Part 25 (Pie Mencoba Menghibur Kim)

1K 45 0
                                    

"aku tidak berkhayal, kau yang seharusnya berkhayal karena ingin menikah dengan Kim. Kau yang seharusnya lenyap. Kau hanya sebuah lilin disaat seseorang membutuhkan penerangan, jika listriknya kembali menyala kau tidak dibutuhkan!!" ucap Yam pada Pie.

"Siapa yang mencoba untuk mematikan listrik itu? Kau!! Kau bahkan meninggalkan Kim disaat Kim membutuhkanmu. Jika kau bilang kau mencintai Kim, kau tidak akan mungkin meninggalkannya selama 4 tahun. Jika kau mencintainya, sehari tak melihatnya saja kau berasa ingin mati. Jika aku berada di posisimu, aku tidak mungkin meninggalkan Kim dengan segenap perasaan yang ada di hatiku. Kau sudah mengenal Kim, sejak kecil kau bersama dengan Kim, bahkan hampir setiap hari kau dapat melihat Kim. Bagaimana bisa kau meninggalkannya selama 4 tahun? Dan saat ini kau bilang bahwa kau mencintainya? Sangat tidak masuk akal." Ucap Pie dengan dada yang naik turun menahan amarah.

"kau sudah berani membentakku Pie!!" ucap Yam dengan merapatkan giginya dan mengepalkan tangannya.

Saat Pie dan Yam sedang bertengkar dan saling menatap tajam, Kim membuka pintu kamar dan terkejut melihat Pie dan Yam yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya.

"hmmhh.. sedang apa kalian di depan kamarku?" ucap Kim dengan suara serak sambil mengucek matanya.

"ah Kim, apa aku mengganggu tidurmu?" ucap Yam dan mengelus lembut rambut Kim.

"he'eh" ucap Kim dan mengangguk.

"kau tidur lagi saja sayang" ucap Pie dan Kim tersenyum pada Pie. Kim mengucek matanya kembali sambil berjalan masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu.

Malam harinya, Nann dan Hongyok datang ke rumah Kim sesuai dengan janjinya dengan Pie saat tadi siang Pie menelfonnya untuk datang agar menghibur Kim. NHY memencet bel, dan dibukakan pintu oleh Yam.

"ada apa kau kemari?" ucap Yam sinis pada NHY.

"aku ingin melihat keadaan Kim" ucap Nann.

"Kim butuh istirahat, kau tidak usah mengganggunya" ucap Yam ketus. Hongyok mulai kesal dengan nada bicara Yam yang sangat ketus pada Nann, Honyok melihat Pie yang berada di belakang Yam dan langsung memanggilnya.

"Pie.." teriak Hongyok dan melambaikan tangannya pada Pie.

"Hong, Nann kalian sudah datang?" ucap Pie dan berjalan menuju pintu. Pie menyuruh NHY masuk dan mengajak NHY ke kamar Kim untuk menghiburnya tanpa menghiraukan Yam yang berada di ambang pintu dengan wajah kesal.

Sampai di kamar Kim, Pie mengetuk pintu kamar dan mengatakan bahwa NHY datang untuk bertemu dengan Kim. Kim memperbolehkan mereka masuk dan juga diantar oleh Pie.

"Kim.. kenapa jam segini kau sudah di kamar? Apa jadwal pertandingan kalian malam ini lebih cepat?" ucap Nann asal nyeplos pada KimPie dan menaik-naikkan alisnya.

"kau bicara apa si?" ucap Kim dan melempar Nann dengan bantalnya. Pie dan Hongyok tertawa melihat kelakuan Kim dan Nann. Pie tersenyum senang karena kehadiran NHY yang dapat membuat Kim sedikit melupakan masalahnya hari ini dan tidak hanya mengurung diri di kamar. KimPie dan NHY saling bercanda dan tertawa karena ulah Kim dan Nann yang selalu bertengkar serta pikiran Nann yang selalu menjurus ke arah berhubungan intim. Kim dapat tertawa lepas dengan teman-temannya dan sejenak melupakan masalah berat yang saat ini menimpanya. Jam sudah menunjukkan pukul 23.00, NHY izin pulang karena malam yang semakin larut.

