'Yam kau dimana? Aku hal penting yang harus aku bicarakan padamu'
'Yam, kau dimana? Kita harus ketemu. Kim hari ini ke kantorku dan Kim sudah mengetahui bahwa aku yang menukar flashdisk nya di ruang administrasi. Dia juga tau bahwa kau yang menyuruhku karena kau tidak ingin Kim meninggalkan ibunya yang sedang sakit keras'
'apa kau sudah bertemu dengan Kim? Aku sudah memberinya nasihat agar dia lebih berbakti pada ibunya sebelum dia menyesal sepertiku'
Som mengirim pesan pada Yam, setelah KimPie dan NHY bertemu dengannya di parkiran gedung dan membuat Som babak belur di pukul oleh Kim. Som tidak mengetahui keadaan dan keberadaan Yam saat ini. Som berfikir mungkin Kim sudah berdamai dengan keluarganya dan tidak jadi pergi keluar negeri. Yam terkejut karena Kim sudah mengetahui perlakuan jahatnya. Tega menggagalkan pameran Kim agar Kim tidak pergi ke Paris bersama Pie dan tega membohongi teman dekatnya sendiri yaitu Som. Yam menahan tangisnya karena ada Fah dan Van yang sedang menjaganya. Fah sedang sibuk dengan hp nya dan Van sedang sibuk dengan koran yang dibacanya.
Beberapa jam kemudian, Kim sudah kembali ke rumah sakit setelah mengantar Pie. Yam terus menatap Kim, tapi Kim bersikap acuh pada Yam. Yam dapat melihat kekecewaan di mata Kim. Yam ingin menjelaskan tentang insiden pameran yang digagalkannya pada Kim.
"mami, Van boleh tinggalkan aku dengan Kim berdua?" ucap Yam menatap Kim.
"kamu kenapa sayang? Kenapa mami dan Van tidak boleh mendengar kalian berbicara" tanya Fah sambil mengerutkan dahinya.
"ada yang harus aku bahas dengan Kim mi, aku mohon" pinta Yam pada Fah.
Akhirnya Fah mengerti dan meninggalkan Kim dan Yam di kamar.
"Kim.." lirih Yam dan menatap Kim sendu.
"aku melihat kekecewaan di matamu" ucap Yam serak pada Kim yang masih menunduk di sofa.
Kim mendongak mendengar ucapan Yam. Kim menghampiri Yam, dan berdiri di samping Yam. Yam segera membetulkan posisi duduknya dan bersender di kasur rumah sakit.
"apa maksudmu?" ucap Kim sambil menatap Yam.
"aku minta maaf karena semua yang sudah aku lakukan" ucap Yam dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya. Kim menarik nafas berat mendengar ucapan Yam.
"apa tujuanmu melakukan itu P'?" tanya Kim.
"aku hanya tidak ingin kehilanganmu. Aku tidak ingin kamu pergi ke Paris bersama Pie dan kita berpisah lagi" jawab Yam.
"tapi kamu tau? Kamu sudah menghancurkan mimpiku P'" ucap Kim sambil mengeratkan giginya.
"iya Kim, aku tau aku sangat bersalah padamu. Aku melakukan itu karena aku mencintaimu, aku tidak ingin kehilanganmu" ucap Yam menggenggam tangan Kim.
"tidak! Kamu tidak mencintaiku. Kamu menghancurkanku P'. Kamu menghilangkan mimpiku" ucap Kim dan menghempaskan tangannya yang digenggam oleh Yam.
"aku sangat mencintaimu Kim. Aku tidak ingin kehilanganmu. Aku tidak rela jika kamu menikah dengan Pie. Kamu harus menikah denganku sesuai dengan janjimu di Bandara 4 tahun yang lalu" ucap Yam tegas sambil air matanya terus mengalir.
"waktu itu aku masih SMA, aku tidak mengerti arti sebuah pernikahan. Dan sekarang aku sudah menemukan teman hidupku yang akan bahagia bersamaku di sisa hidupku" jelas Kim.
