"Puas kau hah?!"
Sehun tergelak senang atas kemarahan Eugene, "Tentu saja, aku merasa senang atas kecemburu—"
"NA! Tidak cemburu!" potong Eugene kesal.
Sehun mengangkat satu alisnya, "Sincha? Lalu... Kenapa kau tak membalas pesanku?"
"Tentu saja karena aku sibuk! Aku masih memantau Mark, NCT, juga Red Velvet! Aku masih bertanggung jawab sebagai trainer!" balas Eugene yakin.
Sehun terkekeh, "Itu aneh... Lalu mengapa kau malah marah karena aku—"
"Stop! Sebenarnya kau mau apa? Kau baru saja kembali dari Paris. Sebaiknya kau itu istirahat daripada berdebat denganku seperti ini!" potong Eugene gemas.
Sehun mengangkat bahunya, "Terserah. Ngomong-ngomong, kau tak mau memberi selamat? Aku mendapatkan gelar Pria Berpenampilan Terbaik loh..."
Karena gemas dengan Sehun yang malah mengalihkan pembicarana, Eugene melempar bantal sofa tepat ke arah wajah Sehun, yang membuat Sehun mengaduh sakit tak terima.
"Mengapa kau melemparku?!"
"Terserah." Eugene mengikuti gaya bicara Sehun membuat Sehun mencebik.
Sehun kemudian berdiri dan melangkah masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Eugene di sofa putih apartemennya sendirian.
Eugene mencebik, "Dasar anak ayam keras kepala!" bisik Eugene kesal.
Eugene memutuskan bersandar pada sofa sepenuhnya dan memejamkan matanya. Ia merasa lelah, dipaksa ke apartemen si anak ayam malam-malam begini dan esok paginya ia akan langsung terbang ke Connecticut. Eugene hanya bisa berharap bahwa Sara tak akan mengomeli dirinya. Sialan! Kepala Eugene jadi pening dibuatnya.
Buk!
Eugene membuka matanya, menatap Sehun seolah bertanya apakah-kau-sakit-sehingga-melempar-orang-sembarangan-?!
Sehun memutar bola matanya malas, "Buka saja."
Eugene membelalak, "Tumben sekali membeli Rolex?"
Sehun terkekeh, "Kau belum melihat didalamnya. Lagipula itu semua bukan untukmu."
Eugene mencebik seraya membuka lagi kotak Rolex yang dilempar Sehun, "Kalau bukan untukku kenapa ka—" ucapan Eugene terhenti lantaran melihat dua buah jam tangan couple.
Sehun menyeringai, "Bagaimana? Ba—"
"Yak! Kenapa kau buang-buang uang membeli barang ini hah? Lagipula ini untuk siapa sih? Lebih baik kau itu menyumbangkan ua—"
"Itu untuk kita berdua bodoh! Kau juga sering mengkoleksi jam tangan, mengapa memarahiku sih? Bukannya menguncapkan terima kasih atau apa..." potong Sehun gemas.
Eugene termangu sesaat dan terkekeh setelahnya, "Aigoo... Anak ayam su—"
"Berhenti memanggilku anak ayam!"
Eugene tergelak puas melupakan kekesalannya karena Sehun membeli Rolex yang harganya selangit hanya untuk sebuah jam tangan.
Sehun menghela napas seraya tersenyum kecil dan mendudukan dirinya disamping Eugene, "Jadi... Sudah tidak marah lagi?"
Eugene mengangkat satu alisnya dan menunjuk Rolex dalam kotak hijau dipangkuannya, "Lalu... Apa maksudnya ini?"
"Jangan pura-pura tak tahu. Ish! Jangan sok polos!" Ctak! Sehun berkata seraya menyentil dahi Eugene.
"Ini sakit bodoh!" Eugene merengut kesal sembari mengelus dahinya.
Sehun mengangkat bahunya tak peduli, meraih jam Rolex yang lebih kecil dari dalam kotak dan meraih tangan kiri Eugene lalu memasangkannya.
"Pas." ujar Sehun senang saat jam Rolex pemberiannya pas dan sangat cocok ditangan Eugene.
Eugene menggulum senyumnya seraya memandangi pergelangan tangan kirinya yang tadinya polos kini sudah terhiasi jam tangan bermerk dunia.
"Anak ayam sudah kaya dan tetap baik hati ternyata." bisik Eugene namun, tentu saja Sehun yang disebelahnya mendengar perkataan Eugene dengan jelas.
Sehun melotot kesal memandang Eugene, "Berhenti memanggilku anak ay—"
"Ah! Lain kali jika kau ingin menghabiskan uang, lebih baik traktir aku makan atau sumbangkan saja ke pantiku di DC sana, oke?" potong Eugene tanpa dosa.
Jika saja Eugene bukan wanita yang ia cintai, mungkin Sehun sudah menendangnya keluar ampartemennya saat ini juga, "Aigoo~ untung kau cantik!" ujar Sehun sambil menangkup pipi Eugene dan menekan-nekannya.
"Mwo?!" mata Eugene membelalak, "Jadi yang kau cintai dari diriku hanya karena wajahku?!"
Sehun tergelak tanpa melepaskan tangannya, "Gila! Aku memang benar-benar jatuh cinta padamu!"
"Ngomong-ngomong... Kau... Mau menginap?"
Eugene tersentak, "M-mwo?! Yak! Byuntae! Menga—"
"Ish! Bukan itu maksudku! Hanya saja... Hanya malam ini kita berdua bebas jadwal. Besok kau sudah berangkat. Jadi..." jelas Sehun sambil menunduk, jangan lupakan rona tipis di pipinya, aw... Manis sekali.
Ganti Eugene yang tergelak, "Sehun-ah... Mau bermain bersama noona?"
Sehun terdiam sesaat, terkekeh pelan kemudian, "Ya ampun... Aku hampir lupa kalau kau memang noona..."
Eugene menyeringai menggoda, "Tapi aku ini noona yang sek—"
"Omo... Lebih baik kita makan sesuatu. Jangan membuatku 'bangun' noona."
Eugene membelalak, lalu tergelak, "Ya ampun.... Anak ayam sudah besar!"
Lalu malam itu mereka habiskan dengan mengotori dapur dan membuat ruang tv apartemen Sehun berantakan.
-TBC-
Maaf kalau pendek:"
kehabisan ide:"
KAMU SEDANG MEMBACA
Silly Love || Oh Sehun
Romance[COMPLETED] Cerita cinta konyol yang mempunyai janji manis tanpa adanya ikatan. Klise. Tuntutan pekerjaan. Bermula dari muda mudi penuh hormon yang labil hingga kesalahpahaman tak terhindar sampai jenjang dewasa yang mana berusaha untuk membuat ego...