"Kim, aku pulang dulu yaa.. kau bisa memulai rondemu dengan Pie setelah ini dan kita akan duet maut bersama yeayyy!!" ucap Nann dan berjoget ria di hadapan Hong dan KimPie.

"kau ini bicara apa bodoh.. pikiranmu selalu saja kotor" ucap Kim dan memukul kepala Nann.

"kita banyak-banyakan ronde yaa Kim malam ini.. lakukan teruss hingga Pie hamil hahahaha" ucap Nann asal jeplak di ambang pintu rumah Kim.

"sudah..sudah.. ayo kita pulang.. kami pulang dulu ya, sampai jumpa besok" ucap Hongyok dan menarik tangan Nann untuk berjalan ke mobil serta melambaikan tangannya pada KimPie.

Setelah mobil NHY pergi, Kim memutar badannya untuk menghadap Pie dan tersenyum nakal.

"apa liat-liat? Aku takut hamil Kim" ucap Pie melotot pada Kim dan menutup kedua dada dengan tangannya.

"bodoh.. kamu tidak mungkin hamil sayang" ucap Kim dan tertawa kemudian merangkul Pie masuk ke dalam rumah.

"aku ingin kamu menemani tidurku malam ini" bisik Kim pada telinga Pie dan membuat Pie merinding. Kim merangkul Pie dengan erat serta memopong Pie menuju kamarnya. Saat sampai kamar, Pie sedikit menjauh dari Kim dan melepaskan rangkulannya.

"aku harus pulang, nanti ibu mencariku" ucap Pie gugup dan menjauh dari Kim.

"aku sudah menelfon ibumu dan meminta izin untuk kamu menginap disini" ucap Kim sambil berjalan mendekat pada Pie.

"ta..tapi Kim aku harus..." ucap Pie dan berjalan mundur karena Kim yang semakin mendekat padanya.

"harus apa? sudahlah sayang.. bukankah kamu ingin menghiburku hari ini agar melupakan masalah yang terjadi di pameran?" ucap Kim menggoda dan mengapit Pie dengan kedua tangannya di dinding saat Pie tidak dapat lagi menghindar darinya.

"aku.. hmmpp" bungkam Pie karena bibirnya yang sudah menempel dengan bibir Kim dan memainkannya. Awalnya Pie menolak dan berusaha mendorong Kim untuk menjauh darinya, tapi seketika Pie mengingat perkataan Hongyok bahwa Pie harus dapat memiliki Kim seutuhnya. Perlahan-lahan Pie juga ikut membalas untuk memainkan bibir Kim di bibirnya. Permainan mereka semakin memanas dan berakhir di ranjang. Saat keduanya sudah toples dan tanpa sehelai benang, Kim melihat wajah Pie yang masih takut akan hentakan yang akan Kim lakukan.

"apa kamu takut?" ucap Kim dan menatap wajah Pie yang kini sudah berada di bawahnya.

"hm ti..tidak. Lakukanlah Kim! Dan aku juga akan melakukannya. Aku ingin kamu menjadi milikku seutuhnya dan orang lain tidak ada yang berhak mengambil apa yang sudah menjadi milikku" ucap Pie dan menatap Kim yang berada di atasnya.

"aku memang milikmu dan kamu pun juga milikku. Tidak ada yang bisa memisahkan kita" ucap Kim dan membelai rambut Pie.

"masih ada orang yang juga ingin memilikimu Kim, aku tidak ingin dia mengambilmu dariku" ucap Pie menatap seluruh wajah Kim.

"siapa? P'Yam? Aku hanya menganggapnya kakak tidak lebih, kamu percaya padaku" ucap Kim meyakinkan Pie.

"sudahlah.. cepat lakukan, sebelum aku berubah pikiran" ucap Pie dan menahan tangisnya.

MY HANDSOME GIRL SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang