Saat KimPie dan JanePeuy sedang berbincang di kantin, tiba-tiba seseorang menepuk pundak Kim dari belakang. Pukk.. sontak Kim menoleh ke belakang diikuti dengan Pie. JanePeuy juga langsung melihat ke arah orang tersebut.
"Nann??" ucap Kim sambil memeluk orang yang dipanggilnya Nann.
"oii Kim, kau semakin tampan dan tambah tinggi" ucap Nann di pelukan Kim.
"sekarang kau tinggal dimana? Aku sudah lama tidak mendengar kabarmu" tanya Kim melepaskan pelukannya dan meliha Nann dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"aku tinggal di Amerika dan kuliah disana. Sekarang sedang liburan karena itu aku bisa mengunjungimu. Ohiya kenalkan ini Hongyok, pacarku hehe" ucap Nann pada Kim. Pie,Jane dan Peuy hanya terdiam melihat dua orang teman yang sepertinya sudah lama tidak bertemu.
"wahh apa kau di Amerika belajar menjadi seorang Tom? Wkwk" ucap Kim kemudian berkenalan dengan Hongyok.
"sembarangan kau!!" ucap Nann kemudian memukul kepala Kim.
"silahkan duduk, dan kenalkan ini teman-temanku Jane dan Peuy. Dan ini Pie, istriku ehh maksudnya pacaraku hehe" ucap Kim cengengesan sendiri.
Kim mengajak Nann dan Hongyok mengobrol bersama dengan Pie, Jane dan Peuy. Nann adalah teman SMP Kim, Nann dan Kim sama-sama tertindas saat SMP dan sering di ejek oleh teman-temannya sebagai seorang Tom karena pakaian dan gaya mereka yang sejak kecil sudah seperti laki-laki, padahal sewaktu SMP Nann atau Kim belum pernah berpacaran dan tidak menyukai seorang wanita. Kim bertanya pada Nann darimana Nann tau keberadaannya, Nann menjawab bahwa Nann ingat waktu SMP Kim pernah bilang bahwa Kim ingin kuliah di Univesitas Rangsit dan mengambil fakultas photoghrapy.
"apa kalian tinggal bersama?" tanya Hongyok pada KimPie.
"tidak" jawab KimPie bersamaan.
"benarkah? Wahh kalau begitu kau belum pernah mendapat jatah yaa Kim haha"ucap Nann sambil melirik Honyok. Dan Honyok hanya dapat mencubit lengan pacarnya itu.
"apa kalian tinggal bersama?" tanya Pie pada NHY.
"iya, makanya aku selalu dapat jatah haha" ucap Nann dan mengedipkan matanya pada Hongyok.
"heii, kau tidak berubah yaa.. pikirannmu masih saja kotor" ucap Kim sambil melempar Nann dengan sedotan.
"apakah orang tua kalian mengizinkan untuk kalian berpacaran? Setauku orang tuamu sangat galak Nann" ucap Kim dan memicingkan matanya.
"awalnya kami dilarang berpacaran, tapi kami nekat dan pergi dari rumah untuk tinggal bersama dan kuliah bersama di Amerika. Setelah 1 tahun kepergian kami, akhirnya orang tua kami mengizinkan dan mereka dapat mengerti" ucap Honyok sambil mengelus pelan lengan Nann. Mendengar ucapan Hongyok, Kim melirik Pie dan meraih tangan Pie ke pahanya dan mengelusnya. Setelah itu, KimPie dan JanePuey masuk ke dalam kelas. Sementara Nann dan Hongyok memilih pulang dan mengunjungi orang tuanya masing-masing.
Sore harinya, Piti dan Fah sudah berada di salah satu café ternama di Bangkok. Mereka bertemu sesuai dengan janji mereka kemarin, Piti mengajak Fah bertemu untuk membicarakan tentang masalah hubungan anak-anak mereka.
"Fah, sebelumnya maafkan aku karena aku telah menyembunyikan tentang hubungan KimPie. Aku tidak berniat untuk membohongimu tapi aku hanya menunggu waktu yang pas untuk berbicara denganmu. Aku tidak bisa memaksa Pie untuk menikah dengan orang yang tidak dicintainya. Pie sudah cukup menurut padaku, sejak ayahnya meninggal dia selalu mendengar semua perkataanku bahkan dia bersedia untuk meneruskan pembudidayaan ikan ayahnya sampai usaha ayahnya itu memenangkan pameran yang di Paris. Aku kasihan kalau harus mengatur kebahagiaannya lagi, dia sudah dewasa dan aku hanya ingin dia mencari kebahagiaannya sendiri" ucap Piti sambil menahan air matanya.
Mendengar omongan Piti yang memberikan Pie kebebasan untuk memilih kebahagiaannya sendiri, Fah jadi teringat Kim yang dari semenjak dia lahir dipaksa oleh papinya yaitu Tn. Suppanad untuk menjadi seorang laki-laki padahal Kim dilahirkan sebagai seorang perempuan. Kim sangat menderita karena yang seharusnya Kim tampil cantik dan mengenal boneka sejak kecil, tapi Kim malah diberikan mobil-mobilan bahkan tidak dibiarkan rambut Kim menjadi panjang. Sewaktu SD Kim pernah memelihara rambut agar menjadi panjang dan mengenakan pita di rambutnya, tapi Tn. Suppanad melihatnya dan pita yang dipakai Kim langsung di buang dan Kim di marahi habis-habisan oleh Tn. Suppanad, papinya. Fah melamun dan hanya menatap lantai. Fah memikirkan kesedihan dan kesengsaraan Kim yang sejak kecil dituntut untuk menjadi seorang laki-laki. Piti melihat Fah melamun langsung menyadarkannya dengan cara menepuk punggung tangan Fah secara pelan.
"Fah, kenapa kau melamun?" ucap Piti menepuk tangan Fah yang berada di atas meja.
"heh iya Piti, maaf aku sedang memikirkan Kim" ucap Fah setelah sadar dari lamunannya.
"memangnya ada apa dengan Kim?" ucap Fah sambil mengerutkan dahinya.
"aku kasihan melihat Kim yg dari dulu dipaksa oleh papinya untuk menjadi anak laki-laki. Papinya sangat ingin mempunyai dua anak laki-laki tapi ternyata aku melahirkan anak perempuan yaitu Kim makanya Kim dipaksa untuk menjadi laki-laki dan namanya pun nama seorang anak laki-laki" ucap Fah sendu.
"apa Kim bisa bertahan hidup dengan statusnya seorang anak perempuan tapi tidak pernah diperlakukan layaknya anak perempuan?" tanya Piti.
"Kim menerima semua yang diperlakukan papinya padanya, tapi aku tau sebenarnya dalam hatinya Kim menginginkan layaknya seperti anak perempuan yang dari kecil sudah menyukai boneka diperlakukan lemah lembut dan dapat mencintai seorang laki-laki tapi keadaan telah merubahnya dan sekarang Kim tumbuh menjadi seorang yang berjiwa laki-laki, tapi beruntungnya Kim memiliki kakak laki-laki yang sangat sayang dengannya, setelah papinya meninggal Van mendidik dan menjaga Kim layaknya seperti adik perempuan yang harus dia jaga, walaupun Van tidak bisa merubah penampilan Kim yang masih seperti laki-laki. Van sangat menyayangi Kim, dia tidak ingin adiknya menderita. Dia mendidik Kim tidak seperti papinya yang penuh dengan paksaan karena itu dia sangat marah dan kecewa saat dia tau Kim mengkhianatinya" ucap Fah menangis dihadapan Piti. Piti hanya dapat mengelus tangan Fah yang berada di atas meja. Fah dan Piti saling diam, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Keesokan harinya, Van sudah berada di Bandara dan menunggu seseorang. Kemudian seseorang yang ditunggu Van sudah hadir dan langsung berlari memeluk Van.
"Vannn..." teriak seorang gadis dan berlari memeluk Van.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HANDSOME GIRL SEASON 1
FanfictionCinta itu adalah anugerah. Cinta tidak dapat ditebak kapan datangnya dan kapan akan perginya. Cinta yang murni datang dari hati, cinta tidak melihat usia, tempat bahkan jenis kelamin pun akan buta di mata orang yang sedang jatuh cinta. Itu lah yang...