2 hari kemudian acara pesta penyambutan Van, seluruh keluarga KimVan datang dan juga tamu special yaitu keluarga Pie.
Fah dan Van sedang menyambut teman-teman dan keluarga yang diundangnya. Sedangkan Kim hanya duduk di taman sambil memainkan hpnya. Setelah beberapa menit mobil Alphard berwarna silver terparkir rapi di depan pintu masuk. Dan keluarlah wanita yang usianya tidak jauh dari Fah dan masih tetap terlihat muda. Kemudian diikuti seorang gadis yang memakai dress pink selutut dan memperlihatkan bahu mulusnya. Kim yang sedang duduk di kursi taman, langsung mengalihkan pandangannya pada gadis yang berdampingan dengan ibunya yang juga tak kalah cantik dari anaknya. Fah dan Van juga tersenyum merekah ketika melihat 2 orang tamu specialnya telah tiba di rumah mewahnya itu."Piti" sapa Fah pada teman SMAnya itu dan memeluknya.
"Pie, kau cantik sekali" ucap Van lirih tapi didengar oleh Pie.
Acara dimulai, semua tamu undangan mendengarkan sambutan dari Fah dan Van. Kim hanya menunggu di kursi tamu bersama dengan Pie dan Piti. Sesekali Kim melirik Pie yang begitu cantik menggunakan dress pink dan Pie juga melirik Kim yang begitu tampan dengan menggunakan kemeja dan tuxedo berwarna silver yang juga seragam dengan Van. Tapi Kim terlihat lebih tampan dengan gaya maskulinnya. Setelah acara penyambutan, kini acara bebas dan ada beberapa tamu undangan yang menyumbangkan suaranya untuk memeriahkan pesta penyambutan ini. Tak lupa dengan Van yang juga ikut bernyanyi ditemani oleh Fah maminya. Pie berjalan menuju pinggir taman dan duduk di dekat kolam ikan di daerah taman depan rumah KimVan. Kim menyadari Pie sudah tidak berada di depannya dan menyusul Pie ke pinggir taman dan mendapati Pie sedang duduk di kursi. Kim segera menghampiri Pie dan duduk di sebelah Pie.
"pasti kau senang hari ini akan membicarakan tentang perjodohanmu dengan P'Van. Dan kau berdandan special kan hari ini untuk bertemu dengan kakakku" ucap Kim tanpa melihat wajah Pie.Pie yang mendengar perkataan Kim disampingnya tidak dapat berbicara apa-apa.
Hati Pie terasa tertusuk mendengar Kim berbicara bahwa seakan-akan dia menerima perjodohannya dengan Van. Tanpa menjawab perkataan Kim, Pie segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju toilet. Kim mengikuti Pie sampai toilet dan saat Pie ingin masuk ke dalam bilik toilet. Kim segera menarik tangan Pie dan mendorong tubuh Pie untuk bersandar di dinding dan merapatkan tubuhnya pada Pie. Wajah mereka hanya berjarak beberapa senti. Pie bisa merasakan nafas Kim yang memburu dan terlihat jelas kesedihan di wajah Kim ketika menatap Pie. Beberapa detik mereka saling menatap, saling membaca tatapan penuh arti satu sama lain dan seperti mengerti apa yang mereka rasakan satu sama lain. Kemudian Kim segera mengangkat dagu Pie dan dengan perlahan mendaratkan bibirnya pada Pie. Melumat, merasakan, mengecup dan menggigit sedikit bibir bawah Pie. Pie menikmati permainan Kim di bibirnya dan membuat Pie ingin merasakan yang lebih. Entah dorongan darimana, tubuh mereka semakin memanas Kim semakin menarik Pie agar tubuhnya dengan tubuh Pie dapat menempel dan semakin merapatkan pelukannya di pinggang Pie. Tangan Pie mengelus lembut punggung Kim dan kemudian tangannya menjalar ke leher Kim dan mendorong leher Kim agar memperdalam ciumannya pada Pie. Sesekali Kim menarik bibirnya dari Pie untuk mendapatkan rongga udara. Terbesit senyum di bibir Pie saat Kim menarik bibirnya untuk mendapatkan rongga udara kemudian lanjut menempelkan bibirnya pada bibir Pie. Kini tangan Kim mulai nakal, tangan Kim menyusuri leher Pie kemudian menuju bahu Pie yang terpampang jelas di depan mata Kim. Kim mulai kehilangan arah, kini bibirnya berada di leher jenjang Pie dan melumatnya. Saat Kim ingin memberikan tanda di leher Pie, Kim tersadar bahwa Pie menggunakan baju yang tidak tertutup leher dan bahunya. Jika dia memberikan tanda di leher Pie maka semua orang akan menatap Pie aneh dan mami akan curiga. Akhirnya Kim memilih menarik bibirnya dari leher Pie dan ada raut kecewa dari wajah Pie.
"tidak mungkin aku memberikan tanda disitu Pie, nanti semua orang akan curiga" ucap lembut Kim sambil menunjuk leher Pie dengan mulutnya. Pie tersenyum kemudian memeluk tubuh Kim sangat erat dan membenamkan wajahnya di dada rata Kim.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HANDSOME GIRL SEASON 1
FanfictionCinta itu adalah anugerah. Cinta tidak dapat ditebak kapan datangnya dan kapan akan perginya. Cinta yang murni datang dari hati, cinta tidak melihat usia, tempat bahkan jenis kelamin pun akan buta di mata orang yang sedang jatuh cinta. Itu lah yang...