Part 30 (Perangkap Yam)

877 42 0
                                    

Setelah keluar ruangan, KimPie dan NHY masih membahas apakah orang itu benar orang yang dicurigai oleh Kim atau bukan. Sambil berjalan melewati koridor kantor polisi menuju parkiran.

"Kim, kau yakin kalau orang itu memiliki tattoo naga di tangannya?" tanya Nann sambil berjalan yang berada di sebelah Kim.

"aku sangat yakin Nann, tattoo itu ada di tangan sebelah kanannya. Aku melihat dengan jelas saat tangannya ada di stir mobil. Saat aku ingin melihat wajahnya, lampu lalu lintas sudah hijau dan saat aku mengejarnya untuk menghadang tapi aku terjebak lampu merah lagi jadi aku kehilangan jejaknya, untung aku sudah mengingat dan mencatat plat mobilnya" jelas Kim pada Nann.

"hm Kim, kau masih ingat P'Som yang waktu itu di wawancarai di tv beberapa hari sebelum acara pameran?" tanya Nann.

"iya ingat, kenapa memangnya?" ucap Kim.

"aku waktu itu melihatnya bersama P'Yam di café, apa mereka saling kenal?" ucap Nann dan menyipitkan matanya.

"aku tidak tau, P'Yam tidak cerita apa-apa padaku" ucap Kim.

"Kim, tapi aku sempat curiga pada P'Yam mu itu" ucap Hong yang tiba-tiba berjalan cepat mendahului Kim dan berjalan mundur untuk menghadap Kim.

"maksudmu apa Hong?" tanya Kim berhenti melangkah dan terkejut dengan ucapan Hong.

"yaa bukankah kau bilang orang itu pasti tidak jauh dari orang sekitar gedung. Dan bukankah P'Som itu salah satu orang gedung itu sebagai CEO team support? Serta P'Yam yang kelihatannya cemburu dengan hubunganmu dan Pie. Ahh tapi itu hanya dugaanku saja" jelas Hongyok.

"P'Som tidak mungkin melakukan itu, apa manfaatnya buat dia melakukan insiden itu? Aku dan P'Som juga tidak terlalu saling mengenal. Dia memang anak teman ayahku tapi aku baru bertemu dengannya di gedung itu" ucap Kim berfikir sejenak.

"sayang, kenapa kamu curiga sekali dengan P'Yam? Apa kamu juga ikut memperebutkan Kim seperti P'Yam dan Pie?" tanya Nann asal nyeplos sambil menatap Hongyok dan Pie bergantian.

"bodoh, kenapa pikiranmu kesitu!" ucap Kim dan memukul kepala Nann dan kembali berjalan.

"sayang! Orang lagi serius juga, kau bercanda terus!" ucap Hongyok menatap Nann dan berjalan meninggalkan Nann. Pie memutar matanya dan menyeringai pada Nann kemudian berjalan menyusul Hongyok.

"aku kan hanya mengira saja, aku takut kau juga memperebutkan Tom bodoh itu" gumam Nann sambil berjalan menyusul KimPie dan Hongyok.

Kim masih terus menunggu kabar dari kepolisian tentang identitas si pemilik plat mobil. Di samping itu, Kim juga mencari tau dan berusaha mengunjungi gedung itu lagi dan mencari seseorang yang di curigainya dengan ciri-ciri yang sama, memiliki tattoo naga di tangan kanannya. Sedangkan Yam, masih terus beristirahat di rumah, Fah selalu setia menjaga Yam dan selalu menemani Yam di kamarnya. Seperti hari ini, Fah membantu Yam untuk meminum obat dan makan siang.

"kamu istirahat yaa, mami ingin kamu sembuh sayang" ucap Fah dan mencium pucuk kepala Yam.

"iya mi, aku akan sembuh kok. Mami gak usah khawatir" ucap Yam dan tersenyum pada Fah.

Saat Fah ingin beranjak dari duduknya, Yam menarik tangan Fah.

"sebentar mi, ada yang ingin aku bicarakan" ucap Yam dan menarik tangan Fah untuk duduk kembali di pinggir tempat tidurnya.

"mi, apa mami sangat menyayangiku seperti anak mami sendiri?" tanya Yam dan menatap Fah.

"mami saaangaatt menyayangimu seperti putri mami sendiri. Walaupun Kim memang putri mami, tapi karena keinginan papinya Kim jadi seperti laki-laki dan tidak bisa mami perlakukan seperti putri mami" ucap Fah dan menangkup wajah Yam.

"hm bagaimana kalau aku mencintai Kim lebih dari seorang sahabat atau adik sendiri, mi?" ucap Yam masih lekat menatap Fah.

"kamu mencintai Kim?" tanya Fah terkejut dan mengendurkan tangkupan tangannya di wajah Yam. Kemudian, Yam mengangguk pelan.

"kenapa kamu bisa mencintai Kim? Bukankah Kim sudah seperti adikmu sendiri?" ucap Fah dan menatap seluruh wajah Yam.

"mami ingat sewaktu Kim mengantarku ke bandara 4 tahun lalu?" tanya Yam dan memposisikan tubuhnya untuk duduk di tempat tidur.

"iya, mami ingat" ucap Fah.

"saat itu Kim bilang jika dia sudah dewasa dia ingin tetap bersamaku dan menikah denganku. Setelah itu, aku pergi meninggalkan Kim selama 4 tahun, dan selama itu aku terus memikirkan Kim. Akupun tidak tau apa yang terjadi padaku hingga aku tidak bisa tanpa seharipun tidak memikirkan Kim. Dan aku mulai tersadar bahwa perasaan yang selama ini aku rasakan pada Kim adalah perasaan cinta yang sesungguhnya. Perasaan yang lebih dari seorang kakak, perasaan yang tidak pernah aku sadari, dan perasaan yang selalu aku sembunyikan atas nama seorang adik-kakak. Aku juga baru menyadari bahwa Kim juga merasakan hal yang sama denganku, hanya saja Kim belum menyadari dan goyah karena aku tidak berada di sisinya. Dan sekarang, aku tidak ingin menutupi perasaan itu lagi dengan status adik-kakak, aku ingin melindungi Kim, ingin menjaga Kim dan ingin menyayangi Kim sebagai pasangan hidupnya" ucap Yam menahan air matanya.

"sayang.." lirih Fah dan menatap lekat mata Yam yang sudah membendung air mata.

"tapi aku tidak tau, apakah Kim masih dapat menerimaku yang penyakitan ini? Apa Kim masih mencintaiku yang memiliki kanker tulang kaki seperti ini?! Seperti apa yang waktu itu mami janjikan padaku!" isak Yam dan memukul tulang kakinya.

"sudah Yam. Kim masih mencintaimu, mami tidak akan membiarkan Kim meninggalkanmu. Kami semua sangat menyayangimu" ucap Fah dan memeluk Yam erat. Yam membalas pelukan Fah, dan menangis di bahu Fah.

"mami sudah masuk dalam perangkapku" batin Yam dan tersenyum sinis di pelukan Fah.

MY HANDSOME GIRL SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang