Sampai di café bibi Inn.
"coba ceritakan kenapa kamu bisa berenang bersamanya?!" tanya Pie tegas sambil melotot pada Kim.
"katanya tidak usah dibahas, nenek sihirnya keluar deh-__-" ucap Kim pelan dan menolehkan kepala ke belakang tapi Pie dapat mendengarnya.
"apa kamu bilang?!! Aku mendengarmu Kim!!!" ucap Pie semakin melotot pada Kim. Kim menyipitkan matanya mendengar teriakan Pie dan mengirim sms pada seseorang.
Kim menceritakan pada Pie semua yang dia lakukan pada Yam, mulai dari Yam mengendap-endap masuk ke kamarnya hingga kaki Yam kram saat di kolam renang dan Kim hanya membantu menggendongnya sampai kamar. Saat Kim sedang cerita pada Pie, Nann dan Hongyok datang menemui mereka di café bibi Inn. Pie terkejut melihat kedatangan NHY, dan NHY mengatakan bahwa Kim yang menyuruhnya ke café bibi Inn.
"Nann, aku mau bertanya padamu. Apa yang kamu lakukan saat berhadapan dengan gadis yang hanya menggunakan bikini di kolam renang? Apa hasratmu akan tinggi?" tanya Pie sambil melotot kesal.
"woww, kalau aku si pasti tidak akan melewatkan kesempatan itu Pie. Jika ada daging segar akan aku terkam langsung hahaha" jawab Nann polos.
"apa kamu bilang??!!" ucap Hongyok dan menjewer telinga Nann.
"aw..ampun sayang, aku hanya menjawab pertanyaan Pie" ucap Nann yang meringis kesakitan karena dijewer oleh Hongyok. Kim tertawa melihat Nann dijewer oleh Hongyok, Pie melirik sambil melotot pada Kim. Kim langsung bungkam dan menghentikan tawanya karena takut pada Pie.
Semenjak hari itu, Pie terus mengawasi gerak gerik Yam yang semakin lama semakin mendekati Kim. Yam memang menginginkan Kim untuk menjadi miliknya. Pie percaya bahwa Kim tidak akan berpaling darinya. Kim juga menjaga jarak dengan Yam jika sedang bersama dengan Pie. Sedangkan Yam tetap kekeh ingin merebut Kim dari Pie dan Kim menjadi miliknya sesuai dengan omongan Kim waktu di bandara bahwa Kim akan menikahinya dan mereka saling memiliki. Sejak saat kejadian di kolam renang, kaki Yam sering mengalami kram dan ngilu jika suhu badannya terlalu dingin. Yam belum memeriksa ke dokter tentang penyakit di kakinya itu. Yam hanya menganggap bahwa itu hanya kram biasa karena dia terlalu lelah dengan semua aktifitasnya. Van? Van perlahan-lahan sudah mengerti tentang hubungan KimPie, saat ini Van mengkhawatirkan Pie yang tidak dapat menerima kedatangan Yam dan kedekatan Yam dengan Kim. Van tidak mau ikut campur urusan KimPie dan juga Yam yang berada ditengah-tengah mereka. Van percaya bahwa Pie dapat mengerti tentang kedekatan Kim dengan Yam yang hanya sebatas adik kakak.
2 bulan kemudian.
2 minggu sebelum acara pameran, KimPie sedang mendekorasi gallerynya untuk pameran. Khun Suchai juga hadir dalam persiapan pameran tersebut yang diadakan di salah satu gedung mewah di Thailand. KimPie mengarahkan staf-stafnya untuk mendekor property sesuai dengan konsep yang telah KimPie buat.
"Kim, apa kau yakin akan memenangkan pameran ini?" ucap Khun Suchai sambil menatap para staf yang sedang sibuk mendekor gallery.
"aku sangat yakin Khun, dan aku akan menjadi photoghraper terkenal di Paris" ucap Kim penuh percaya diri.
"bagus! Kau sangat percaya diri Kim. Aku percaya padamu!" ucap Khun Suchai menepuk bahu Kim dan berjalan keluar gallery. Kim hanya tersenyum dan mengangguk pada Khun Suchai.
Sementara dirumah Fah, Van sedang siap-siap untuk ke kantor dan Yam yang baru bangun tidur langsung menghampiri Van yang berada di kamarnya.
"Van, apa kamu tau Kim dimana? Dia tidak ada dikamarnya?" tanya Yam di ambang pintu sambil memperhatikan Van yang sedang memakai jas kerjanya.
"Kim sudah berangkat dari pagi, hari ini dia harus mendekor gallery untuk pamerannya" ucap Van sambil merapikan jas yang dipakainya.
