Seminggu kemudian, tepat hari ini Pie akan ke Nan untuk melihat perkembangan usaha ayahnya. Saat ingin siap-siap tiba-tiba hp Pie berbunyi.
"hallo, ada apa?" ucap Pie bermalas-malasan pada Kim yang menelfonnya.
"apa kau jadi pergi ke Nan hari ini?" tanya Kim dan sudah bersiap-siap untuk ke rumah Pie.
"iya, kenapa?" ucap Pie ketus.
"apa kau tidak ingat kesepakatan kita? Aku akan membantumu disana, kau tidak mungkin memakai bus pergi sendirian kan?" ucap Kim sambil membawa tas ranselnya ke mobil, Kim yakin pada akhirnya Pie akan mengajak Kim untuk menemaninya ke Nan.
"iya, aku ingat. Baiklah kau boleh menemaniku, setidaknya aku punya tumpangan dan tidak harus menggunakan bus" ucap Pie sambil tertawa kecil.
"baiklah, aku segera ke rumahmu" ucap Kim senang langsung menuju rumah Pie menggunakan mobil pagero nya.
Sampai dirumah Pie, Kim membantu Pie membawa barang-barang Pie, Pie membawa banyak peralatan kolam ikan yang dibawanya dari Bangkok untuk peternakannya di Nan karena di Nan belum cukup lengkap peralatan untuk kolam ikan.
Hanya menempuh waktu 2 jam menuju ke Nan karena tidak terlalu macet. Kalau keadaan macet butuh waktu 3-4 jam untuk sampai disana. (Note: Ini hanyalah imajinasi author dalam menentukan jamnya, aslinya kalau dari Bangkok – Nan membutuhkan waktu 9-12 jam menggunakan kereta)Nan pukul 10.00, KimPie segera mengunjungi rumah Paman Pie yang berada tepat di depan kolam peternakan ikan ayahnya.
"hallo paman dan bibi, apa kabar?" ucap Pie kemudian mencium tangan paman dan bibinya yang sedang duduk sambil minum teh di teras rumah. Kim hanya berdiri mematung sambil menenteng tas ransel Pie.
"oii Pie, keponakanku yang cantik. Kenapa kau tidak memberi kabar pada bibi jika ingin kesini?" ucap bibi Pie yang menarik Pie untuk duduk di sampingnya. Kim tetap berdiri mematung di depan pagar dan memanyunkan bibirnya karena Pie melupakan dia dan membiarkan Kim menenteng ranselnya. Pie, Bibi dan Paman masih asik mengobrol tanpa sadar ada orang yang sudah menunggu di depan pagar rumah.
"hmm.. aku seperti lupa akan sesuatu" berfikir sejenak kemudian..
"oii Kim.." segera berlari menuju pagar yang jaraknya hanya 3 meter dari teras rumah tetapi karena banyak pot dan tanaman, Kim sedikit terhalang dan tidak terlihat jika dari teras rumah.
"kenapa kau berdiri disini? Ayo masuk" ucap Pie ketus kemudian berjalan mendahului Kim. Setelah beberapa langkah, Pie kembali menengok ke belakang dan mendapati Kim tidak bergerak sama sekali dari tempat awal Kim berdiri.
"kenapa kau malah diam di tempat?" ucap Pie mendekati Kim dan menyerkitkan alisnya. Tanpa menjawab, Kim segera menunjukkan ransel Pie yang dibawanya sejak dari mobil kemudian memberikan pada Pie dengan cara sedikit melempar. Kemudian Kim berjalan masuk ke teras diikuti oleh Pie dengan memanyunkan bibirnya.
"beri salam pada Paman dan Bibiku" ucap Pie ketus kemudian menaruh ranselnya di kursi teras.
"sawasdee kha.. aku Kim" ucap Kim sambil menyatukan kedua telapak tangannya.
"apa kabar Kim? Sepertinya kau baru pertama kali kesini?" ucap Paman Pie dan menyuruh Kim duduk di sampingnya dan Pie duduk di samping bibinya.
"iya paman, aku baru pertama kali ke Nan" ucap Kim sambil tersenyum manis pada Paman dan Bibi Pie.
"oii Kim, kau sangat tampan" ucap Bibi sambil tersenyum pada Kim.
Kim hanya tersenyum dengan senyuman manisnya yang khas dan membuat Pie salah tingkah jika melihatnya. KimPie hingga malam hari hanya menghabiskan waktu untuk bersantai dan akan memulai kegiatannya pada esok hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HANDSOME GIRL SEASON 1
FanfictionCinta itu adalah anugerah. Cinta tidak dapat ditebak kapan datangnya dan kapan akan perginya. Cinta yang murni datang dari hati, cinta tidak melihat usia, tempat bahkan jenis kelamin pun akan buta di mata orang yang sedang jatuh cinta. Itu lah yang...