"lalu, kenapa kau bisa berpacaran dengan Kim? Apa kau menggodanya?" ucap Yam ketus kemudian mengangkat wajahnya dan menatap Pie dari cermin.
"maaf, jaga ucapanmu P'. Aku tidak pernah menggoda Kim!" ucap Pie ketus dan menatap tajam Yam.
"kalau bukan menggoda lalu namanya apa? hanya aku yang dapat mengerti Kim, dan tiba-tiba kau muncul di kehidupan Kim. Kau tau? Kim sudah berjanji untuk menikah denganku!" ucap Yam menghadap Pie dan menatap sinis Pie.
"aku tidak pernah menggoda Kim, dan sepertinya dia sudah melupakan janjinya padamu. Bukankah kalian hanya sebatas adik dan kakak? Mana bisa kalian menikah" jawab Pie.
"Kim bukan orang yang mudah melupakan janjinya, aku dan Kim memang seperti saudara tapi perasaan yang sejak dulu ada adalah perasaan cinta yang tidak pernah kami sadari. Dan saat kami sudah mengerti itu adalah perasaan cinta yang lebih dari sekedar adik kakak" ucap Yam dan melipat kedua tangannya di dada.
"aku tidak akan melepaskan Kim pada siapapun, dan aku tidak ingin ada orang yang merusak hubunganku dengan Kim. Kau mengerti?!!" lanjut Yam kemudian berjalan keluar toilet dan meninggalkan Pie sendirian.
Setelah Yam keluar, Pie menghela nafas panjang dan menyandarkan tubuhnya di dinding toilet. Pie memejamkan matanya dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Pie menangis dan memegang dadanya yang terasa sesak serta sakit ketika Yam bilang bahwa Kim sudah berjanji untuk menikah dengannya. Yam kembali ke meja Kim dkk, Kim menanyakan Pie pada Yam. Dan Yam menjawab bahwa Pie masih di dalam toilet dan tidak mau diajak kembali ke meja. Kim khawatir pada Pie dan segera bangkit dari duduknya untuk menyusul Pie ke toilet tapi tangannya di tahan oleh Yam.
"kamu mau kemana? Nanti Pie juga akan kembali" ucap Yam menahan tangan Kim yang akan pergi ke toilet.
"aku harus menyusul Pie" ucap Kim dan melepaskan tangannya dari genggaman Yam.Kim menyusul Pie ke toilet, sampai di toilet Kim melihat Pie yang sedang bersender di dinding dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Kim segera menghampiri kekasihnya itu.
"sayang, kamu kenapa?" ucap Kim dan mengangkat wajah Pie dengan jarinya dan menatap lekat Pie. Pie hanya menggeleng pelan dan menunduk.
"apa kamu sakit? Sebaiknya kita pulang aja yaa. Kamu kelihatan kurang sehat"ucap Kim dan memopong Pie keluar toilet dan menghampiri meja teman-temannya.
"aku dan Pie pulang duluan yaa. Sepertinya Pie sakit" ucap Kim dan dijawab anggukan oleh teman-temannya dan memberi ucapan pada Pie agar cepat sembuh.
"P' aku mengantar Pie dulu, kau pulang bersama P'Yam kan?" ucap Kim pada Van dan dijawab anggukan oleh Van.
"kamu mau kemana? Nanti kita pulang bersama-sama Kim" ucap Yam manja pada Kim sambil menatap tajam Pie yang berada dipelukan Kim. Pie memilih untuk memalingkan wajahnya dari tatapan Yam.
"maaf P', aku harus mengantar Pie. Aku pergi dulu" ucap Kim dan pamit pada semua teman-temannya.
"lagi lagi dia menolakku!!" batin Yam dan terlihat geram.
Di perjalanan pulang, Pie hanya sibuk dengan pikirannya sendiri. Beberapa menit kemudian, Pie membuka suaranya.
"Kim.. apakah kamu dan P'Yam..??" ucap Pie dan dipotong oleh Kim.
"sayang.. kita tidak usah membahas masalah itu dulu yaa. Kamu gak usah khawatir tentang P'Yam. Aku hanya mencintai kamu. Sebaiknya kamu tidur aja, nanti kalau sudah sampai rumah aku bangunin" ucap Kim memotong ucapan Pie. Kim mengira bahwa Pie ingin membahas tentang sikap Yam yang selalu bermanja-manja dengan Kim. Tapi sebelum Pie berfikir yang macam-macam, Kim sudah memberitahunya bahwa Kim hanya mencintainya seorang. Pie memilih diam karena tidak ingin berdebat dengan Kim. Ditambah dengan kondisi badannya yang juga sedang tidak sehat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HANDSOME GIRL SEASON 1
FanfictionCinta itu adalah anugerah. Cinta tidak dapat ditebak kapan datangnya dan kapan akan perginya. Cinta yang murni datang dari hati, cinta tidak melihat usia, tempat bahkan jenis kelamin pun akan buta di mata orang yang sedang jatuh cinta. Itu lah yang...