aku tanya Shilla dulu, siapa tau dia juga mau ikut, gak enak kalau sendirian," ucap Yasmin.

Yasmin tersenyum tipis, merasa tidak enak dengan tolakan halusnya kepada Dion.

Sementara Dion malah mengacungkan jempolnya. "Tenang aja pasti Shilla mau, kan ada Juna."

Yasmin diam sejenak ketika mendengar Dion menyebut nama Juna.

"Iya deh kak nanti ya," ucap Yasmin.

Dion menganggukan kepalanya lalu berdiri membuat Yasmin harus mendongakan kepala untuk melihat Dion. "Gue ke kelas dulu ya Yas, jangan lupa."

Ia mengangguk pelan dan membiarkan Dion pergi.

Yasmin mendengus kesal, tipe-tipe pria pemaksa, dan ia tidak suka dengan tipe pria seperti itu.

Tidak mau berlama lama memikirkan pria itu, Yasmin lebih memilih kembali melirik bubur ayamnya yang sekarang sudah tak terlalu hangat lagi.

Namun baru saja ia ingin menyendokan makanannya seseorang duduk didepannya membuat ia harus menungakan kepala dan menaruh kembali sendoknya.

Kevin tengah menatapnya dengan senyum lebar.

"Ya Tuhan... demi apapun ya Kevin gue benci banget kalo setiap kali gue pingin nyuap bubur ayam ini dengan nikmat, ada aja orang yang batalin,"

"Seharusnya gue baca ayat kursi dulu biar setan setan gak ganggu gue, atau kalau peru gue tempelin bawang putih pake peniti ke seragam gue ini," ucapnya kesal.

Kevin terbahak mendengarnya, tangannya begitu gatal untuk mencubit pipi gadis didepannya itu.

"Jadi siapa setan yang udah ngeduluin gue itu?"tanya Kevin

Mendengar pertanyaan Kevin, Yasmin mendengus kesal, ia menatap Kevin sambil menyuapkan sesendok penuh bubur kedalam mulutnya.

"Kak Dion" ucapnya dengan mulut penuh dengan bubur.

After SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang