"lihat dia menggunakan tattoo di bagian tangan kirinya yang bergambar naga. Mungkin kita bisa mencari orang tersebut dengan petunjuk tattoo di tangannya" ucap Kim cerdik. Yang lainnya setuju dan mengangguk dengan ucapan Kim.
"coba putar saat dia keluar ruangan, mungkin kita bisa melihat wajahnya" ucap Kim pada orang tekhnis yang mengendalikan computer. Saat video itu terputar sewaktu orang yang dicurigai Kim keluar ruangan, Kim mendekatkan wajahnya pada computer, tapi Kim tidak dapat melihat dengan jelas wajahnya karena orang itu menggunakan topi yang menutupi wajahnya.
"ah, topi yang dipakainya menutupi wajahnya" ucap Kim kesal.
"mungkin, orang itu sudah tau bahwa wajahnya akan terekam cctv kalau dia tidak menggunakan topi" ucap Pie.
"berarti petunjuk kita hanya tattoo naga yang berada di tangan kanannya" ucap Kim tegas. Sorot mata Kim sangat terlihat serius dan Kim ingin sekali mengetahui siapa dalang dibalik insiden pamerannya itu.
Keesokan harinya, Kim mengunjungi ketua panitia bersama dengan Pie.
"pak, boleh saya tau anggota panitia bapak apakah ada yang punya tattoo seperti ini?" tanya Kim sambil menunjukkan foto tattoo orang yang dicurigainya kepada ketua panitia.
"maaf, anggota panitia saya tidak boleh ada yang memiliki tattoo" ucap ketua panitia itu.
"benarkah? Foto ini saya ambil dari tubuh anggota panitia bapak yang ada di ruangan panitia" ucap Kim memperjelas.
"tapi saya tidak mempunyai anggota seperti ini" ucap ketua.
"hm baiklah pak" ucap Kim.
Kemudian KimPie keluar ruangan ketua panitia, dan langsung merundingkan tentang informasi yang mereka dapat bahwa orang yang mereka curigai bukan anggota panitia. Kim menduga orang tersebut adalah orang gedung setempat karena tidak mungkin orang lain punya akses untuk masuk ke pameran itu bahkan masuk ke dalam ruang panitia. Kim berencana ingin langsung pergi ke gedung itu karena hari ini adalah pembersihan gedung setelah pameran itu diadakan. Selama di perjalanan menuju gedung, KimPie hanya saling memikirkan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.
"Kim, kamu tidak menghubungi Khun Suchai?" ucap Pie dan menatap Kim yang sedang menyetir di sampingnya.
"aku akan menghadap Khun Suchai jika aku sudah menemukan dalang dari semua ini, aku sudah coba menemui Khun Suchai waktu itu secara pribadi, tapi Khun Suchai bilang dia akan percaya jika aku membawa bukti bahwa ada yang menukar flashdisk ku" ucap Kim pada Pie. Pie segera mengelus lengan kiri Kim dan memeluk lengan Kim. Kim juga membalas dengan mencium pucuk rambut Pie.
Sampai di gedung, KimPie segera masuk dan mencari seseorang yang memiliki tattoo seperti yang di video itu. Kim yakin bahwa orang itu adalah orang sekitar gedung. KimPie terus memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang di dalam aula yang ada di gedung itu. Para panitia sedang membersihkan tempat acara pameran diadakan, Kim memperhatikan satu persatu para panitia yang sedang berbondong-bondong memindahkan property. Saat Kim sedang serius memperhatikan para panitia, tiba-tiba ada yang menepuk pundak Kim. Pukk..
"Kim" ucap seseorang yang berada di belakang Kim. Kim segera membalik badannya ke arah orang tersebut.
"P'Som?" ucap Kim pada Som.
"sedang apa kau disini?" tanya Som.
"ah tidak P'" ucap Kim singkat. Kim tidak ingin orang lain tau tentang rencananya untuk menyelidiki seseorang yang bertattoo naga tersebut.
"Kim, aku tau kau anak yang baik. Tolonglah patuh pada ibumu, dan rawat ibumu dengan baik. Kau sangat beruntung masih bisa memeluk dan mencium ibumu sedangkan aku sudah tidak bisa lagi, karena ibuku sudah di surga" ucap Som lembut dan memukul bahu Kim pelan.
"ah iya P', kau juga harus relakan ibumu yaa" ucap Kim pada Som dan memeluk Som kemudian menepuk punggung Som pelan. Kim mengenal Som karena Som adalah anak dari teman dekat ayahnya dan pernah bertemu di acara pameran.
"P' apa kau pernah liat orang..." Kim melepaskan pelukannya dan ingin menunjukkan foto tattoo orang yang dicurigainya tersebut, tapi ucapannya terpotong karena hp Som berdering. Som menggerakkan tangannya seakan berkata sebentar-aku-angkat-telfon-dulu pada Kim. Kim mengangguk pelan dan menunggu Som menerima telfon. Setelah Som menutup telfonnya, Som menatap Kim.
"Kim, maaf aku harus pergi sekarang.. aku lupa kalau aku ada meeting hari ini" ucap Som pada Kim kemudian bergegas pergi.
Setelah Som pergi, Kim berfikir mungkin Som tidak akan kenal dengan orang yang dicurigai Kim karena kesibukan Som yang membuat dia pasti tidak akan mengenal orang lain selain rekan-rekan pentingnya. Kemudian KimPie memutuskan untuk pulang dan mencari bukti selanjutnya esok hari.
Di tempat lain di hari yang sama, Yam sedang di jalan membawa mobilnya tiba-tiba Yam merasakan kakinya yang ngilu dan kram. Yam menghentikan mobilnya di tepi jalan dan mencoba mengolesi obat pada kakinya. Bukan sembuh tapi kaki Yam semain terasa kaku. Yam menghubungi Som untuk membantunya tapi Som tidak mengangkat telfonnya. Kemudian Yam memutuskan untuk menelfon Kim dan menyuruh Kim datang ke tempatnya saat ini. Kim yang sedang dalam perjalanan pulang, segera berbalik arah dan menuju tempat Yam berada.
Beberapa menit kemudian, KimPie datang dan langsung masuk ke dalam mobil Yam.
"kamu kenapa P'?" tanya Kim pada Yam.
"kakiku kram dan ngilu seperti waktu itu saat kita berenang bersama" jawab Yam sambil melirik sinis pada Pie. Pie hanya dapat menghela nafas.
"ayo kita ke dokter saja" ucap Kim.
"tidak usah, aku tidak apa-apa" ucap Yam berbohong karena tidak ingin Kim tau penyakitnya.
"tidak apa-apa bagaimana? Kamu seperti ini bukan hanya sekali P'" ucap Kim tegas. Kim terus memaksa Yam untuk ke rumah sakit, akhirnya Yam mengalah karena Kim tetap bersikeras untuk membawa Yam ke rumah sakit. Mereka pergi ke rumah sakit menggunakan mobil Kim, mobil Yam ditinggal ditempat dan Kim menyuruh Nann untuk mengambilnya.
Sampai di rumah sakit.
Kim menggendong Yam ke ruang UGD dan tentunya dengan izin Pie. Pie mengerti kalau saat ini Yam sedang tidak berpura-pura tapi tetap saja Yam dan Pie saling melempar tatapan sinis. Yam di periksa oleh dokter dan dokter mengatakan bahwa Yam mengalami kanker tulang kaki.
"apa?! kanker tulang kaki dok?" ucap Kim terkejut. Yam yang sudah mengetahui penyakitnya itu tertunduk dan menahan air matanya. Pie juga terkejut dengan penyakit Yam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HANDSOME GIRL SEASON 1
FanfictionCinta itu adalah anugerah. Cinta tidak dapat ditebak kapan datangnya dan kapan akan perginya. Cinta yang murni datang dari hati, cinta tidak melihat usia, tempat bahkan jenis kelamin pun akan buta di mata orang yang sedang jatuh cinta. Itu lah yang...