"duduklah.. Mami tau kamu belum sarapan" ucap Fah lembut.
"aku akan sarapan di kantor mi" ucap Van.
"apa kamu tidak merindukan masakan mami? Ini nasi goreng kesukaanmu. Duduklah.." ucap Fah lembut sambil menarik tangan Van untuk menyuruhnya duduk. Van menurut dan duduk di hadapan Kim. Van masih mogok bicara pada Kim. Kim sudah tidak tahan dengan sikap kekanak-kanakan kakaknya itu.
"P'Van, kau mau minum apa? teh atau air putih?" ucap Kim terdengar ramah dan memecahkan keheningan diantara keduanya. Van tidak menjawab dan langsung menuangkan sendiri air putih ke dalam gelasnya.
"P' sampai kapan kau terus mau mendiamiku seperti ini? Aku sudah minta maaf padamu tapi kau terus mogok bicara padaku bahkan sampai P'Yam kembali kesini. Aku merindukan kita bermain bersama seperti waktu kecil P'" gumam Kim dan menatap wajah Van. Van tidak menghiraukannya, Van tetap focus menatap nasi gorengnya dan memasukkannya ke dalam mulut. Fah hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua anaknya.
"P' aku sedang bicara padamu! Aku mohon maafkan aku, jangan bertingkah seperti anak kecil!" ucap Kim dengan nada yang sedikit meninggi. Van semakin kesal dengan ucapan Kim, Van merasa Kim sudah merusak mood makannya pagi ini. Brakk.. Van menaruh sendoknya dengan kasar.
"moodku sudah hilang untuk sarapan mi, aku pergi dulu" ucap Van dingin dan langsung beranjak dari duduknya.
"P'!! apa dengan cara seperti ini kau bisa lebih baik?! Semakin kau melihatku, kau semakin terluka kan karena rasa bencimu itu, hah?! Hilangkan rasa bencimu!! Jangan biarkan kebencian menyelimuti hatimu P'!" teriak Kim sambil berdiri.
"kau yang membuatku seperti ini!! Kau yang membuatku membencimu!!" ucap Van menatap Kim dengan penuh amarah.
"cukup!! Kalian masih sangat kekanak-kanakan, apa ini yang namanya saudara? Bertengkar hanya karena seorang gadis?! Apa yang kalian dapatkan dari pertengkaran ini? Kalian sudah 4 tahun tidak bertemu dan sekarang bertemu hanya untuk bertengkar. Kalian hanya 2 bersaudara, jika mami sudah tidak ada kalian pasti saling membutuhkan. Belajarlah hidup rukun, mami tidak ingin disisa hidup mami melihat kalian hanya bertengkar seperti ini. Papi juga pasti sedih melihat anak-anaknya yang saling bertengkar" ucap Fah berdiri kemudian menjatuhkan badannya ke kursi meja makan dan menangis.
Kim dan Van terdiam mendengar perbicaraan maminya, mereka diselimuti amarah karena itu mereka tidak pernah berfikir tentang perasaan mami dan papinya yang kecewa melihat anak-anaknya bertengkar. Kim dan Van sebenarnya saling menyayangi dan saling merindukan tapi rasa benci dan marah yang tidak berujung menyebabkan mereka tidak mengerti perasaan masing-masing. Kim dan Van saling menatap kemudian berjalan menghampiri maminya yang sedang menangis. Kim dan Van memeluk Fah secara bersamaan. Dan ucapan maaf terdengar dari mulut KimVan yang sedang memeluk Fah. Fah menengadah menatap kedua anaknya dan tersenyum saat KimVan saling meminta maaf dan saling melempar senyum. Kim menatap Fah untuk mengatakan bahwa Kim ingin sekali memeluk Van, kemudian Fah hanya mengangguk dan tersenyum tanda bahwa Kim memang seharusnya memeluk kakak laki-lakinya itu.
"aku minta maaf P', aku sangat menyayangimu. Aku mohon mengertilah" ucap Kim memeluk Van erat.
"aku juga minta maaf Kim. Karena aku egois dan kekanak-kanakan" ucap Van membalas pelukan Kim.
"P' ternyata kau semakin pendek sejak tinggal di Australia" ucap Kim yang merasa dirinya lebih tinggi dari Van. Memang tinggi KimVan berbeda 2cm, dan lebih tinggi Kim yang seorang wanita. Van mengerutkan dahinya mendengar ucapan Kim, kemudian menarik tubuhnya dari pelukan Kim dan mengacak rambut Kim.
"ahhh P' aku sudah merapikannya dengan pomed" teriak Kim dan memanyunkan bibirnya karena rambut klimisnya di acak oleh Van. Van bersembunyi dibalik tubuh Fah saat mendengar teriakan Kim. Fah tersenyum melihat kedua anaknya yang sudah berbaikan. Fah memeluk lengan Van yang berada di belakangnya yang sedang bersembunyi dari teriakan Kim.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HANDSOME GIRL SEASON 1
FanfictionCinta itu adalah anugerah. Cinta tidak dapat ditebak kapan datangnya dan kapan akan perginya. Cinta yang murni datang dari hati, cinta tidak melihat usia, tempat bahkan jenis kelamin pun akan buta di mata orang yang sedang jatuh cinta. Itu lah yang...