7| Warning.

148 13 1
                                    

"Gomawo."

Eugene menghindari kontak mata dengan Sehun saat mengucapkanya.

"Hei... Kalau bicara itu tatap mata lawan bicaramu."

Sehun berkata seraya menarik dagu Eugene agar bertatap mata dengannya.

Eugene terdiam, lalu berkedip dengan cepat.

"Yang penting aku sudah berterima kasih padamu."

Eugene melepaskan tangan Sehun dari dagunya dan segera memalingkan muka. Entah kenapa pipinya panas. Padahal bisanya ia akan memukul orang yang sudah berani menyentuhnya.

Sehun sendiri menyeringai senang, "Aish... Ckck. Kukira kau orang dingin yang tak tersentuh."

Eugene mengangkat satu alisnya, "Kau baru mengenalku, jadi jangan berpendapat sembarangan tentangku."

Kali ini Eugene memandang tajam Sehun. Tak ada lagi pipi yang memanas.

Sehun tercengang, "Aigoo... Kau baru saja merona sekarang sudah berganti ekspresi! Perempuan memang sulit dimengerti."

Eugene mencebikkan lidahnya kesal.

"Diamlah!"

Sehun mengangakat bahu cuek, "Harusnya kau itu bersikap lebih lembut padaku! Apa karena kau pms jadi kau menjadi makin judes?"

Eugene mendengus pelan, "Mengapa kau membahas pms?"

"Ya jelas! Kau pingsan karena sedang pms dan kau kelelahan. Aku pikir kau itu kenapa, kau bisa membuatku serangan jantung, arra?!"

Eugene tercengang, "Heol! Jangan pernah salahkan waktu pms-ku! Jika aku tak pms itu malah akan bahaya, Arra?!"

Sehun mengangkat tangannya, "Terserah! Pokoknya kau harus membelaku didepan oppamu! Kau tahu oppamu itu mengira diriku yang membuat dirimu masuk rumah sakit."

Eugene mengangkat satu alisnya, "Arraseo. Aku akan membelamu, geokjongma."

***

"Jadi sebelum Seulgi pulang ada seorang yeoja yang menghampiri Seulgi?"

Eugene sedang berbicara -mengintrogasi- supir pribadi milik Seulgi yang kemarin menjemput Seulgi.

"Ye. Yeoja itu dipanggil 'Mina sunbaenim' oleh nona Seulgi."

Eugene terdiam, "Mina sunbaenim?"

Sang ajussi mengangguk, "Ye. Benar begitu. Tapi menurut saya, nona Seulgi tidak terlalu dekat dengannya."

Eugene mengangguk, "Lalu, bagaimana ajussi bisa menemukan Seulgi?"

"Ah... Begini, saya terus menunggu sampai yeoja Mina sunbaenim itu keluar dengan dua temannya, saya bertanya dimana nona Seulgi pada mereka, tapi mereka menjawab bahwa Seulgi ada urusan dengan temannya yang lain."

"Lalu, saya terus menunggu hingga malam. Saya khawatir, jika saya masuk maka saya akan mengganggu urusan nona Seulgi. Tapi tak lama kemudian satpam datang menghampiri saya. Karena saya sudah tak bisa menahan, saya meminta bantuan satpam untuk mencari nona Seulgi."

"Sesampainya di lantai ketiga, saat hendak memeriksa toilet perempuan, toilet itu terkunci. Saya sempat kebingungan untuk membukanya. Untungnya satpam itu membawa cadangan kunci, dan setelah terbuka kami melihat nona Seulgi sudah pingsan dengan tepung mengotori tubuhnya."

Eugene memandang raut wajah khawatir sang ajussi saat menceritakannya. Pria paru baya itu tak berbohong.

"Kalau begitu gomawo ajussi." Eugene membungkukkan badannya.

Silly Love || Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang