"Dia tidak melakukan apa-apa, Dia juga tidak perlu melakukan apa-apa. Yang paling penting adalah kenyataan bahwa dia ada dan saya bisa melihatnya. Yang harus saya lakukan hanyalah melihatnya. Hanya melihatnya, dan saya akan merasa saya bisa menghadapi segalanya."
☆Winter in Tokyo☆
Januari 2009
Gadis itu sedang mengamati langit yang semakin menghitam, tangannya mengadah mencoba merasakan apakah gerimis telah datang.
Ah ternyata belum, hanya saja suasana langit memang sudah menggelap. Ditatapnya gerbang sekolah yang tertutup, sepertinya kakaknya memang tidak bisa menjemput hari ini, itu tandanya ia memang harus menaiki angkutan umum.
Tangannya kembali mengadah, kini ia bisa merasakan air hujan menyentuh telapak tangannya. Seulas senyum tersungging di bibirnya.
Gadis itu penikmat hujan, tapi bukan seperti berlari lari dibawa derasnya hujan, gadis itu hanya menyukai suasana dikala hujan, teduh. Ia bisa menarik sedikit selimut tebalnya atau menatap hujan dari balik jendela sambil meminum coklat panas. Apapun yang berhubungan dengan hujan memang selalu menyenangkan.
"Lo ngelakuin hal kayak gini murni, atau cuma gimmick doang?"
Yasmin menoleh saat mendengar suara seseorang dari sampingnya.
Ia menatap Kevin tengah berdiri disampingnya dengan mata tertuju kedepan.
bibir Yasmin menyunggingkan senyum, tangan kanannya menyelipkan rambutnya yang terus bergerak gerak menghalangi pandangannya ke kebelakang telinga.
"Maksudnya Vin?" Tanyanya.
Pria itu kini menatapnya, Yasmin bisa melihat pria itu mengedikan bahunya.
"Ya lo ngadahin tangan, ngebiarin tangann lo kena hujan, terus senyum sambil natap langit, yakali cewek secantik lo ngelakuin hal itu gak bakal bikin cowok disini kelepek - kelepek" katanya.
Yasmin menoleh ke kanan dan kekiri, ah Kevin benar, situasi disekolah masih sangat ramai.
"Lo aneh aneh aja sih Vin." kata Yasmin.
Yasmin menggeleng gelengkan kepalanya tak habis fikir dengan ucapan Kevin. Sementara Kevin hanya menyengir mendengar jawaban dari Yasmin.
"Lo tau dulu gue selalu penasaran sama hujan" kata Kevin.
"Waktu kecil gue selalu bingung kenapa bisa air turun dari langit" lanjutnya.
"Oh ya?" Tanya Yasmin, kini ia tak lagi menatap hujan yang semakin deras, kini pandangannya tertuju pada Kevin.
"Dulu karena gue sering banget nanya hal itu, akhirnya nenek gue bilang kalau hujan turun karena bintang bintang menangis" kata Kevin.
Yasmin masih menatap Kevin, masih mendengarkan ucapan ucapan Pria itu.
"Tapi setelah nenek gue bilang kayak gitu, gue malah nanya 'kenapa bintang bintang menangis?', dan akhirnya nenek gue ngedongengin gue tentang bintang yang menangis"
Yasmin tersenyum ditatapnya lagi langit yang sedang turun hujan lalu kembali meboleh keraha Kevin. "mau ceritain gue tentang dongeng bintang yang menangis? Gue penasaran nih Vin" katanya.
Kevin menganggukan kepala kemudian ia berjalan kearah bangku panjang yang berdempetan dengan dinding kelas, ia menepuk nepuk bangku itu seolah menyuruh Yasmin untuk duduk disampingnya.
"Dahulu kala, ada sebuah bintang yang bersinar begitu terang, sinar bintang itu membuat setiap mata yang ada dibumi melihatnya"
"Bintang itu bintang yang kesepian, tapi karena banyak yanh melihatnya ia gak lagi kesepian"
KAMU SEDANG MEMBACA
After Sunshine
JugendliteraturUntuk seseorang yang mengira melupakan adalah jalan terbaik. Jawab aku. Mengapa diam diam gadis itu masih bertanya tanya mengapa dirinya terlupakan? Cover by salsabilandita