Disebuah kamar terdapat seorang gadis bernama Pie. Dia sedang tidur dan sedang bermalas-malasan karena ini adalah hari minggu Pie libur kuliah. Saat Pie sedang asik menikmati mimpi indahnya, dimimpinya dia bertemu seorang lelaki tampan yang akan melamarnya kemudian....
tok..tok..tok.. ibu Pie membangunkan Pie dengan mengetuk keras pintu kamar Pie.Pie yang mendengar ibunya mengetuk pintu segera menutup telinganya dengan bantal tetapi usaha Pie gagal karena Pie tau ibunya akan terus mengetuk pintu dengan keras agar Pie bangun dan membukakan pintunya. Akhirnya Pie menyerah dan segera membuka pintu dengan bermalas-malasan."Ada apa bu? Aku sudah bangun, gak usah mengetuk pintu sekeras itu bu.." Pie protes.
"Abis kamu kalo gak digituin gak akan bangun Pie.." Jawab ibu Pie
"Oiya.. hari ini kamu janji mau nemenin ibu ke rumah tante Fah kan? Teman SMA ibu itu, Cepat mandi nanti kesiangan "
"Heemmm.. iyaa bu.." Pie menuju kamar mandi dengan gontai karena dia sebenarnya malas sekali untuk mengantar ibunya ke rumah teman lama ibunya itu. Tetapi Pie merupakan anak yang menurut pada orang tuanya. Setelah Pie selesai mandi, dia turun dan menghampiri ibunya yang sudah siap untuk berkunjung kerumah teman lamanya. Pie dan ibunya segera masuk ke dalam mobil Pie.
Sampai di rumah Fah.
Pie berniat untuk tunggu dimobil tapi dilarang oleh ibunya dan tetap disuruh masuk akhirnya Pie masuk mengikuti ibunya. Fah dan ibu Pie bertemu dan langsung berpelukan. Fah yang belum pernah melihat Pie sebelumnya, langsung bertanya pada ibu Pie.
"Fah.. kenalkan ini putriku namanya Pie"
"Sawadee kha.. Aku Pie" membungkuk untuk memberi hormat pada Fah.
Ibu Pie dan Fah asik mengobrol, Pie hanya diam dan memainkan hp nya. Menurut Pie pembicaraan mereka sangat membosankan. Pie ijin ke toilet dengan Fah, dan Fah menunjukkan arah toilet kepada Pie. Pie berjalan sesuai yang ditunjukkan, Pie harus benar-benar menghapal petunjuk arah dari Fah karena rumah Fah sangat besar dan luas. Sampai lah Pie disebuah ruangan, disana ada 3 pintu kamar dan Pie bingung yang mana tepatnya kamar mandi lalu Pie langsung membuka salah satu pintu yang menurut Pie itu sebuah kamar mandi. Saat Pie membukanya, Pie terkejut dan langsung berteriak.
"Aaaaa...." Pie menutup matanya dan mengintip sedikit. Orang yang berada di ruangan itu langsung terkejut dan terburu-buru mengenakan bajunya.
"Heyy.. kau siapa? Sedang apa kau dikamarku?" tanya pemilik ruangan dengan nada marah.
Ternyata itu adalah sebuah kamar tidur milik anak perempuan Fah yang bernama Kim. Penampilannya memang tidak seperti seorang gadis, dia tomboy dan bergaya layaknya seorang laki-laki.
"Hmm.. maaf aku salah masuk ruangan, aku berniat ingin ke toilet tapi aku salah masuk ruangan" Pie menjawab dengan ketus.
"Kau tidak melihat!! toilet itu ada diujung sebelah sana.. kau fikir kamarku ini seperti toilet!!" Jawab Kim sambil menunjuk ke arah toilet. Pie tidak meminta maaf dan malah menyalahkan Kim yang tidak mengunci pintu kamarnya saat Kim sedang mengganti bajunya.
"Hey.. kenapa kau malah menyalahkanku? Ini kamarku, semua terserah padaku" jawab Kim dengan nada marah. Pie yang dibentak tidak terima dan bergumam Kim adalah pria cerewet dengan suaranya yang seperti kaleng bocor. Kim yang mendengar gumaman Pie langsung berkata bahwa dia adalah seorang wanita dan jelas Kim marah jika ada yang masuk ke kamarnya tanpa izin. Pie kaget dan tidak percaya bahwa Kim adalah seorang wanita.
"Bagian tubuh mana yang kau bilang seorang wanita dadamu saja sangat rata" jawab Pie sambil menyeringai. Kim yang kesal karena Pie tidak percaya bahwa dia seorang wanita, Kim langsung mengangkat bajunya dan menunjukkan dada ratanya yang dibalut dengan korset agar Pie percaya bahwa dia adalah seorang wanita. Dada Kim sudah sangat rata tidak seperti wanita pada umumnya, tapi karena naluri Kim seorang laki-laki maka Kim ingin tetap terlihat sangat rata dan memilih memakai korset. Pie yang melihat bagian dada Kim yang dililit sebuah kain langsung menyimpulkan bahwa Kim seorang Tom. Dan Kim menyangkalnya.
"Apakah wanita yang berpenampilan laki-laki itu pasti seorang Tom?" tanya Kim pada Pie dengan menatap sinis Pie. Pie hanya bisa diam dan kembali ke ruang tamu untuk menemui ibu dan Fah. Pie berjalan ke ruang tamu dan diikuti oleh Kim yang berjalan dibelakangnya.
"siapa ini? Apakah ini anakmu Fah yang akan dijodohkan dengan Pie?" tanya ibu Pie yang melihat Kim berjalan mengikuti anaknya. Pie yang mendengar kata perjodohan langsung terlihat kaget dan bertanya pada ibunya.
"perjodohan? Apa aku akan dijodohkan?" tanya Pie kaget dan langsung menatap ibunya dengan mata tajam.
"sayang.. ibu dan tante Fah ingin tetap menjalin silaturrahmi dan barusan kami membicarakannya. Dan ibu fikir itu ide bagus untuk hubungan keluarga kita dan keluara tante Fah" jawab ibu Pie sambil merangkul anak kesayangannya itu. Fah mengangguk dan menatap Pie sambil tersenyum.
"kau tidak usah khawatir Pie, tante tidak akan menyuruhmu untuk cepat-cepat menikah, tante akan beri waktu untukmu dan Van untuk saling mengenal dan 2 bulan lagi Van akan pulang ke Thailand" jelas Fah dengan senyum manisnya. Kim yang dari tadi berdiri di samping ibunya merasa tidak dihiraukan kemudian.."ehemm.." Kim berdehem dan mencairkan suasana.
"Piti, ini putriku namanya Kim. Kim perkenalkan dirimu pada tante Piti" jelas Fah pada ibu Pie yang sering disapa Piti itu, dan menyuruh anaknya memperkenalkan diri.
"Sawadee kha.. saya Kim" merapatkan tangannya di dada dan membungkuk memberi hormat.
"oii.. kau perempuan? Kenapa kau sangat tampan?"
Kim dan ibunya hanya bisa tertawa mendengar Piti yang masih tidak percaya bahwa Kim seorang wanita. Piti, Fah, Pie dan Kim menikmati makan siang mereka sambil membicarakan banyak hal terutama soal perjodohan Pie dan anak laki-laki Fah.
"namanya Van, dia anak pertamaku. Saat ini dia sedang di Australia dan akan pulang dua bulan lagi. Aku harap kau bisa mengenalnya lebih dekat lagi Pie, setelah kau mengenalnya lebih dekat kita bisa cepat melangsungkan pernikahan" Jelas tante Fah atas keinginannya.
"uhukk.." Pie tersedak mendengar Fah membicarakan soal pernikahan. Ibu Pie segera memberikan minum pada anaknya. Kim yang melihat Pie tersedak menahan tawanya didepan ibu Pie. Ibu Pie sangat mengerti apa yang dirasakan Pie dan dia hanya bisa tersenyum mendengar kata-kata dari teman lamanya itu. Setelah makan siang, Pie dan ibunya berpamitan untuk kembali ke rumah.
Sampai di rumah Pie.
Pie hanya diam dan memasang wajah datar. Ibunya tau apa yang dirasakan Pie karena Pie sama sekali tidak ingin dijodohkan.
"ibu mengerti perasaanmu nak.. tapi ibu harap kau coba dekat dulu dengan Van, kalau kau merasa cocok perjodohan ini dilanjutkan tapi kalau kau tidak cocok dengan Van, kau boleh membatalkannya" jelas ibu Pie dengan penuh perhatian sambil memeluk Pie.
"tapi bu.. bagaimana dengan tante Fah kalau aku membatalkannya? tante Fah kan ingin berbesan dengan ibu agar hubungan silaturrahmi kalian tetap berjalan" jelas Pie dengan membendung air mata dan siap memuntahkan di pipinya. Ibu Pie hanya diam dan kembali memeluk anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HANDSOME GIRL SEASON 1
FanfictionCinta itu adalah anugerah. Cinta tidak dapat ditebak kapan datangnya dan kapan akan perginya. Cinta yang murni datang dari hati, cinta tidak melihat usia, tempat bahkan jenis kelamin pun akan buta di mata orang yang sedang jatuh cinta. Itu lah yang...