"Kim, tapi aku mencintaimu lebih dari sekedar adik-kakak. Bukankah kamu juga mencintaiku karena dari kecil kita sudah bersama, hanya saja kita tidak menyadari perasaan itu" ucap Yam.
"P' cinta dan sayang sangatlah berbeda. Perasaan sayang adalah takut kehilangan, dan perasaan cinta adalah takut menyakiti. Perasaanmu adalah perasaan sayang dan perasaan sayang itu kepada siapapun termasuk aku sebagai adikmu P'" jelas Kim dan membuat Yam terdiam.
"Kim... maafkan aku" gumam Yam sambil menunduk.
"sudahlah P', itu sudah berlalu dan aku tetap tidak bisa mengikuti pameran. Yang saat ini kamu harus pikirkan adalah tentang kesehatanmu" ucap Kim sambil menarik selimut untuk Yam dan menyuruh Yam berbaring kembali.
"lalu bagaimana dengan pameran Pie?" tanya Yam sambil menatap Kim yang sedang menarik selimut dari kakinya.
Degg.. Kim kembali teringat dengan pameran Pie. Dan hari ini adalah hari terakhir persiapan.
"aku tidak tau, aku sebenarnya tidak ingin Pie mengecewakan dosennya seperti aku mengecewakan Khun Suchai" gumam Kim dan menunduk.
"yasudah kalau begitu, kenapa kau malah disini cepat temui Pie dan persiapkan semuanya" ucap Yam.
"semua sudah terlambat. Persiapannya sudah ditutup hari ini" ucap Kim sambil berjalan menuju jendela di kamar inap Yam.
"benarkah? Memang perusahaan mana yang memiliki project itu?" tanya Yam sambil menatap punggung Kim.
"acara itu project dari Tn.Peter Goettner pembudidayaan ikan asal Australia. Dan tahun ini dia mengadakan pameran di Paris" ucap Kim sambil terus menatap jendela dan melihat ke arah langit senja pada sore hari.
"Tn.Peter??!!" tanya Yam terkejut.
"iya, memang kamu mengenalnya?" ucap Kim tanpa menoleh ke arah Yam.
"aku sedikit mengenalnya, karena 2 tahun yang lalu aku pernah menjadi relasinya" ucap Yam sambil berfikir.
"benarkah?? Kamu tidak bercanda kan P'?" ucap Kim sontak langsung berbalik badan dan menatap Yam dari jendela.
"aku serius. Sebagai permintaan maafku, aku akan berusaha agar Pie dapat menyusul dan mengikuti pameran itu" ucap Yam tegas.
"caranya?" tanya Kim dan mendekati Yam.
"aku akan menghubungi rekanku di London dan meminta koneksi agar aku dapat berbicara dengan Tn.Peter secara langsung. Tn.Peter tidak boleh melewatkan ternak ikan Pie yang akan aku sulap menjadi indah dan mempunyai nilai seni yang indah" ucap Yam menatap Kim.
"apa maksudmu P'?" tanya Kim bingung.
"serahkan semuanya padaku Kim, aku jamin Pie akan menang dalam pameran ini. Kamu hanya perlu memberi kabar pada Pie dan mempersiapkan dokumen untuk Pie keluar negeri." jelas Yam.
"tapi kamu yakin P'?" ucap Kim ragu-ragu.
"aku sangat yakin. Apa kamu lupa aku kan juga bekerja di perusahaan kelautan dan perikanan di London? hm" ucap Yam dan menaikkan alisnya pada Kim.
"ah satu lagi, kamu juga harus menyiapkan dokumen untuk ke luar negeri ya Kim karena kamu akan ikut dengan Pie" tambah Yam dan tersenyum pada Kim.
"apa?!!" ucap Kim terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HANDSOME GIRL SEASON 1
FanfictionCinta itu adalah anugerah. Cinta tidak dapat ditebak kapan datangnya dan kapan akan perginya. Cinta yang murni datang dari hati, cinta tidak melihat usia, tempat bahkan jenis kelamin pun akan buta di mata orang yang sedang jatuh cinta. Itu lah yang...