Terbesit senyum kecil di wajah Kim dan tiba-tiba Kim turun dari tubuh Pie kemudian tidur di samping Pie. Pie menyerkitkan keningnya dan menatap Kim. Kim mengelus bahu Pie, Kim menarik selimut untuk menutup tubuhnya dan tubuh Pie yang tanpa sehelai benang.
"kamu ingin aku melakukannya karena terpaksa agar orang lain tidak dapat memisahkan kita?" tanya Kim sambil menyamping untuk memeluk Pie.
"tidak seperti itu sayang, aku memang ingin melakukannya" ucap Pie menggeser tubuhnya untuk menghadap Kim dan wajah Pie kini tepat di depan wajah Kim.
"lebih baik kita tidur saja, aku tau kamu belum siap. Cara untuk saling memiliki bukan seperti itu, tapi dengan cara kita saling percaya, saling menjaga dan saling menghargai itu sudah termasuk bahwa kita saling memiliki" ucap Kim dan menaikkan tubuhnya sedikit dan tangannya disisipkan ke bawah kepala Pie untuk menjadikan tangannya sebagai bantal Pie dan memeluk Pie erat. Kini posisi Kim lebih tinggi daripada Pie. Pie mengerti maksud ucapan Kim, kemudian menengadah untuk tersenyum pada Kim. Pie memejamkan matanya saat bibir Kim menyentuh keningnya, kemudian Pie mencium dada Kim yang berada di depan wajahnya. Kim menggelinjang kegelian karena dadanya yang toples disentuh oleh bibir Pie yang menciumnya kilat. KimPie juga berusaha menahan hawa panas yang menyelimuti tubuh mereka. Bagaimana tidak? KimPie tidur sekamar tanpa sehelai benang pun dan tidak melakukan apapun selain berpelukan dan sesekali mencium bibir. Itu adalah siksaan yang berat terutama bagi Kim, walaupun bukan untuk pertama kalinya dia melihat tubuh Pie tapi tetap saja Kim harus menahan hasratnya untuk tidak berbuat sesuatu pada Pie.
Keesokan harinya, KimPie sedang dalam perjalanan menuju kampus. Kim ingin mengunjungi Khun Suchai dan meminta maaf atas apa yang terjadi kemarin. Saat KimPie berjalan di koridor kampus, seluruh mahasiswa menatap Kim haru dan ada salah satu mahasiswa yang tertawa karena ayahnya datang dan melihat presentasi Kim yang menjadi bahan tertawaan audience. Kuping Kim terasa panas mendengar mahasiswa itu meledeknya dan tiba-tiba Kim menarik kerah baju mahasiswa tadi dan memukulnya tepat di pipinya. Brukk.. mahasiswa itu terjatuh di hadapan Kim.
"coba katakan sekali lagi? Apa itu sangat lucu bagimu?!" teriak Kim dan menatap tajam mahasiswa tadi.
Saat Kim akan memukul mahasiswa itu lagi, Pie segera mencegahnya dan menyuruh mahasiswa itu pergi dari hadapan Kim. Mahasiswa itu pergi meninggalkan KimPie dan Kim masih terlihat sangat marah. Pie segera mengajak Kim ke kantin untuk meminum kopi, karena hanya kopi yang dapat merubah suasana hati Kim saat ini. Sampai kantin, Pie menyuruh Kim duduk, dan Pie pergi untuk memesan makanan dan minuman. Setelah Pie pergi, Peuy Jane dan Jeab menghampiri Kim dan menanyakan soal pameran. Peuy, Jane dan Jeab belum mengetahui insiden yang terjadi pada saat pameran karena mereka tidak termasuk dalam tamu undangan.
"Hai tampan.. kenapa kau melamun? bagaimana pameranmu kemarin?" ucap Peuy dengan gaya kemayunya dan duduk di samping Kim.
"Kim, apakah semuanya berjalan lancar?" tanya Jeab dan Jane.
"apa kalian belum mendengar beritanya?" ucap Kim datar.
"berita apa? kami belum mendengar apapun" tanya Jane sambil matanya berputar menatap Peuy dan Jeab. Kim hanya menghela nafas mendengar pertanyaan Jane.
Tak lama kemudian, Pie datang membawa makanan dan minuman untuk Kim. Pie terkejut melihat kehadiran Peuy,Jane dan Jeab yang sudah duduk bersama Kim. Pie menyuruh Peuy bergeser karena dia ingin duduk di sebelah Kim.
"Pie, lagi panas seperti ini kenapa kau membelikan Kim kopi? Seharusnya kau membelikan es biar segar huuuhhhfftt" ucap Peuy dan menggelinjang.
"kopi dapat membuat perasaanku jadi lebih baik" ucap Kim datar.
"sebenarnya apa yang terjadi si?" ucap Jane dan menatap KimPie bergantian. Dengan menghela nafas, Pie menceritakan semua insiden yang terjadi pada saat pameran berlangsung pada Jane,Peuy dan Jeab. Jane,Peuy dan Jeab terkejut mendengar cerita Pie.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HANDSOME GIRL SEASON 1
FanfictionCinta itu adalah anugerah. Cinta tidak dapat ditebak kapan datangnya dan kapan akan perginya. Cinta yang murni datang dari hati, cinta tidak melihat usia, tempat bahkan jenis kelamin pun akan buta di mata orang yang sedang jatuh cinta. Itu lah yang...