-Karena mencintainya adalah hal terbaik yang pernah kulakukan-
November 2009Shilla menatap sinis Juna yang tengah berdiri didepannya namun pria itu malah terus tersenyum kepadanya.
"Sini dulu." Juna menarik tangan Shilla yang hendak pergi meninggalkannya.
"Apa lagi?" Tanya Shilla.
Shilla merapatkan kembali jaketnya berusaha menghalangi hembusan angin menyentuh tubuhnya.
"Happy Birthday," ucap Juna.
Shilla merogoh ponselnya, melihat jam berapa sekarang, pukul jam dua belas malam tepat.
Shilla menghela nafas berat lalu mengangguk pelan dan tersenyum. "Makasih."
"Shilla masuk ya," ucap Shilla dengan semanis mungkin.
"Tunggu dulu," ucap Juna sambil menahan tangan Shilla lagi.
Shilla menghempaskan tangannya, berusaha melepaskan cengkraman tangan Juna. "Aaaahhh" teriaknya frustasi.
"Apa lagi sih? Idiot banget dingin tau," tandas Shilla.
"Kadonya belum syaiton," ucap Juna dengan kesal pada akhirnya.
Shilla menggigit bibirnya kuat kuat dan menghembuskan nafas dengan kesal. "Yaudah mana?" Ucapnya sambil mengadahkan tangan.
"Sabar dong." Juna sibuk merogoh kantung celananya dan itu membuat Shilla semakin kesal pada pria itu.
Juna menarik tangan Shilla dan meletakan sebuah kertas digenggaman gadis itu.
Sebuah kertas yang tertulis beberapa kata dengan tinta berwarna hitam.
"Jalan-jalan bareng Juna," ucap Shilla membacakan isi dari kertas itu.
Shilla menjatuhkan badannya ketanah, ia terduduk dan menerjang nerjang kaki Juna yang masih berdiri. "Ahh gak mau kayak gini ah," rengeknya
"Kenapa sih punya temen bego banget, Juna seenggaknya walaupun lo bisa nagndelin keganteng lo, lo harus pinteran dikit, ini sih bukan kado,"protesnya
Juna berjongkok menghadap gadis itu. "Kenapa emangnya? Gak ada yang salah kan?"
"Mati kek lo Jun," tandas Shilla.
"Bukan gitu maksudnya, kado itu isinya apa yang lo idam-idamkan, gue kan gak berkeinginan buat jalan-jalan sama lo,"
"Lah gue mau,"
"Kan gue yang ulang tahun Juna ish idiot banget," ucap Shilla kesal.
"Terus maunya gimana?"
Shilla menghela nafas berat. "Gue udah curiga lo gak dengerin gue,"
Shilla melipat tangannya didepan dada lalu menatap Juna dengan sinis "Gue selalu terharu kalo setiap gue ulang tahun lo nahan gue buat gak tidur alesan sana sini biar lo bisa ngucapin yang pertama," ucap Shilla.
"Tapi kali ini enggak,"
Shilla menatap Juna dengan jengkel. "Gue kan udah sering kode kode mau boneka panda yang gede Juna ish,"
Juna memajukan badannya menatap Shilla lebih dekat. "Jadi manusia ini ingin boneka panda." Ucapnya sambil mengacak-acak rambut Shilla.
Shilla mengerucutkan bibirnya sembari mengangguk pelan. Lalu sedetik kemudian ia tersenyum lebar. "Beliin ya, ya Jun beliin ya?"
"Mahal ah," tandas Juna.
Shilla kembali mengerucutkan bibirnya. "Beliin ya Jun, janji bakal ngelakuin apa aja asal dibeliin,"
KAMU SEDANG MEMBACA
After Sunshine
Подростковая литератураUntuk seseorang yang mengira melupakan adalah jalan terbaik. Jawab aku. Mengapa diam diam gadis itu masih bertanya tanya mengapa dirinya terlupakan? Cover by salsabilandita