"pameran?" batin Yam. Yam mengingat sesuatu, Yam mengingat saat dia mendengar percakapan Kim dengan Fah beberapa minggu lalu tentang sebuah pameran yang melibatkan KimPie dan Yam mengingat perkataan Fah yang akan mendoakan Kim semoga KimPie dapat sukses di Paris jika KimPie memenangkan pameran tersebut.
"aku tidak ingin kehilangan Kim lagi, aku tidak boleh membiarkan Kim pergi ke Paris bersama Pie. Kim harus tetap disini dan menjadi milikku" batin Yam sambil mengerutkan keningnya. Kemudian Yam segera ke kamarnya dan bergegas mandi. Yam seperti merencanakan sesuatu untuk mengacaukan pameran KimPie. Setelah siap, Yam segera menuju tempat dimana KimPie persiapan untuk pameran. Yam mendeteksi GPS mobil Kim yang berada di gedung daerah Bangkok dimana tempat KimPie mengadakan pameran. Yam beralasan bahwa dia hanya ingin membantu KimPie dalam mendekor gallery.
Sampai di gedung, Yam mengendap-endap dari balik pohon melihat kesibukan Kim yang sedang memberi arahan pada staf kerjanya. Sedangkan Pie senantiasa berada di samping Kim sambil menggenggam tangan Kim.
"aku tidak akan membiarkan kalian bahagia selamanya, aku akan merebut apa yang seharusnya jadi milikku darimu Pie" batin Yam dan menatap tajam ke arah KimPie. Yam melihat sekeliling rekan kerja Kim, dan Yam terkejut saat melihat seseorang yang sangat dikenalnya yaitu Som. Som adalah CEO dalam acara Temporary Exhibition tersebut yang juga termasuk teman kerja Yam di London. Yam hanya memperhatikan KimPie dan Som bergantian.
"jadi, P'Som CEO nya hm :/" ucap Yam dan memikirkan sesuatu. Setelah beberapa menit, Yam memutuskan untuk kembali ke rumah dan memikirkan rencana yang akan dia buat dengan pameran Kim. Saat Yam berbalik badan, tiba-tiba bukk.. Yam tersandung batu besar yang berada di kakinya. Yam menghantam batu itu dengan tulang bagian depan kakinya.
"Aww.. sial" umpat Yam yang menahan sakit dan sedikit menendang batu yang ditabraknya dan juga menghalangi jalannya.
"nona baik-baik saja?" tanya seorang lelaki yang lewat di hadapan Yam.
"aku tidak apa-apa, pergi sana!" ucap Yam ketus kepada lelaki tersebut. Yam segera berlari pelan saat melirik Pie yang melihat ke arahnya. Yam cepat-cepat pergi dari tempat itu sebelum KimPie melihatnya.
"ada apa itu?" batin Pie yang melihat keributan di depan pintu masuk. Pie tidak dapat melihat dengan jelas wajah Yam karena posisi Yam yang membelakanginya dan sebagian tubuh Yam terhalang oleh pohon. Pie tidak memperdulikan keributan itu dan memilih bermanja-manja dengan Kim. Sedangkan Kim masih focus memberi arahan pada stafnya. Sesekali Kim mencium pucuk rambut Pie dan mencium harum aroma rambut Pie.
Di dalam mobil, Yam mengeluh kesakitan karena kakinya kembali kram seperti yang dia alami sewaktu di kolam renang bersama Kim. Yam teriak kesakitan di dalam mobilnya.
"sial!! Kenapa kakiku harus sakit disaat seperti ini? Aku harus ke kantor P'Som untuk berbicara padanya tentang pameran Kim, AAARRGGHH!!" teriak Yam dan mencengkram pahanya sendiri untuk menahan sakit. Yam mengoleskan obat kram pada kakinya dan berusaha pindah ke kursi belakang tanpa keluar dari mobil. Yam meluruskan kakinya di kursi belakang sambil memikirkan cara agar dia dapat bertemu dengan Som secepatnya. Beberapa menit kemudian saat Yam sedang melihat ke sekelilingnya, Yam melihat mobil yang keluar dari parkiran.
"bukankah yang di dalam mobil itu P'Som? dia mau kemana? Aku harus ikuti. Kakiku sudah tidak terlalu sakit" ucap Yam dan berusaha pindah ke kursi depan dan menyetir mengikuti mobil Som.
Yam terus mengikuti Som, dan mobil Som berhenti di kantornya. Saat Som turun mobil, Yam segera turun dari mobilnya dan menghampiri Som.
"P'Som!!" panggil Yam dan tersenyum pada Som.
"kau kah itu Yam??" ucap Som dan mengerutkan keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HANDSOME GIRL SEASON 1
FanficCinta itu adalah anugerah. Cinta tidak dapat ditebak kapan datangnya dan kapan akan perginya. Cinta yang murni datang dari hati, cinta tidak melihat usia, tempat bahkan jenis kelamin pun akan buta di mata orang yang sedang jatuh cinta. Itu lah yang...