"Oy! Dia milik ku malam ini, boy!" bisik Minho pada Sehun yang berdiri di depan pintu hotel Eugene.
Sehun sendiri sudah jantungan ditempat, lama-lama Minho jadi nengerikan!
"Mengalah lah... Aku dua langkah didepanmu! Aku ini oppanya. Aku juga butuh bicara padanya. Aku rindu padanya." ujar Minho lagi.
Sehun menyatukan alisnya, "Tapi aku lebih butuh bicara dengannya." Sehun menekankan kata lebih. Sehun harus bicara sekarang, jika tidak, maka akan terasa aneh karena tadi ia sudah memulainya.
Minho menyeringai, "Kalau begitu kau mau berkelahi?"
Sehun semakin menyatukan alisnya, "Apa-apan ini hyung?! Aku butuh bicara padanya! Sekarang!"
"Lihatlah siapa yang bicara sekarang. Lalu kenapa kau dulu mengusirnya? Kau serakah sekali." Minho meremehkan.
Sehun mendengus, "Hyung! Yang benar saja! Kau kenapa?"
"Mungkin kau berfikir aku telah benar-benar memaafkanmu. Tapi, sejujurnya aku belum memaafkanmu sepenuhnya. Dia adikku satu-satunya, kau melukainya bahkan sampai membuatnya jauh dariku. Dari eomma, dari appa, dari keluarganya! Berengsek satu ini." ujar Minho santai, berkebalikan dengan ucapannya yang menusuk.
Sehun menghela napasnya, kenapa Minho harus bertingkah pada saat seperti ini? Sehun benar-benar butuh untuk bicara dengannya saat ini.
"Hyung. Jebal~ jangan ber—"
Cklek!
"Yak! Pergi san-"
"Apa yang kalian lakukan disini?!"
Usiran Eugene pada Seulgi berubah menjadi peetanyaan untuk Minho dan Sehun.
"Emm... Aku sebaiknya pergi bukan?" tanya Seulgi canggung.
Eugene menoleh pada Seulgi, "Benar. Aku kan memang mengusirmu." ujarnya santai.
Seulgi mencebik lalu mendorong dagu Eugene dengan 'sayang' yang membuat Eugene mengaduh karena lidahnya tergigit.
"Oh!! Mian... Aku pergi dulu kalau begitu. Mian... Bye!" Seulgi langsung kabur begitu saja.
"Sss... Aih! Sincha! Aw!" Eugene mengaduh sambil melihat ke arah Seulgi kabur.
"Gwenchana?" Minho dan Sehun bertanya bersamaan.
Eugene melirik keduanya kesal, "Mwoya?! Ish... Pergi sana! Aku mau istirahat!"
Entahlah, mungkin karena efek lelah kekesalannya semakin menjadi dan melampiaskannya pada siapa saja.
"Jangan begitu! Apa benar-benar sakit?" ujar Minho khawatir.
Eugene menyatukan alisnya, "Jangan bertanya." rasanya memang masih sakit, sialan memang Seulgi.
"Kalau begitu setidaknya biarkan kami masuk."
***
Eugene menghela napas jengah, "Yak!" serunya emosi.
"Masih mau diam? Jika tidak mau bicara kalian keluar saja!" lanjutnya kesal. Ayolah, Minho dan Sehun sudah ia persilahkan masuk. Tapi sudah 10 menit lamanya mereka tetep diam.
Ting~ tong~ ting~ tong~
Eugene mengerang, "Lagi?! Apa kamarku ini tempat berkumpul hah?! Tadi Seulgi, lalu Minho dan Sehun, kali ini siapa lagi?!" ujarnya sembari menuju pintu, sangking kesalnya bahkan Eugene tak memamggil Minho dengan oppa, persetan dengan kesopanan, aku butuh istirahat Ya Tuhan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Silly Love || Oh Sehun
Romance[COMPLETED] Cerita cinta konyol yang mempunyai janji manis tanpa adanya ikatan. Klise. Tuntutan pekerjaan. Bermula dari muda mudi penuh hormon yang labil hingga kesalahpahaman tak terhindar sampai jenjang dewasa yang mana berusaha untuk membuat ego...