Part 35 (Yam Siuman)

925 41 0
                                    

Mendengar ucapan NHY yang mendukung Pie untuk mengikuti pameran pembudidayaan ikan di Paris, Pie segera menatap Kim. Dan Kim masih terlihat belum mempunyai keputusan, karena dia masih trauma tentang pamerannya yang gagal dan masih merasa bersalah, karena pameran dia gagal pameran Pie pun juga terbengkalai. Suasana hening, Kim masih sibuk dengan pemikirannya sendiri, Pie melepaskan pelukannya dari Kim karena Kim sangat terlihat frustasi. Pie hanya bisa diam, dan Pie segera memesan kopi untuk Kim agar perasaan Kim dapat lebih baik.

"sudah jangan terlalu di fikirkan, minum dulu kopinya" ucap Pie pada Kim yang sedari tadi hanya melamun dan memandang kopi yang sudah Pie pesan.

"maaf, karena aku pameranmu juga terbengkalai" lirih Kim sambil perlahan meraih gelas kopi.

"tidak apa-apa, aku baik-baik saja" ucap Pie dan mengelus rambut Kim.

Nann dan Hongyok hanya tersenyum melihat KimPie yang saling perhatian satu sama lain.

Beberapa hari kemudian, Kim masih tetap diam dan terkadang sibuk dengan pemikirannya sendiri. Pie khawatir melihat Kim yang belakangan ini sering melamun, Pie sudah meminta kepada Nann untuk mencoba menghibur Kim dan menanyakan apa yang sedang Kim pikirkan. Tapi Kim selalu mengatakan bahwa dia tidak memikirkan apapun. Sedangkan kondisi Yam masih sama, tidak ada perubahan dan belum ada tanda-tanda bahwa Yam akan siuman.

Untuk masalah insiden pameran, Kim sudah menghadap Khun Suchai untuk memberitahu kejadian yang sebenarnya. Kim juga mengatakan bahwa ini adalah salah paham, Kim tidak memberitahu siapa dalang di balik semua insiden ini tapi Kim hanya meyakinkan Khun Suchai bahwa insiden saat pameran bukan keinginan Kim dan bukan rencana Kim untuk mengecewakan Khun Suchai. Khun Suchai perlahan dapat mengerti tentang penjelasan Kim dan Khun Suchai berdoa semoga ada jalan untuk Kim menjadi photoghraper karena itu adalah cita-cita Kim. Hanya saja, Kim belum terima dan masih penasaran apa tujuan Yam menggagalkan pamerannya.

Hari menuju pameran semakin dekat, Pie menghitung tanggal dan hari tepatnya H-12 acara pameran di Paris. Pie sebenarnya sedih karena dia tidak mengadakan pameran disana serta Pie juga mengecewakan ibunya yang berharap Pie dapat mewujudkan cita-cita ayahnya. Seperti hari ini, Pie yang sedang di kamar masih terdiam sambil melihat kalender. Sisa tanggal yang tidak di coret olehnya adalah 12 hari lagi. Pie menarik nafas berat dan menaruh kalendernya di nakas. Tak lama kemudian, seseorang membuka pintu kamarnya yang tidak di kunci.

"Pie, kenapa kau melamun?" tanya Piti menghampiri Pie yang sedang duduk di pinggir kasur. Piti melihat kalender yang sudah di croret oleh Pie. Piti mengerti apa yang dirasakan Pie saat ini.

"maaf bu, aku belum bisa mewujudkan cita-cita ayah" ucap Pie sambil menatap Piti.

"sayang, tidak semua yang kita harapkan di dunia ini akan terjadi. Walaupun kita sudah berdoa dan berusaha untuk mewujudkannya. Mungkin Tuhan mempunyai jalan lain untuk kebahagiaan kita" ucap Piti dan mengelus bahu Pie. Pie tersenyum dan mengangguk pelan mendengar nasihat ibunya.

Sementara di tempat lain tepatnya di café rumah sakit dimana Yam dirawat, Kim sedang menelfon Khun Jo untuk membicarakan masalah pameran Pie. Kim berusaha untuk mewujudkan impian kekasihnya itu.

"Kim, hari ini sudah H-12 kalau kau mau Pie ikut pameran kau harus segera mengurus dokumen untuk ke Paris. Aku sudah mendaftarkannya tapi untuk persiapan itu akan ditutup 2 hari lagi. Ini bukan pameran biasa Kim. Ini pameran yang di adakan oleh Tn. Peter Goettner pengusaha pembudidayaan ikan yang berasal dari Australia" ucap Khun Jo di telfon.

"aku tau Khun, aku juga tidak ingin Pie mengecewakanmu seperti aku mengecewakan Khun Suchai. Aku akan usahakan lagi" jawab Kim.

"baiklah Kim, aku tunggu kabar darimu" ucap Khun Jo kemudian menutup telfonnya.

Kim menghela nafas berat, Kim ingin Pie sukses dalam pamerannya tapi disisi lain dia harus merawat Yam, karena Fah tidak ingin Kim pergi jauh dari Yam. Fah merasa kasihan pada Yam, karena Fah tau orang yang dicintai Yam adalah Kim. Walaupun Fah tidak bisa memaksa Kim untuk menikah dengan Yam tapi setidaknya Kim bisa menemani Yam saat Yam terbaring di rumah sakit.

2 hari kemudian, Fah sedang menjaga Yam. Yam masih belum siuman, tapi kondisi tubuhnya mulai membaik. Kim sedang mengurus administrasi dan Van sedang berkonsultasi pada dokter tentang keadaan Yam yang sudah hampir seminggu di rumah sakit tidak sadarkan diri.

Fah sedang mengusap lengan Yam dengan kain basah. Fah sedikit bersenandung sambil mengelap sela-sela jari Yam. Saat menatap jari-jari Yam, tiba-tiba Fah melihat ada pergerakan di jari Yam. Fah terkejut dan segera memencet bel untuk memanggil dokter. Tak lama kemudian, dokter datang bersama dengan Van setelah selesai konsultasi. Dokter memeriksa Yam, dan seluruh keluarga hanya menunggu Yam di luar ruangan. Kim,Van dan Fah hanya berdoa agar Yam data siuman dan kembali sehat.

Beberapa menit kemudian, dokter keluar ruangan.

"syukurlah Ny.Yam sudah siuman" ucap dokter dan tersenyum pada Fah, Kim dan Van.

"benarkah??!!" ucap Fah dan langsung berteriak nama Yam sambil berlari masuk ke ruangan.

"terima kasih dok" ucap Van.

"berterima kasih lah pada Tuhan. Aku hanya perantara" ucap dokter kemudian berjalan meninggalkan Kim dan Van sambil tersenyum. Kim menunduk pada dokter dan tersenyum tanda terima kasih.

Fah sudah berada di ruangan dan berdiri di sisi Yam yang sudah siuman tetapi masih terlihat lemas.

"mami senang kamu sudah siuman Yam" ucap Fah dengan mata yang berkaca-kaca.

"iya mi, aku fikir aku sudah tidak bisa melihat mami" ucap Yam lirih dengan suara serak.

"kamu akan setiap hari bisa melihat mami" ucap Fah sambil mengelus rambut Yam. Yam tersenyum kemudian menatap seseorang yang di rindukannya berdiri di belakang Fah.

"Kim.." lirih Yam.

"P' syukurlah kalau kamu sudah siuman" ucap Kim tersenyum getir. Dari raut wajah Kim terlihat jelas bahwa dia sangat kecewa pada Yam.

Yam kembali sadar walaupun kakinya masih belum pulih dan Yam masih belum di perbolehkan untuk turun dari tempat tidur. Pie juga datang saat Kim memberi kabar bahwa Yam sudah siuman. Saat ini semua keluarga focus pada kesehatan Yam. Tapi Kim masih belum bisa memaafkan dan masih merasa kecewa saat dia menatap Yam yang seperti tidak mengetahui apapun.

Sore harinya, Kim mengantar Pie pulang, di kamar Yam hanya ada Fah yang duduk di sisinya dan Van yang sedang membaca koran di sofa. Yam meminta Fah untuk mengambilkan hp nya di laci. Yam mengaktifkan hp nya dan melihat ada banyak panggilan tidak terjawab dan pesan untuknya. Saat dia membaca satu persatu pesan yang di terimanya, Yam terkejut dan menutup mulutnya.

MY HANDSOME GIRL SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang